PART 40 || Melawan Kaguya

978 91 0
                                    

Berbagai pertarungan telah terjadi dan kabar baiknya, Obito bisa kembali ke jalan yang benar. Selama itu juga, Obito tidak pernah ingin melepaskan Narumi dari pelukannya. Lelaki itu terus mengatakan permohonan maafnya dan rasa penyesalannya.

Karena identitas Obito sudah terungkap, tidak dapat dipungkiri jika apa yang telah terjadi pada Narumi selama ini adalah karena ulah Obito. Lelaki itulah yang menculik Narumi dan menyiksanya secara tak langsung karena diberikan kepada dokter Zeno untuk eksperimen-eksperimen gilanya.

Mungkin karena sudah berdamai dengan masa lalunya dan bersyukur dengan apa yang saat ini dimiliki, Narumi telah memaafkan Obito. Bagaimanapun Obito juga hanya menjadi boneka untuk Madara dan diperalat selama ini. Narumi berbagi rasa ini dengan Obito dan mereka berdua sepakat untuk berdamai juga dengan keadaan.

“Maafkan aku, maafkan aku. Aku menyesal.”

“Hn.”

“Aku sangat bodoh karena terhasut olehnya. Maafkan aku.”

“Hn.”

“Maafkan aku karena membuatmu tersiksa bersama dokter Zeno.”

“Hn.”

“Jika saja aku bisa membunuh diriku sendiri... maafkan aku, Narumi.”

“Aku memaafkanmu, Obito nii.” Balas Narumi dengan helaan nafas lelah.

“Lepaskan dia, Obito!” Kakashi maju dan mencoba melepaskan Narumi dari pelukan rekannya itu. Sedari tadi ia sudah menahan dirinya untuk tidak mengeluh. Tapi saat ini tidak bisa.

“Apa yang kau lakukan, Kakashi.” Obito semakin mendekap Narumi dengan kuat, “Aku ingin melepaskan rasa penyesalanku ini. Biarkan kami sendiri.”

“Tidak akan!”

“Lepaskan, Kakashi baka!”

“Kau yang lepaskan, baka Obito!”

“Apakah Rumi nee memang sepopuler itu?” Naruto bertanya dengan polos.

“Kau baru mengetahuinya, dobe Naruto?”

“Diam kau, Sasuke teme!” Naruto menatap Sasuke kesal. Ia lalu memalingkan wajahnya sembari menggerutu, “Maka aku harus menjaga Kakak dengan ketat dari semua laki-laki di dunia ini.”

“Naruto, aku mendengar mu.” Kakashi dan Obito menatap Naruto dengan tatapan tajam.

Suasana ringan yang singkat itu langsung berbalik begitu saja. Madara bertransformasi atau berubah menjadi Kaguya. Zetsu langsung keluar dari persembunyiannya dan menyambut sosok yang di panggil ‘Ibu’ olehnya dengan antusias. Dan semuanya terjadi begitu cepat. Kaguya membawa mereka semua yang selamat dari tsukuyomi ke dimensi miliknya.

Pertarungan sekali lagi terjadi. Narumi berusaha membantu sebisanya dengan cadangan cakra yang mulai berkurang. Sebagian dari mereka sudah dihabiskan selama melawan Juubi, Madara, dan pencegahan tsukuyomi. Tapi jika saja mereka tau akan melawan sang dewi, Narumi akan menghemat cakranya.

Setelah berbagai hal yang telah terjadi, Sakura dan Obito berhasil membawa Sasuke kembali dari dimensi gurun. Mereka semua pada akhirnya dipindahkan ke dimensi inti yang terdapat medan gravitasi yang memaksa mereka untuk didorong ke bawah. Keadaan Kaguya agak lemah dan ia juga ikut terpengaruh medan gravitasi.

Keadaan Narumi tidak baik-baik saja. Ia mendapat serangan parah dari dua dimensi milik Kaguya yang diantaranya adalah dimensi lava dan dimensi larutan asam. Bagian sisi perutnya terluka parah dan dalam akibat terkena larutan asam, masih terus mengeluarkan darah saat ini. Mulutnya juga mengeluarkan darah, akibat pertarungan sengit di dimensi lava.

Saat Kaguya akan terbang kembali, Narumi mencoba menyerang dengan rantai cakra miliknya. Sedari tadi, serangan rantai cakra milik Narumi memiliki resiko saat digunakan kepada Kaguya. Jika rantai itu bersentuhan dengan Kaguya, maka akan ada tarik menarik cakra. Antara cakra Kaguya yang ditarik rantai cakra Narumi, atau cakra Narumi yang terhubung melalui rantai cakra yang akan di tarik Kaguya.

Selama ini, mereka akan berakhir tarik menarik seperti itu. Terkadang Narumi berhasil dan terkadang Kaguya yang berhasil. Di kesempatan kali inipun, Narumi mencoba menarik Kaguya turun dengan rantai cakranya dan mencoba menahan atau menarik cakra milik Kaguya sendiri.

“Aku... tidak bisa berdiri.” Naruto mengerang frustasi.

“Medan gravitasi ini...sialan!” Sasuke mengumpat kesal.

“Narumi...” panggil Kakashi.

Narumi langsung batuk darah setelahnya. Cadangan cakranya semakin terkuras dan Narumi mencoba mempertahankan beberapa persen untuk cadangan hidupnya sendiri. Dalam kesempatan ini, Narumi mengabaikan batuk darahnya dan langsung membuat segel tangan dan menghantamnya ke tanah. Lingkaran segel mulai tergambar di sekeliling Kaguya.

“Segel—uhuk!”

“Kakak!” seru Naruto.

Cekraman rantai cakra di tubuh Kaguya mulai melemah. Narumi juga terkena efek medan gravitasi dan sulit melakukan semua ini. Tapi demi menghentikan Kaguya, Narumi akan melakukan apapun selagi ia mampu melakukannya. Dengan tangan gemetar, Narumi mengambil sebuah gulungan dan membentangkannya di depan.

Baru saja akan membuat segel tangan, Kaguya langsung menatap Narumi dengan marah.

“Kau pikir, kau bisa menahan ku?!”

“Tidak!” seru Narumi.

Sebuah dimensi hitam terbentuk di belakang Narumi dan tangan Kaguya langsung memberikan dorongan angin kepada gadis itu. Dengan tenaga yang hampir tidak tersisa, Narumi terlempar ke depan begitu saja tanpa perlawanan. Semua bagian tubuhnya kini tak bisa bergerak.

“Sialan!”

“Narumi!”

“Kakak!”

Kaguya terlepas, bebas, dan menyeringai mengerikan kepada Narumi yang sudah terlentang tak berdaya di tanah. Matanya menunjukkan akan kelelahan dan mulutnya dibanjiri darah. Sisi di bagian perutnya menunjukkan luka yang menganga, darah semakin mengalir keluar ketika luka itu semakin parah karena hantaman.

“Kau sangat gigih, Nak. Seperti anak-anakku yang bodoh. Karena itulah kau juga bodoh. Memiliki cadangan cakra yang melimpah, aku akan menyerapnya hingga kering darimu.”

Tanpa bisa melakukan apapun, Narumi hanya bisa berbaring dengan pasrah. Tangan putih Kaguya terulur dan menembus dadanya. Kaguya menyeringai dan mulai menyerap cakra di tubuh Narumi. Di sisi lain, Narumi sudah meringis menahan sakit saat tangan itu menembus jantungnya.

Seakan jantungnya di remas keras.

“AAK—KKHH! AAKKKH!”

“Fufufu, habisi dia, Ibu.” Zetsu tertawa girang di balik lengan Kaguya.

Narumi bisa merasakan jika cakranya disedot keluar dengan cepat. Aliran cakra di tubuhnya mulai tidak stabil dan rusak perlahan-lahan. Pandangannya mulai memburam dan terbagi-bagi. Pendengarannya berdengung dengan teriakan orang-orang di belakang Kaguya.

Setelahnya, semua gelap.

Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang