Beberapa hari setelahnya, seorang gadis terlihat mengambang di dalam sebuah tabung yang berisi cairan. Matanya terpejam dan di tubuhnya hanya ada sepasang dres putih panjang yang tidak menutupi kedua bahunya. Rambut merahnya melayang dan sesekali ada gelembung kecil yang keluar dari mulut gadis itu.
Ada beberapa kabel yang terpasang pada tubuh gadis yang ada di tabung itu. Kabel itu terhubung ke luar kabel dan menjadi koneksi antara didalam dan di luar tabung. Orochimaru yang terkenal dengan julukan sannin ular, tengah meneliti di luar tabung sembari memegang papan kayu di tangannya.
Tiba-tiba, Kabuto langsung datang dari pintu, “Tuan Orochimaru, Sasuke datang menemui anda.”
“Aku tidak menyangka anak itu akan datang kepadaku secepat ini.” Orochimaru menyeringai.
“Apa yang harus saya lakukan? Sepertinya keadaannya tidak baik-baik saja karena tanda kutukan.”
“Bawa dia kesini, Kabuto.”
“Baik, Tuan Orochimaru.” Kabuto menunduk dan pergi.
Beberapa saat menunggu, Kabuto datang kembali ke ruangan itu dengan Sasuke di belakangnya. Anak lelaki berambut hitam seperti pantat ayam itu terlihat lelah karena pertarungannya dengan Naruto. Tapi, Sasuke sama sekali tidak membuka celah dan tetap waspada pada lingkungan sekitarnya.
Sampai, matanya menatap sosok gadis di dalam tabung.
“Rumi nee, si dobe bilang, Kakak mengajarinya membuat onigiri.” Sasuke datang kearah Narumi yang sedang berteduh di bawah pohon, dengan alas dan keranjang rajut.
Gadis itu menoleh, “Lalu Sasuke ingin apa?”
“Aku juga ingin belajar membuat Onigiri.” Sasuke menjawab dengan penuh tekad.
“Tidak berlatih dengan Itachi dan Shisui nii?”
“Mereka mengabaikanku.” Sasuke cemberut, “Dan Naruto terus mengejekku. Aku tidak suka.”
“Baiklah, Kakak akan ajarkan.”
Mereka berdua akhirnya membuat onigiri di bawah pohon. Tak jauh dari sana, Itachi dan Shisui terlihat sedang berlatih, seperti biasanya. Naruto menyempil diantara mereka dan hanya menjadi anak bawang yang diberikan beberapa kunai untuk dilempar.
Sedangkan di sisi Sasuke dan Narumi saat ini berada, Sasuke berjuang keras untuk membentuk kepalan nasi itu menjadi bentuk onigiri yang seperti biasanya. Narumi terkekeh lucu dan sedikit menyeka keringat yang berada di dahi anak itu. Hari ini lumayan panas dan matahari mulai naik ke atas kepala.
Hingga tiba-tiba, Naruto datang dan mengejek Sasuke, “Hahaha, apa-apaan dengan bentuk onigiri mu itu. Aku bahkan lebih baik melakukannya.”
“Diam kau, dobe!” seru Sasuke tidak terima.
“Dasar teme, hahaha.”
Pluk.
Karena kesal, Sasuke melempar kepalan nasi di tangannya kearah Naruto dan mengenai wajah anak dengan rambut pirang itu. Tidak terima dengan itu, Naruto menatap Sasuke kesal dan ingin membalasnya dengan melempar nasi yang ada di keranjang sebelum Narumi menahan tangan Naruto yang mulai terulur.
“Hentikan kalian.”
“Kakak, si teme yang duluan melempar ku!”
“Apa-apaan kau, dobe! Kau yang duluan mengejekku!”
“Sasuke teme!”
“Dobe Naruto!”
“Sudahlah kalian berdua!”
Mendengar suara keras itu, Sasuke dan Naruto berhenti dan saling memalingkan wajah dengan raut wajah kesal. Narumi menghela nafas lelah dan mencoba membuat kedua anak itu akur kembali. Tangannya masing-masing memegang bahu Sasuke dan Naruto dengan lembut.
Narumi melihat Naruto, “Naruto, jangan mengejek Sasuke seperti itu. Bentuk onigirimu lebih parah dari Sasuke saat kamu membuatnya pertama kali.”
Baru saja Sasuke ingin mengejek lagi, Narumi beralih menatap Sasuke, “Dan kamu, Sasuke. Jangan melempar seseorang dengan nasi. Itu tidak sopan. Dan nasi adalah makanan yang harus kita syukuri. Jangan membuangnya seperti itu.”
“Maafkan kami, Kakak.” Naruto dan Sasuke serempak mengatakan itu sembari menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah.
Setelah itu, Narumi menyuruh Sasuke dan Naruto untuk berbaikan dan bersalaman sebagai tanda perdamaian. Walau terasa tak ikhlas dengan apa yang dilakukan Sasuke dan Naruto terhadap satu sama lain, Narumi hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dan tak lama setelahnya, Itachi dan Shisui datang kesana.
“Ada apa ini? Kedua anak nakal ini kembali bertarung?” Shisui menatap bergantian antara Naruto dan Sasuke.
Itachi menatap Sasuke tegas, “Sasuke?”
Melihat tatapan Kakaknya, Sasuke langsung berlari kearah Itachi dan bersembunyi di belakang tubuh Itachi, memeluknya dengan sangat erat. Anak itu tau jika Kakaknya akan luluh hanya dengan sentuhan ini. Dan benar, itu berhasil.
“Tidak apa-apa, ini juga salah Naruto. Kalian berdua pasti lelah. Mari kita mulai makan siang.” Narumi akhirnya mengakhiri ini.
Di bawah pohon yang teduh itu, tiga orang dan dua anak itu makan siang bersama dengan diselingi cerita dan tawa yang menyenangkan. Sangat indah untuk mengingat kenangan itu saat keadaan terasa damai bagi mereka. Harapan jika semuanya akan seperti ini selamanya.
Rumi nee? Batin Sasuke.
Kening anak itu berkerut dan sedikit ada denyutan nyeri di kepalanya. Tapi, Sasuke mencoba menahannya selagi ia bisa. Melihat Orochimaru dan Kabuto terlibat obrolan serius, Sasuke di tinggalkan di salah satu kursi disana sendirian, mendapatkan kesempatan untuk terus melihat kearah gadis yang berada di tabung.
Tapi siapa ‘Rumi nee’? Aku bahkan tidak mengenalnya. Batin Sasuke lagi.
Kepalanya langsung berputar sebelum suara Orochimaru memotongnya, “Sasuke.” Panggilnya.
Kepala itu menoleh kearah Orochimaru dan Kabuto berada, “Kenapa?”
“Untuk memulihkanmu, aku harus menelitimu terlebih dahulu. Apakah tidak masalah bagimu untuk memasuki tabung cairan dan tidak sadarkan diri selama beberapa hari?” tanya Orochimaru dengan seringai lebarnya.
“Aku tida peduli.” Sasuke menatap Orochimaru dengan datar, “Lakukan sesukamu selagi itu memberikan kekuatan yang kau janjikan.”
“Fufufu, aku pasti akan memberikanmu kekuatan, Sasuke.”
Pada akhirnya, Sasuke melalui beberapa prosedur sebelum dimasukan kedalam tabung berisi cairan. Sebelum tak sadarkan diri, Sasuke melihat kearah gadis di dalam tabung yang berada di sisinya. Gadis itu masih terpejam dengan nyaman, seakan bermimpi tentang sesuatu. Dan saat itu, hanya kegelapan yang menguasai Sasuke.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)
FanfictionNamikaze Narumi adalah anak sulung dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Ia berteman dengan anak-anak Uchiha dan membangun hubungan yang baik dengan murid-murid yang di bimbing Ayahnya di dalam sebuah tim. Tapi dengan berbagai tragedi y...