BAB 22

75 4 4
                                    

Rora berjalan ke arah balkon dengan air mata yang masih mengalir.Ia tak percaya reval membentaknya dengan kata kata yang cukup pedas,bahkan setelah ia memerima telpon dari seorang perempuan dengan rengekan manjanya,belum lagi reval juga melupakan hari ulang tahunnya.

"Inikah kado di hari jadinya tahun ini?batin rora.

Matanya tertuju pada jari yang terpasang cincin pernikahannya bersama reval

"Apa ini saatnya gue ngelepas loe?tanya rora pada cincin dijarinya.

Rora mengusap wajahnya beberapa kali.Ia tak mempedulikan wajahnya yang tampak kacau.Siapapun bisa menebak jika saat ini ia sedang tidak baik baik saja.

Rora berjalan ke kamar,berdiri tepat didepan cermin.Ia mencepol rambutnya lalu rora membuka pintu kamar.

"Minah...panggil rora.

"Minah...rora kembali memanggil minah dengan suara sedikit keras agar minah mendengar.

Dan hal ini nyatanya mengundang Reval bertanya tanya.

"Iya mbak.Sahut minah yang langsung nsik kelanai dua menemui sang majikan.

"Maaf mbak saya ditaman belakang.jawab minah kembali.

"Iya minah tidak apa apa.Tolong sampaikan sama supir,siapkan mobil untuk saya pakai.ucap rora.

"Baik mbak.sahut minah yang segera pergi menemui supir pribadi dirumah ini.

"Dia mau kemana?batin reval.

Didalam kamarnya,reval gelisah.Bagaimana tidak,ia mendengar rora meminta supir untuk menyiapkan mobil yang akan dipakai.

Sementara ia tidak tau rora akan kemana.....

"Apa rora.....,batin reval

"Oh shitttt! Maki reval selanjutnya tanpa bisa berbuat apapun.

****

"Minah saya pergi dulu.ucap rora saat akan masuk ke mobil.

"Mbak rora mau kemana?tanya minah.

Rora hanya tersenyum,kemudian masuk kedalam mobil.

Reval melihat rora dari tirai kamarnya.Perasaannya bercampur aduk,namun ia tak tau apa yang harus ia lakukan.

"Jalan pak.ucap rora pada sang supir.

"Mbak,mau kemana?tanya sang supir setelah keluar dari gerbang kediaman sang majikan.

"Muter muter aja dulu pak.Cari angin.Jawab rora sembari terus menatap cincin pernikahannya yang melingkar cantik dijarinya.

Rora hanya membutuhkan asupan oksigen,agar otaknya bisa jernih kembali.Terlebih,kini ia tengah menyusun skripsi dimana itu artinya ia juga akan menghadapi sidang meja hijau,lalu setelahnya ia akan wisuda dan barulah menyandang gelar sarjana.

Senyumnya terukir saat membayangkan ia bisa menjadi seorang sarjana,namun disaat yang bersamaan,senyum itu pun pudar kembali.Mengingat runyamnya hubungan ia dan Reval.

"Mbak...panggil sang supir membuat lamunan rora yang senak tadi buyar seketika.

"Iy_ya pak.sahut rora.

"Ini kita sudah muter muter dari tadi.Maaf mbak,mbak rora mau saya anter ke mana ya?tanya sang supir sopan.

"Ke toko coklat aja deh pak.Ucap rora.

"Baik mbak,jawab sang supir yang langsung memutar arah menuju toko coklat.

Sementara Amara,tengah memikirkan cara agar Reval tak lagi menghindar darinya.Bagaimana pun,ia sudah terlanjur jatuh pada pesona seorang Reval Adriano seorang Ceo Adriano Company yang berstatuskan sebagai suami dari Aurora Ziffa Anaya.

AROGANTSI REVAL 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang