Naruto diganggu oleh anak-anak lainnya, seperti biasa. Mereka mengejek Naruto sebagai anak iblis yang harus dijauhi karena perintah orangtua mereka. Tidak ada yang ingin berteman dengan Naruto karena entah mengapa, rahasia SS yang berisi fakta jika Naruto adalah jinchuriki bocor ke desa.
“Kamu itu adalah anak iblis!”
“Benar! Bahkan Ibuku menyuruhku untuk menjauhi mu.”
“Dasar pembunuh.”
“Kau telah membunuh warga desa saat kelahiranmu.”
“Aku bukan iblis!” bantah Naruto dengan wajah kesal.
Salah satu anak disana mengejek, “Mana ada iblis yang mengaku dirinya iblis.”
“Benar! Dasar iblis!”
“Aku bilang, aku bukan iblis! Aku adalah Uzumaki Naruto!”
Tanpa menunggu lama, Naruto menerjang kedepan dan memukul anak-anak itu. Kelompok anak-anak itu yang tidak terima membalas Naruto dan memukulnya beramai-ramai. Naruto yang sendirian tentu kalah yang berakhir di tinggalkan sendiri dengan luka-luka di tubuhnya.
Bagi seorang anak, normal bagi mereka untuk bertengkar dengan anak lain. Tapi dengan satu orang melawan sekelompok orang, itu bentuk dari ketidak adilan. Jadi, Naruto hanya bisa pasrah di atas salju dengan beberapa lebam di wajahnya. Tidak ada rasa sakit yang di tunjukkan di matanya.
Hanya saja pikirannya memikirkan tentang iblis.
Naruto sedari dulu tidak mengerti dengan kebencian warga desa padanya. Ia tidak pernah melakukan kesalahan pada mereka. Tapi warga desa menatapnya dengan tatapan tajam, niat menghina dan mengejek. Bahkan melarang anak-anak mereka untuk bergaul dengannya.
Kenapa Naruto dijuluki sebagai anak iblis?
Naruto bukan anak iblis. Ia hanyalah Uzumaki Naruto. Ia tidak tahu kedua orangtuanya siapa, tapi ia memiliki Kakak perempuan yang sangat baik dan lembut. Naruto juga tidak tahu kenapa Narumi selalu balas menatap warga desa dengan sorotan kemarahan di matanya.
“Naruto!”
Kepalanya melihat kesamping dan Naruto bisa melihat Narumi tengah berlari kearahnya. Nafasnya tidak beraturan dan di tangannya terdapat kantung belanjaan. Melihat itu, Naruto buru-buru berdiri dan membersihkan pakaiannya. Ia merentangkan tangannya untuk menyambut sang Kakak.
“Kakak!”
Narumi langsung berlutut dan menatap Naruto dengan khawatir, “Ada dengan wajahmu? Apakah anak-anak itu mengganggumu lagi? Siapa itu? Katakan pada Kakak.”
“Kakak, aku baik-baik saja.”
“Apa yang terlihat baik-baik saja?! Wajahmu penuh dengan luka!” tanpa sadar, Narumi mengangkat suaranya dengan keras dan membentak Naruto.
Mendengarnya, Naruto langsung terdiam dan menunduk. Ia takut dengan Narumi jika Kakaknya itu sudah marah. Tapi Naruto juga tidak ingin Narumi terlibat masalah yang berkaitan dengannya karena itu akan membuat warga desa menatap Kakaknya juga dengan pandangan tidak suka.
Narumi adalah satu-satunya untuk Naruto. Naruto tidak ingin Kakaknya itu menerima perlakuan sama dengan apa yang ia terima dari warga desa. Ia juga terkadang mencoba menyembunyikan setiap ejekan anak-anak terhadapnya untuk membuat Narumi tidak khawatir.
“Tidak, maafkan aku.”
Naruto mengangkat kepalanya dan melihat Narumi yang memalingkan wajahnya darinya. Narumi terlihat seperti menghampus sesuatu dari wajahnya sebelum beranjak dan menggandeng Naruto untuk pergi dari sana.
“Kakak jangan menangis.” ucap Naruto tiba-tiba.
“Kakak tidak menangis kok.” Narumi menoleh kearah Naruto dengan senyuman kecil, “Lihat?”
“Kakak lebih cantik saat tersenyum.”
“Terimakasih Naruto.”
Hati Narumi berdenyut nyeri. Ia tidak bisa menunjukkan air mata di depan Adiknya. Mau serapuh apapun dirinya, Narumi sudah berjanji pada kedua orangtuanya untuk menjaga Naruto disini. Karena itu, ia tidak bisa menunjukkan kelemahannya pada Naruto yang akan membuat anak itu khawatir padanya.
Sesuatu menarik perhatian Narumi dan keningnya berkerut, “Naruto, dimana syalmu?”
“Aku memberikannya kepada gadis kecil dari klan Hyuga, Kakak.”
“Apa?”
“Tadi, aku tidak sengaja bertemu dengannya yang saat itu sedang diejek oleh anak-anak lain. Aku membantunya walau aku kalah dari mereka. Hmp! Mereka menyerang dengan berkelompok, itu tidak adil.” Jelas Naruto dengan cemberut.
Mendengar itu, Narumi terkekeh, “Lalu?”
“Setelah anak-anak itu pergi, gadis dari klan Hyuga itu menghampiriku. Dia tidak menghindariku seperti yang lainnya, aku senang! Lalu aku mengantarnya pulang dan memberikan syalku padanya karena gadis itu terlihat kedinginan.”
Tanpa sadar, sudur bibir Narumi terangkat. Gadis itu menggendong Naruto dan menggesekan ujung hidung mereka dengan lembut. Naruto melingkarkan kedua tangannya di leher Narumi dan terkekeh lucu. Kedua orang itu berjalan pulang dengan bahagia.
“Adikku sudah bisa bersikap manis pada seorang gadis ternyata.”
“Aku membantu seseorang! Bukankah itu termasuk tugas seorang Hokage?”
“Benar. Adikku akan menjadi Hokage yang hebat di masa depan.”
“Percayalah padaku, Kakak. Setelah itu, aku akan melindungi Kakak.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Kilat Merah || Naruto [CERPEN] (END)
Fiksi PenggemarNamikaze Narumi adalah anak sulung dari pasangan Namikaze Minato dan Uzumaki Kushina. Ia berteman dengan anak-anak Uchiha dan membangun hubungan yang baik dengan murid-murid yang di bimbing Ayahnya di dalam sebuah tim. Tapi dengan berbagai tragedi y...