Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)

PART 17 || Meninggal Dunia?

Seminggu berlalu begitu saja.

Kakashi yang masih seperti biasanya dengan tugas anbu, masih mencari jejak Narumi sebagai misi khusus yang diberikan Hokage ke-3 padanya. Sudah seminggu berlalu dan kehidupan Kakashi mulai tidak teratur. Lelaki itu tidak pernah tidur selama seminggu ini dan jadwal makannya mulai berantakan.

Walaupun begitu, Kakashi tidak peduli. Selain tugas sampingannya menjaga Naruto dari kejauhan, Kakashi juga memprioritaskan untuk segera menemukan Narumi. Walau orang-orang mengatakannya untuk istirahat sejenak, ia tidak bisa melakukannya. Kakashi terlalu khawatir kehilangan Narumi karena gadis itu adalah yang terakhir.

Aku pasti akan menyelamatkanmu. Apapun yang terjadi. kamu tidak akan pergi seperti mereka. Batin Kakashi ketika mengingat orang-orang yang disayanginya pergi satu per satu.

Tapi, harapan kecil yang dimiliki Kakashi dipaksa padam oleh kenyataan. Di aliran sungai lembah kematian dengan dua patung Senju Hashirama dan Uchiha Madara, Kakashi menemukan pakaian Narumi yang sudah tak layak dengan darah yang berhamburan. Disana juga ada beberapa anak rambut merah yang diyakini sebagai rambut Narumi.

Apa pertanda dari semua ini?

Hiruzen menetapkan jika Namikaze Narumi telah meninggal dunia.

Hari ini, Konoha diguyur hujan dengan suasana berkabung atas kematian putri dari Hokage ke-4.

Di sisi lain, saat hujan turun, Naruto dan Sasuke diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Keadaan mereka sudah lebih baik dan dokter hanya menyuruh mereka untuk banyak istirahat dan tidak banyak memikirkan sesuatu yang membuat sakit kepala.

Naruto dan Sasuke mengangguk mengerti.

Saat ini, Naruto tengah duduk di atas ranjangnya, memandang hujan turun dari balik jendela. Beberapa bagian tubuhnya diperban karena terluka. Tapi, anak seperti Naruto sedang tidak memikirkan lukanya. Naruto termenung menatap hujan itu dengan kedua mata polosnya.

“Seperti ada sesuatu yang hilang.” Ucap Naruto dengan lirih.

“Apakah rasanya memang selalu seperti ini? Apakah aku selalu kesepian...”