Beberapa waktu setelahnya, hari berganti hari dan terus berulang seperti itu. Sasuke membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri diantara Sasuke, Suigetsu, Karin, dan Jugo. Mereka disebut sebagai tim Taka yang hanya memiliki satu tujuan, yaitu membunuh Uchiha Itachi. Tidak ada alasan lain, Sasuke hanya ingin balas dendam terhadap klan yang sudah dibantai Kakaknya sendiri.
Dan selain itu, kabar dari pergerakan Akatsuki serta penculikan Kazekage Gaara dari Suna, menyebar dengan sangat luas. Jinchuriki ekor satu itu sudah bukan lagi seorang jinchuriki setelah ekor satu direngut oleh Akatsuki. Dengan bayaran nyawa Nenek Ciyo, Gaara bisa hidup kembali.
Hari ini sudah waktunya. Sasuke bergerak bersama tim Taka menuju tempat yang di duga sebagai tempat singgah Itachi dan Kisame. Selain itu, keterlibatan Naruto dan teman-teman yang lain, menghambat tim Sasuke untuk mendekat kearah Itachi. Tapi dengan bantuan Kisame, Sasuke berhasil maju sendirian.
Ruangan gelap itu hanya berisi satu kursi. Sasuke menatap Itachi di depannya dengan niat membunuh. Di belakang lelaki itu, ada lambang kipas besar yang menjadi kebanggaan Uchiha selama ini. Pemilik mata hebat itu rentang terhadap hubungan dan semakin kuat karena hubungan juga.
“Selamat datang, Adikku tersayang.” Sapa Itachi dengan seringai.
Dan setelahnya, pertarungan tidak bisa dihindari. Pertarungan antara dua bersaudara Uchiha itu sangat sengit dan cepat, menciptakan ledakan dan cekungan yang besar.
Akhirnya, sebelum Itachi benar-benar mati, dengan langkah tertatih-tatih dalam kondisi berdarah, ia berjalan menghampiri Sasuke yang sudah sama lemahnya. Matanya melotot dan gerakannya gelisah. Tapi, Itachi tersenyum dan menyentuh dahi Sasuke dengan dua jarinya, seperti dulu, saat mereka kecil. Itachi suka melakukan itu pada Adiknya.
“Aku menyayangimu, Sasuke.” Ucap Itachi lirih. Kepalanya menunduk.
“Apa...?”
“Dengan ini, aku bisa pergi dengan tenang. Menemui orangtua kita dan orang-orang dari klan Uchiha lainnya. Aku bisa menemui Shisui dan... Narumi...”
Itachi langsung ambruk ke bawah, tidak bernafas, mati. Mendengar apa yang baru saja Kakaknya itu ucapkan, Sasuke terpaku di tempat. Kepalanya tiba-tiba di hantam sesuatu yang keras. Ia mengerang dan berlutut di tanah. Sebelum benar-benar tidak sadarkan diri, Sasuke seperti mengingat sesuatu.
“Rumi nee, aku mencintaimu!”
Kali ini, wajah itu tidak terasa kabur. Gadis pemilik senyuman lembut itu memiliki rambut merah panjang yang di kepang longgar. Terlihat sangat cantik. Wajahnya kecil dan terlihat imut. Kedua matanya terbentuk dengan indah dengan warna biru cerah yang berkilau. Dia memandangnya dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.
Aoi nee? Batin Sasuke.
“Rumi nee juga mencintaimu, Sasuke.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)
FanfictionNamikaze Narumi adalah anak sulung dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Ia berteman dengan anak-anak Uchiha dan membangun hubungan yang baik dengan murid-murid yang di bimbing Ayahnya di dalam sebuah tim. Tapi dengan berbagai tragedi y...