Bagian 2

19.2K 641 33
                                    

"Dindaa.."

"Vero? Kapan kamu datang dari Paris?"

Vero adalah sahabatku dari kecil, dia juga yang membantuku untuk memiliki bisnis ini sekarang dari aku yang tidak memiliki apa - apa sampai saat ini bisnisku berkembang pesat. Semua berkat bantuan Vero, tapi dia pergi ke Paris tiga tahun lalu karena pertengakaran aku dan dia. Yah, kami bertengkar hebat karena dia tidak menyetujui hubunganku dengan Bima. Vero marah dan pergi mengungsi ke Paris

"Aku baru tiba tadi pagi, Dindaa aku merindukan kamu" ujarnya sembari memelukku erat

"Aku juga aku sangat merindukanmu. Aku pikir kita tidak akan pernah bertemu lagi. Aku tidak bisa menghubungimu sama sekali sejak kau di Paris" Jawabku jujur

Vero tersenyum kemudia menyodorkanku amplop merah kepadaku

"Apa ini?"

"Buka aja deh kamu lihat isinya"

"Ini ada tiket ke Paris juga, apa sih ini?" aku dengan tidak sabaran membuka amplop merah itu

Sebuah kartu undangan, undangan pernikahan. Aku membaca setiap kata di undangan itu dan ternyata itu undangan pernikahan antara

"Steven Marcuss" with "Veronica Sabhana"

"Sumpah ini? Ini undangan pernikahan kamu Ver?"

"Iyah.. Aku sengaja dateng keIndonesia mau kasih undangan ini spesial buat kamu. Kamu harus dateng ya"

"Aku pasti dateng kok. Astaga!! Aku gak nyangka kamu bakal nikah cepet Ver"

"Oemji Dinda, umur kita sudah 27 tahun. Sudah pantas menikah. Kamu kapan nyusul aku?"

Aku terdiam sejenak, aku juga ingin menikah. Namun setiap aku membicarakan tentang pernikahan dengan Bima, dia pasti akan marah besar.

"Kamu masih sama si Bima?" tanya Vero hati - hati

Aku hanya mengangguk lemah dan menunduk tidak berani menatap mata Vero. Aku tidak ingin ada pertengkaran antara aku dan Vero. Jujur saja, ini pilihan yang sulit jika harus memilih antara Vero dan Bima.

Vero menghela napas "Tapi, Bima pasti udah berubah kan Din?"

Aku bingung harus menjawab apa, Vero akan memarahiku jika aku jujur.

"Bima sudah berubah kok Ver, dia lebih baik sekarang" jawabku

"Kau yakin? Dia tidak pernah memarahimu lagi? Tidak pernah memukulimu lagi?"

Aku menggeleng berusaha meyakinkannya

"Apa dia masih meminta ehem.. Uang darimu?"

Aku tersenyum kearah Vero, "Bima sudah dapet pekerjaan yang bagus kok, dia menjadi General Manager di perusahaan swasta. Gajinya lumayan dia sudah cukup mapan"

"Yah bagus lah, jika semua itu benar. Kalau Bima masih seperti dulu, aku tidak tau harus bicara apa lagi denganmu Din. Hatimu itu terbuat dari apa bisa tahan dengan laki - laki seperti itu"

"Bima laki - laki yang Baik Vero. Dia mencintaiku dan aku juga mencintainya. Tolong, aku bahagia bersamanya"

Vero menggelengkan kepalanya dan menghela napas, "Sudahlah. Aku ke sini jauh - jauh untuk bertemu denganmu dan menikmati acara kita berdua. Ayo kita jalan - jalan"

"Ayook!! Aku juga rindu padamu. Kita shopping ke Discovery Shoppinh Mall ya" ajakku penuh antusias

"Oke sister, tapi sebelumnya aku ingin makan siang di tempat favorite kita"

"Sushi tei? Oke ayo kita berangkat"

Sesampainya di Sushi Tei

"Hua Dindaa.. Aku senang banget kita bisa jalan - jalan kaya gini deh"

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang