PART 25 || Dejavu

703 78 0
                                    

Beberapa bulan setelahnya, kehidupan berjalan seperti biasa. Kabar terbaru yang masuk dari Konoha adalah sannin katak, Jiraiya, dan Uzumaki Naruto melakukan perjalanan panjang. Kabuto mengatakannya pada mereka jika kedua orang itu akan berkelana sembari mencari sesuatu.

“Aku juga harus bertambah kuat.” Ucap Sasuke saat mengetahui jika mantan teman bodohnya itu sedang berlatih di luar untuk memperkuat dirinya.

“Kau sudah kuat, mau sekuat apa yang kau inginkan?”

“Orang yang cukup kuat untuk membunuh kalian semua yang ada disini.”

“Ya ampun.”

Kabuto memegang kepalanya yang berdenyut sembari menatap Sasuke dengan lelah. Aoi yang sedari tadi diam disana hanya bisa melirik Sasuke dan setelahnya beranjak dari sana, berjalan menuju sebuah ruangan yang mereka semua hapal ruangan apa itu.

Sasuke melihatnya dan ikut berdiri, “Apa yang kau lakukan?”

Seakan tau jika Sasuke berbicara kepada Aoi, gadis itu berhenti sejenak dan menoleh kearah Sasuke di belakangnya, “Memasak. Aku lapar.”

“Aku akan membantu.”

“Terserah.”

Pada akhirnya, Kabuto ditinggal sendirian disana. Lelaki itu menatap kepergian Sasuke yang mengekori Aoi di belakangnya. Keningnya berkerut dan kedua matanya mengandung sesuatu yang rumit. Bahkan tangannya masih menyentuh kepalanya yang berdenyut.

“Sejak kapan Sasuke dekat dengan Aoi? Aku tidak tau.”

Di dapur, Aoi dan Sasuke mulai memasak. Mereka tidak akan membuat banyak makanan karena Orochimaru tidak suka makan dan Kabuto menolak makan di markas. Jadi lebih tepatnya, dapur yang di buat di markas Orochimaru adalah untuk Aoi memasak dan makan. Karena ada Sasuke saat ini, maka untuk Sasuke juga.

“Masak apa?”

“Onigiri.”

Mereka mulai membersihkan beras, memasukan beberapa bumbu, dan mulai memasaknya dengan api. Saat nasi itu matang, Sasuke membawa lembaran rumput laut tipis dan mulai membentuk bentuk onigiri seperti biasanya. Dengan di tambah isian yang sebelumnya sudah mereka buat.

Saat Sasuke mulai membentuk bentuk onigiri pada nasi yang berada di tangannya, denyutan di kepalanya terasa. Ia tidak mengaduh atau mengerang, tapi keningnya mengkerut. Entah kenapa, apa yang saat ini ia lakukan terasa dejavu dan otaknya mulai memberikan potongan-potongan kenangan yang terlihat tidak jelas.

“Hahaha, apa-apaan dengan bentuk onigiri mu itu. Aku bahkan lebih baik melakukannya.”

“Diam kau, dobe!” seru Sasuke tidak terima.

“Dasar teme, hahaha.”

Sasuke melihat mantan teman bodohnya mengejeknya dan ia merasa kesal.

“Dan kamu, Sasuke. Jangan melempar seseorang dengan nasi. Itu tidak sopan. Dan nasi adalah makanan yang harus kita syukuri. Jangan membuangnya seperti itu.”

Sasuke dimarahi seseorang dan wajah orang itu terasa kabur di ingatannya.

Itachi menatap Sasuke tegas, “Sasuke?”

Sasuke juga melihat jika Itachi memarahinya dan ia takut.

“Sasuke, apa yang terjadi?” Aoi bertanya setelah melihat raut wajah Sasuke yang tidak baik.

Anak itu menoleh, “Tidak, hanya otakku agak bermasalah sepertinya.”

Mungkin jika itu Kabuto yang mendengarnya, lelaki itu akan membalas jika Sasuke akan menjadi bodoh setelah ini karena mengakui jika otaknya bermasalah. Mungkin sedari awal, Kabuto akan menganggap jika otak Sasuke sudah bermasalah.

Tapi karena ini adalah Aoi, Sasuke tahu jika gadis itu tidak akan melakukan apa yang akan dilakukan oleh Kabuto. Aoi terlampau serius dalam hidupnya dan terkadang tidak terlalu bergairah dalam hidupnya. Dia tidak pernah sedih, marah, bahagia, takut, gelisah, bahkan gugup.

Hidupnya terlalu berjalan hitam putih.

“Akan aku periksa nanti.”

“Tidak masalah. Aku baik-baik saja.” Sasuke menggelengkan kepalanya tidak setuju.

Aoi mengerutkan keningnya, “Jangan memberontak.”

“Ini hanya sakit kepala biasa, tidak serius. Hanya saja itu terasa aneh karena apa yang aku lakukan saat ini terasa dejavu.” Sasuke menundukkan kepalanya, fokus pada onigiri di tangannya, “Dan orang asing yang tidak terlihat asing. Kenangan yang kembali muncul.”

Suasana diantara mereka hening saat Sasuke jujur tentang apa yang ia alami baru-baru ini. Untuk sesaat, mereka tidak saling berbicara dan sibuk membentuk nasi menjadi onigiri. Tapi tiba-tiba, tanpa di duga, Aoi mengatakan sesuatu yang membuat Sasuke tersentak.

“Hn, kita sama. Kamu, Sasuke, terasa tidak asing bagiku.”

Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang