Setelah berlatih cukup lama, Sasuke diberi waktu istirahat oleh Kabuto dengan luka-luka dan cadangan cakra yang bahkan tidak bisa membuat tubuhnya berdiri dengan benar. Orochimari masih di sibukan dengan penelitiannya di ruang kerja sedangkan Kabuto harus mengurus hal lain setelah mengajari Sasuke.
Dan untuk Aoi sendiri, Sasuke menemukannya di luar.
Kabuto mengijinkan Sasuke untuk keluar dari markas Orochimaru, sekedar jalan-jalan di daratan dan menghirup udara segar yang di hasilkan pepohonan yang mengelilingi mereka. Sasuke setuju dan memilih untuk beristirahat di luar.
Tanpa di sangka-sangka, Aoi juga berada di luar markas Orochimari. Masih dengan rambut merah panjangnya yang di kepang dan dres putih selututnya. Ada keranjang rajut di lengannya yang berisi beberapa tanaman. Posisi gadis itu berada tak jauh dari posisi Sasuke saat ini.
Aoi sendiri sedang mengambil tanaman obat yang ia temukan di hutan sekitar markas. Ini sudah menjadi kegiatan rutinnya menjelang sore. Tidak ada hal lain yang bisa Aoi lakukan di markas Orochimaru selain berlatih dan memperkuat dirinya. Maka dari itu ia suka membaca buku yang berkaitan dengan medis dan tertarik dengan tanaman obat.
Beberapa waktu berlalu, langit mulai terlihat gelap. Sasuke yang sedari tadi sudah bersandar di salah satu pohon, memiliki nafas yang berat dan panas. Keningnya berkerut dan ada keringat dingin di wajahnya. Kedua matanya tertutup dengan sangat rapat, terlihat tidak nyaman dengan kondisi ini.
Di sisi lain, Aoi sudah berhenti mencari tanaman obat dan berjalan mendekat kearah Sasuke berada. gadis tanpa ekspresi itu tidak berbicara dan langsung meletakan tangan kirinya di dahi Sasuke. Tak lama, cahaya hijau keluar dari telapak tangannya dan mengalir dari dahi Sasuke.
Sinar hijau dari jutsu medis itu memantulkan cahaya dari masing-masing wajah mereka. Langit semakin gelap dan kegelapan menyelimuti mereka. Setelah melihat Sasuke tidak merasa gelisah lagi dalam tidurnya, Aoi mengambil Sasuke di punggungnya dan membawanya kembali ke markas Orochimaru.
Kedua mata Sasuke terbuka perlahan, mengerjap, “Itachi nii...?” racaunya.
“Hn.”
“Ibu dan Ayah...”
“Ssst, tenanglah, Sasuke.”
Dengan lembut, Aoi menepuk pantat Sasuke untuk menimangnya agar tidur kembali dengan nyenyak. Sasuke sempat melirik kearah Aoi dengan lemah sebelum kembali terlelap tidur di punggung Aoi. Mencium aroma tubuh yang menenangkannya.
Sesampainya di kamar pribadi Sasuke di markas Orochimaru, Aoi menurunkannya perlahan ke atas ranjang. Gadis itu kembali menyimpan tangannya di dahi Sasuke. Bukan untuk memberikan penanganan medis, tapi hanya untuk mengeceknya. Tapi, sepertinya Sasuke sudah lebih baik dengan apa yang ia lakukan padanya tadi.
“Apakah dia sakit?” Kabuto tiba-tiba datang, menatap kearah Sasuke.
“Hn.”
Kening Kabuto berkerut, “Benar-benar anak yang bermasalah. Sangat cocok menjadi tubuh baru Tuan Orochimaru.”
Aoi tidak menjawab.
“Tolong jaga dan obati dia, Aoi. Tuan Orochimaru tidak akan senang saat melihatnya seperti itu.” Kabuto menatap Aoi datar sebelum pergi dari sana dengan acuh.
Aoi tidak memberikan respon dan hanya berjalan kearah meja yang tak jauh dari sana dan mulai melakukan sesuatu kepada tanaman-tanaman yang ia dapatkan di daratan. Suara yang hanya berisi tumbukan itu menjadi satu-satunya pemecah keheningan di ruangan yang terasa dingin.
Ketika Sasuke membuka matanya, ia langsung mengerang sembari memegang kepalanya dengan keras. Kedua matanya bahkan berdenyut nyeri karena efek pemakaian sharingan yang berlebihan. Sasuke sudah tau tentang ini dan menerima konsekuensinya selama pelatihan dengan Kabuto.
Tapi tidak sampai ia tidak sadarkan diri.
Sasuke menoleh kearah samping dimana Aoi berjalan mendekat kearahnya. Di tangannya terdapat sebuah kotak dan gelas yang berisi cairan abu-abu yang terlihat aneh di mata Sasuke. Aoi memberikan Sasuke gelas itu dan memberikan tanda jika dia harus meminumnya. Tapi dengan mudahnya, gelas itu jatuh dan tumpah karena kibasan Sasuke.
“Menjauhlah dariku, brengsek. Aku tidak akan meminum racun yang kau berikan.” Sasuke menyipitkan matanya pada Aoi dan sekali lagi mengerutkan keningnya dengan waspada.
“Itu minuman obat.” Balas Aoi dengan datar dan acuh.
“Itu lebih terlihat seperti racun bagiku!”
“Hn, pemberontak.”
“Apa?”
Aoi mengambil pecahan gelas di lantai dan mengumpulkannya menjadi satu, membuangnya di tempat sampah yang tak jauh dari sana. Gadis itu juga membentuk segel jutsu dan membuat klon dirinya muncul. Ia menyuruhnya membersihkan cairan yang tumpah dan membuatkan lagi satu minuman obat untuk Sasuke.
Klon itu mengangguk.
“Sudah aku bilang, aku tidak akan meminumnya!” seru Sasuke dengan marah.
“Hn.”
“Apa maksudmu dengan itu?!”
Tanpa mempedulikannya, Aoi mengambil suntikan dari kotak dan menyuntikkannya kepada Sasuke.
“Akh.” Sasuke meringis, merasakan sesuatu yang tajam menembus kulitnya.
Cairan yang berisi warna hitam itu langsung di suntikan kedalam Sasuke dan perlahan-lahan, Aoi mendorongnya hingga habis. Sasuke dapat merasakannya jika cairan itu memasuki tubuhnya. Lelaki itu juga merasakan saat tubuhnya terasa seperti dialiri sesuatu.
Tangan itu langsung memegang bagian yang di suntik, “Apa yang baru saja kau suntikan padaku?”
“Obat.”
“Bohong!”
Aoi mengangkat kedua bahunya, “Terserah.”
Karena Aoi sudah menyaksikan bagaimana Sasuke bersikap di depan minuman obat yang sudah susah payah ia buat, untuk minuman kedua, Aoi langsung menekan kedua pipi Sasuke dan memaksa anak itu untuk minum minuman obat yang telah dibuat ulang. Mau Sasuke melawan pun, klon Aoi akan menahannya dengan mudah.
“Uhuk uhuk.”
“Mudah untukmu menjadi patuh, Sasuke.”
“Sialan!”
“Umpatan yang bagus.”
Dan setelahnya, Aoi pergi dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)
FanfictionNamikaze Narumi adalah anak sulung dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Ia berteman dengan anak-anak Uchiha dan membangun hubungan yang baik dengan murid-murid yang di bimbing Ayahnya di dalam sebuah tim. Tapi dengan berbagai tragedi y...