Bagian 24

10.6K 496 9
                                    

"Aku akan menceritakan semuanya, tapi kau harus membawa serta Bima" ucap Adis menatap mata penuh tanda tanya kearahnya

"Haruskah?" tanya Dinda menaikkan sebelah alisnya

"Kau harus tau semua kebenarannya, setelah itu kau bisa memilih, Bima atau Aldo!" ucap Adis kemudian beranjak pergi meninggalkan Dinda.

Dinda menatap punggung Adis yang perlahan menjauh kemudian hilang dari pandangannya. Pikirannya berkecamuk. Apa maksud perkataan Adis, anak - anak itu bukan anak Bima? Lalu anak siapa? Bella menjebak Bima? Tapi untuk apa? Terdiam cukup lama Dinda sibuk akan pemikirannya, dia kemudian meraih ponselnya memencet beberapa nomer yang di hapalnya

"Hallo"

"Ya Din, kenapa?"

"Aku butuh bicara denganmu dan Bella" ujar Dinda

"Kenapa harus sama Bella juga?"

"Nanti kamu akan tau sendiri. Kabari aku kapan kalian sempat"

"Baiklah"

Dinda memutuskan panggilannya lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan tempat Aldo terbaring. Menatap penuh cinta kearah laki - lakinya yang gagah kini terbaring lemah tak berdaya. Dinda meraih tangan Aldo menggenggamnya dengan hangat

"Entah apa yang terjadi sebenarnya antara Bima dan Bella aku tak tahu. Mungkinkah kalau selama ini Bima tidak menghianatiku? Benarkah ini hanya sebuah jebakan?"

Flash back

Adis melangkah tergesa memasuki ruang gawat darurat. Tubuhnya basah oleh keringat. Namun dia tidak perduli. Dia menatap nanar wajah kakaknya yang terbaring lemah tak berdaya.

"Mas, banguun mas!!" teriak Adis menggema diruangan unit gawat darurat. Seorang dokter menghampirinya

"Maaf, apa adik keluarganya?"

"I-iya Dok.. Ba-bagaimana ke--ada-an kakak saya dok?" tanya Adis dengan terbata - bata

"Kondisinya kritis, harus cepat ambil tindakan operasi"

"Bi-ayanya berapa dok?"

"35 juta, kami akan berusaha melakukan yang terbaik. Jika anda setuju, silahkan ke bagian administrasi untuk tanda tangan persetujuan" ujar dokter lalu berjalan meninggalkan Adis yang terduduk lemas dilantai

35 juta bukan uang sedikit bagi Adis, dia bukan keluarga yang mampu, lalu darimana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu?

"Adis.." panggil seorang wanita Adis mendongakkan kepalanya dan dia menatap makhluk cantik dihadapannya. Adis menatap wanita itu dengan tatapan tajam, mereka memang bersahabat, namun sejak kakaknya dan sahabatnya menjalin hubungan, mereka tidak lagi bersahabat.

Wanita itu terlalu banyak menyakiti kakaknya, menguras harta keluarga Adis hingga habis tanpa sisa. Dan terakhir dia mengetahui bahwa wanita ini hamil anak kakaknya namun wanita ini malah ingin memanfaatkan kehamilannya. Selain itu, wanita telah menghianati cinta kakaknya. Kebencian dalan diri Adispun semakin berlipat ganda. Dia benar - benar tidak menyukai wanita ini

"Perlu bantuan?" tanyanya

Adis bangkit menatap mata wanita ini, ingin dia melayangkan tamparan kewajah mulus dan cantik wanita itu tapi dia mengurungkan niatnya

"Aku bisa membantu menyelamatkan Mas Wahab tapu dengan satu syarat!" ujar wanita itu

Mendengar kata Mas Wahab hati Adis meluluh, mungkinkah wanita ular ini berniat membantunya? Adis sangat membutuhkan uang 35 juta untuk biaya operasi kakaknya.

"Aku akan memberikanmu uang 35 juta Cash hari ini juga, asal kau bersedia menuruti keinginanku!"

"Apa?"

"Setelah kakakmu siuman dan sadar, segeralah pergi menjauh dari kehidupanku! Aku ingin kau dan kakakmu melupakan dan menyimpan rapi rahasia tentang kehamilanku karena kakakmu"

Adis menatap Bella bingung, "Maksudmu?"

"Kau sungguu bodoh Adis!! Kita semua tau bayi yang aku kandung adalah anak kakakmu, aku akan menikah dengan Arya Bima laki - laki mapan dan tampan! Jadi, kau dan kakakmu tidak boleh membeberkam rahasia ini, paham?"

"Tapi.. Anak itu adalah... Kau tidak boleh lakukan ini Bell, kau menjebak Arya Bima!!"

Sebelah bibir Bella terangkat menjadi seringai "Sebodo amat! Yang penting aku bisa dapatkan Bima! Dan kalau kau tidaj setuju aku tak masalah" Bella membalikkan badannha dan berjalan menjauhi Adis

"Tunggu!!" teriak Adis dan Bella berdiam diri ditempat tanpa menoleh kearah Adis, dia tersenyum licik menyadari rencananya telah berhasil

"Aku bersedia menuruti maumu, jadi tolong.. Tolong Mas Wahab"

"Baiklah, tanda tangani surat ini!" Bella mengulurkan sebuah surat perjanjian kepada Adis yang langsung ditandatangani olehnya. Bella mengeluarkan Amplop coklat dari tas nya menyodorkan kepada Adis lalu berjalan meninggalkannya.

"Maaf Mas, aku terpaksa lakukan ini. Demi kesembuhanmu"

Flashback off

Adis turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam caffe itu, dia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru Caffe dan dia melihat tiga sosok manusia dewasa duduk di pojokkan mengeluarkan aura negatifnya. Adis mengeluarkan nafasnya perlahan lalu berjalan mendekati tiga manusia itu. Seorang laki - laki dengan tegak berjalan dibelakang Adis mengikuti langkah Adis

"Maaf menunggu lama" ujar Adis yang membuat tiga manusia yang terdiam menoleh kearah Adis. Adis menatap wajah Bella yang terkejut melihat kedatangan Adis dan... Dan.. Mas Wahab..

Dinda tersenyum lalu menyilahkan mereka duduk
"Tidak masalah, silahkan duduk!" ujar Dinda

"Lama tidak berjumpa Ms.Bella" sapa Mas Wahab dengan senyum mengembang. Dinda hampur tertawa keras menatap wajah pucat pasi milik Bella yang menatap Adis dan Mas Wahab tanpa kedipan

Bima menoleh kearsh Bella "Kau kenal mereka??" tanya Bima

Bella menahan napas dengan pertanyaan Bima, mampus!! Apa yang harus gue jawab! Apa maksud Adis dan Mas Wahab? Bukankah mereka sudah berjanji? Sialan!! Mereka tak bisa dipercaya

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang