Bagian 39

14.7K 459 8
                                    

Adis Pov

Tiga tahun sudah meninggalkan Indonesia, meninggalkan cinta yang aku miliki untuk Aldo dan hidup mandiri di Negara ini tapi tetap perasaan itu utuh untuknya. Entah mengapa, laki - laki yang telah beristri itu masih tetap setia berada di hatiku. Berusaha mati - matian menjalankan istilah gaul yang trend untuk para remaja, melupakan sakit hati atau yang di sebut dengan move on, tapi tetap bayangannya selalu hadir di benakku.

Berulang kali aku menghembuskan napasku, memikirkan usia yang terus bertambah tapi tujuan hidupku belum terpenuhi sempurna. Aku manusia biasa, sama seperti para wanita kebanyakan, ingin merasa di cintai, memiliki seorang suami dan keluarga kecil. Aku bukan tidak cantik, atau tidak menarik seperti yang kalian bayangkan. Hapus pikiran bahwa aku wanita jelek yang tidak laku. Oh aku tidak seburuk itu. Sejak aku pindah ke Paris ini, dan sukses meniti karirku sebagai desaign baju untuk para pejabat, artis, dan kalangan tinggi lainnya, aku banyak yang mengagumi. Tak sedikiti para fans yang memujaku, bahkan menjadi pengagum rahasiaku.

Yah, aku memiliki banyak pengagum rahasia. Mereka unik - unik dalam menyampaikan rasa cinta dan sukanya padaku. Ada yang memberiku coklat, kue, dan bunga. Mereka seolah berlomba mendapatkan perhatianku. Namun, hanya satu yang bisa membuatku sedikit tertarik dan ingin tahu. Seorang pengagum rahasia yang setiap hari mengirimkan aku kalimat romantis.

"Jatuh cinta ialah ketika dimana hati ini tiba-tiba merasakan getaran yang sangat hebat ketika berjumpa dengan seseorang, itulah kamu "

" Kamu hadir memberikan cinta, membawa bahagia, dan memberi rasa rindu yang tidak pernah ada habisnya "

"Kamu yang selalu mengajarkanku akan kesabaran, dan kamu juga selalu mengingatkan aku untuk menjaga hati ini, hatiku memang hanya untukmu"

"Saat cahaya hatiku redup kau mampu untuk meneranginya, kasih sayangmu lah yang jadi lenteranya"

"Andai hidupku ini hanya tinggal satu hari lagi, maka aku akan sangat bahagia bila di dalam sisa umurku aku ada dalam pangkuanmu"

Ada juga kalimat yang ditulis dengan menggunakan bahasa prancis

" J'ai besoin de toi comme de l'air que je respire

"C'est toi que mon coeur a choisi"

"La vie est tellement belle avec toi, Je t'aime "

"La seule personne que j'aime c'est bien toi"

Dan aku mencoba membalas satu kalimat cinta yang dia kirimkan untukku, aku merasa begitu penasaran dengan sosok pria ini.

"Sungguh suatu kehormatan bagiku mampu mendapatian seluruh perhatian dan cintamu, jika berkenan ijinkanlah aku mengenalmu lebih jauh"

Aku mengirimkannya kepada kurir yang sering membawakan surat - surat dari nya. Dan pada akhirnya aku duduk di sini menantinya. Ya, aku dan dia sepakat untuk bertemu hari ini. Namun sudah sejam lamanya aku menanti, dia tak kunjung datang

"Excusez-moi mademoiselle, il ya un message pour vous" sapa salah satu pelayan wanita kemudian menyodorkan secarik kertas kepadaku

"Tu es belle, je suis tombé en amour avec vous"

Kalimat rayuan yang berisi pada kertas berwarna pink itu. Aku mengedarkan seluruh pandanganku mencari sosok pria misterius itu namun aku tidak menemukannya, aku mengangkat tanganku kemudian memanggil pelayan tadi.

"Désolé, savez-vous qui a écrit cette lettre?" tanyaku pada pelayan tadi. Pelayan itu mengangguk paham dan memberitahukan bahwa pria yang memberikan aku surat sudah pergi dari caffe ini. Sungguh pria aneh! Apa dia melupakan janji bertemu denganku? Mengapa dia pergi!

Dengan kesal aku melangkah keluar caffe ini, membuang waktu percuma menanggapi fans gila ini. Dan aku akan melupakan rasa penasaranku. Seorang anak kecil menghampiriku

"Frère, maintenez-le et suivez la direction de ce fil. Vous trouverez ce que vous cherchez" ucap pria kecil itu. Aku menatapnya heran namun, aku mengambil benang Itu dan berjalan mengikuti benangnya.

Aku melewati sebuah gedung tinggi putih besar yang berisi fotoku ukuran besar. Aku termangu sesaat melihatnya. Namun aku melanjutkan perjalanan mengikuti arah benang ini. Seorang wanita memberiku sebuah balon berbentuk hati "Je t'aime"

Aku tersenyum membaca tulisan di balon itu. Kemudian kembali mengikuti arah benang dan berbelok di sebuah gang sempit, aku mengikutinya terus. Hingga aku menemukan bapak - bapak tua tersenyum kearahku sembari memberiku setangkai sun flower dan surat kecil " Vous resplendiront comme le soleil"

Aku tersenyum sampai pada akhirnya aku berada di sebuah taman yang indah dihias sedemikian rupa, dengan karpet dan taburan mawar putih. Sungguh membuatku tersanjung. Aku berjalan perlahan melihat sekeliling. Ini amazing! Bagaimana orang itu bisa menyulap taman ini bagai istana? Keren!!

Aku melihat punggung tegak berdiri tepat di hadapanku memegang benang yang sedang aku pegang. Postur tubuhnya tegap tinggi dan gagah. Rambutnya berwarna kecoklatan. Dia menggenakan pakaian formal, rapi. Dia terkesan mahal dan sepertinya dia orang kaya. Bagaimana tidak kaya, jika dia bisa menyiapkan hal seperti ini untukku?

Aku berjalan semakin dekat dan perlahan aku merasakan benang yanh aku pegang sedikit berat seperti ada beban. Benar saja, sebuah cincin berlian berjalan di benang yang aku pegang menuju kearahku, mendekat dan masuk ke genggamanku. Aku menatap cincin yang kini ada di tanganku.

Lalu pria itu berbalik, dia tampan, bagaimana aku menjabarkannya ya? Yang jelas dia begitu memikat, dia putih bersih, matanya tajam, bibirnya tipis, sempurnalah ya.. Aku tidak bisa menjabarkannya.

Pria itu berjalan mendekat kearahku, jantungku berdebar kencang, bagaimana ini? Ini pertama kali aku bertemu dengannya, tapi mengapa aku sangat grogi begini. Dia mendekat padaku dan tersenyum. Aku membalas senyumannya dengan kikuk.

"Me marier?"

"Apa????" tanyaku kaget

Dia tersenyum dan mengulurkan tangannya "Christian" ujarnya "Adis" jawabku

" Me marier?" tanyanya lagi

Aku terbengong dengan pertanyaannya, tatapan tajamnya membuat lidahku kelu. Aku seperti terkena hipnotis. Dunia seolah berputar - putar mengelilingiku bak filem india. Jantungku memacu dengan cepat dan tidak bisa aku kontrol dengan baik. Aku mendesah lagi dan lagi entah apa yang bisa aku berikan jawabannya untuk pria di hadapanku ini

"Je t'aime, me marier. Je vais vous faire plaisir. Je promets"

Aku menatap matanya yang penuh dengan kesungguhan. Oh Tuhan bagaimana ini? Aku memejamkan mata sesaat, bagaimana bisa aku jatuh cinta padanya dengan satu kali pertemuan? Dan langsung menikah dengannya tanpa perkenalan? Bagaimana jika dia seorang psikopat? Banyak pikiran negatif dikepalaku. Aku bingung dengan pertanyaan mendadak ini.

"Adis" panggilnya

Aku mendongak menatapnya yang memang jauh lebih tinggi dariku. Dan dengan keyakinan yang hanya sedikit aku menganggukkan kepalaku. Menerima lamarannya. Yah, semoga ini yang terbaik untukku. Aku lelah menunggu yang tak pasti.

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang