BAB 5

60 2 0
                                    

Reval melempar asal kunci motor nya saat ia baru saja masuk kedalam apartemen miliknya.Dadanya masih bergemuruh.Ia kesal,namun ia tak tau kekesalannya ini murni karna seorang Aurora Ziffa Anaya atau...ah entahlah.Rasanya kepala Reval ingin pecah memikirkan hal ini.

"Kring...

"Kring...

"Kring...

Reval merogoh hp yang ada didalam saku celananya.

Amara.

Segera ia menggeser tombol hijau pada layar hpnya.

"Hallo.Ucap reval.

"Maaf pak reval,mengganggu waktu nya.

"Saya ingin membahas sedikit tentang kerja sama ini.ucap Amara.

"Bagaimana jika besok kita umumkan kerja sama kita melalui pers sebagai langkah awal.Ucap amara kembali.

"Baikalah,saya setuju.Kamu atur saja bagaimana semestinya.ucap Reval.

"Besok jangan lupa mengahadiri acara penting tepat jam 10 : 00 pagi pak reval,di mall kami.Ucap Amara kembali.

"Baiklah besok saya akan hadir dengan tiga rekan bisnis saya.Ucap Reval.

"Terimakasih pak reval.

Klik.telpon ditutup oleh Amara.

Tampak Reval mengetikkan sesuatu dibenda pipih miliknya.

"Ting

" 1 pesan masuk.

Daniel langsung membuka pesan tersebut saat tau siapa pengirimnya.Ingatannya langsung mengarah pada ucapan Rio.

"Semoga ini bukan awal dari prahara rumah tangga loe,Val.gumam Daniel.

Baru saja Daniel meletakkan ponselnya diatas meja,kini sudah berdering nyaring.

"Hallo Yo.Ucap daniel.

"Niel,loe terima chat dari Reval kan?tanya Rio to the point

"Ya.Jawab Daniel singkat.

"Apa kita turut hadir?tanya Rio.

"Kita datang aja Yo,biar kita tau gimana harus ngelindungi Aurora,jika ucapan loe terbukti.Ucap daniel.

"Oke,gue kabari Aska dulu.Ucap Rio yang langsung mengakhiri panggilannya.

"Jangan salahkan gue Val,kalau gue sendiri yang nantinya akan ngelindungi istri loe.Gumam Daniel setelah telpon dari Rio berakhir.

****

Sementara di kamar,Aurora tengah berkutat dengan laptotpnya.Perempuan cantik ini begitu serius mencari referensi untuk ia menyelesaikan skripsinya.

"Mbak...

"Mbak rora...

Terdengar suara minah memanggilnya dari luar kamar.

"Iya minah.Sahut rora dari dalam sedikit teriak.

"Mbak,makan dulu.Dari tadi belum ada makan.Ucap minah.

"Nanti aja minah.saya masih ngerjakan bahan untuk skirpsi akhir.Teriak rora kembali

Minah pun kembali turun ke lantai bawah.

Hari tampak mulai gelap.Rora memegang lehernya secara bergantian.Seolah meregangkan otot otot lehernya yang lelah.

Ia menghela nafas sejenak saat pikirannya teringat dengan kata kata Reval yang tak perlu menyiapkan makan malam,itu berarti seorang Reval Adriano tak kan pulang malam ini.

AROGANTSI REVAL 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang