“Medis! Medis! Dimana medis?! Disini membutuhkan penanganan!”
Rumah sakit sementara itu dipenuhi teriakan Kakashi yang panik. Bangunan itu tidak besar dan dibuat oleh mokuton Yamato untuk menjadi pusat kesehatan Konoha setelah semua bangunan diruntuhkan karena serangan Pain.
Di rumah sakit yang sibuk itu, Shizune berjalan cepat kearah Kakashi berada, diikuti oleh babi kecil lucu di belakangnya. Ada keringat kecil di dahinya dan nafas wanita berambut pendek itu terlihat berat. Kakashi menatap Shizune dengan panik dan gelisah.
“Tolong bantu aku, Shizune.”
“Ada apa, Kakashi?” tanya Shizune ikut khawatir.
Kakashi langsung menunjukkan seorang gadis di dalam gendongannya. Gadis itu terlelap dengan keringat dingin dan nafas yang berat. Rambut merah panjangnya menjuntai, di kepang dengan longgar. Tubuhnya terbalut dengan dres putih selutut yang tidak menutupi kedua bahu.
Melihat itu, Shizune langsung terkejut, “Astaga! Jangan katakan jika dia—“
“Sekarang tidak penting untuk mengetahui itu. Dia lebih membutuhkan pengobatan.” Sela Kakashi.
“Baiklah, aku mengerti. Ikuti aku.”
Mereka berdua langsung berjalan di sepanjang lorong dan berhenti di salah satu ruangan yang terlihat khusus. Hanya ada satu ranjang dan disana sangat bersih. Kakashi membaringkan Narumi yang tidak sadarkan diri di atas ranjang dan memberikan Shizune jalan untuk memeriksanya dengan teliti. Selama pemeriksaan, ekspresi Shizune selalu berkerut.
Kakashi memiliki firasat buruk tentang ini.
“Tidak mungkin! Sakura!” teriak Shizune panik.
Melihat itu, Kakashi langsung menahan Shizune yang akan meninggalkan ruangan itu, “Apa yang terjadi padanya? Bagaimana keadaannya?”
“Ini sangat darurat, Kakashi. Keadaannya tidak baik-baik saja. Ini membutuhkan penangan tingkat satu. Aku harus segera menghubungi Sakura dan melakukan operasi selanjutnya. Jika Nona Tsunade ada disini, pasti beliau yang akan melakukan ini.” Jelas Shizune.
Seakan diguyur air dingin, Kakashi membeku di tampat dan membiarkan Shizune untuk pergi ke luar ruangan mencari Sakura dan mengumumkan penanganan tingkat satu pada pasien. Kakashi berjalan mendekat kearah Narumi berada dan menatapnya dengan pandangan yang rumit. Ada kebahagian, kesedihan, dan kemarahan di dalamnya.
Ketika Kakashi memegang tangan Narumi, itu terasa dingin. Kedua matanya mulai memerah, ingin menangis. ia langsung membawa tangan dingin itu ke keningnya, “Apa yang telah terjadi padamu, Rumi. Tapi, syukurlah kau masih hidup. Aku...aku sangat bahagia.”
“Terimakasih karena tidak meninggalkanku.”
“Terimakasih sudah bertahan.”
Shizune langsung datang kembali ke ruangan dengan beberapa medis dan Sakura di belakangnya. Mereka membawa ranjang berisi Narumi ke ruangan lain, lebih tepatnya ruangan yang luas untuk menjalankan operasi. Sakura sempat melirik kearah Kakashi sebelum kembali fokus pada pekerjaannya.
Ketika Narumi masuk kedalam ruang operasi dengan beberapa medis, Kakashi di larang masuk dan di tahan di luar ruangan. Kakashi langsung merosot dan berlutut di depan pintu. Hati dan pikirannya masih terasa rumit. Kedua hal di dalam dirinya berantakan dan ia tidak tau harus berbuat apa.
Karena kesal, Kakashi mencengkram rambutnya dan berteriak dalam diam.
Kenapa semua ini harus terjadi? Batin Kakashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)
FanfictionNamikaze Narumi adalah anak sulung dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Ia berteman dengan anak-anak Uchiha dan membangun hubungan yang baik dengan murid-murid yang di bimbing Ayahnya di dalam sebuah tim. Tapi dengan berbagai tragedi y...