Bagian 4

14.9K 573 14
                                    

Foto Aryabima Nugraha Pratama (Bima)

Intermeso : saudara pemirsah saya lagi galau berat, habis putus cinta lagi dan lagi. Nasib percintaan eike tidak semulus FTV dan cerita d wattpad.

***

"Aldo?"

"Wah aku ga nyangka kita ternyata akan menjadi rekan bisnis ya?"

Aku tersenyum manis dan mempersilahkannya duduk

"Iya saya juga tidak menyangka kita akan bertemu dalam situasi yang berbeda" ujarku

Aldo tersenyum, senyum yang menawan mungkin bagi kebanyakan perempuan senyumnya itu akan memikat siapa saja, tapi tidak denganku.

"Sepertinya anda kurang enak badan ya?"

"Ah? Masa?"

"Wajah anda terlihat pucat, dan lebam lebam. Seperti habis ada perampokan" ujarnya sembari terkekeh

Memang ada perampokan tadi pagi dan semalam juga batinku

Aku menanggapi dengan tawa kecil, "Baiklah, kita mulai saja rapat ini ya"

"Gak usah ada rapat, aku setuju untuk melanjutkan bisnis kerjasama ini. Nanti aku akan kirim sekretarisku ke sini"

"Baiklah Bapak Aldo, semoga bapak senang dapat bergabung dengan Arinda Group" ujarku sembari tersenyum

"Panggil aku Aldo Din. Kamu terlalu melebar lebarkan deh. Kamu mau ikut aku pergi makan siang?"

Aku nampak berpikir sejenak, apakah aku harus menuruti keinginannya pergi makan siang? Tapi bagaimana jika Bima tau aku pergi dengan laki - laki lain? Dia pasti akan marah besar padaku. Apa yang harus aku lakukan?

"Baiklah.." ujarku

Sedetik kemudian aku menyesali perbuatanku yang mengiyakan ajakannya. Semoga saja tidak akan ada masalah setelah ini. Aku harus bisa sedikit menjaga jarak dengan Aldo. Dari gelagatnya aku bisa menangkap sinyal aneh darinya. Mungkin sinyal ketertarikan.

Sesampainya di rumah makan

"Ini tempat favorit aku makan, ayo masuk"

Aku pikir dia akan mengajakku pergi ke sebuah restaurant mahal, atau mewah tapi dia mengajakku pergi makan di warung makan ikan bakar, Warung Mina. Tempatnya tidak cukup buruk, ini seperti restaurant kelas menengah ke bawah. Tapi aku suka suasananya, duduk di pinggir sawah melihat hamparan hijau yang membuat mata sejuk. Ada kolam ikan juga di sekitarnya. Suasana begitu nyaman.

Bima tidak akan suka pergi ketempat ini, dia lebih suka pergi ke lounge, pub, diskotik, Atau restaurant mahal yang memiliki ruangan besar megah bak hotel bintang lima. Yang harganya setinggi langit namun porsi makannya sangat sedikit, tidak buat kenyang tapi buat dompet menipis. Aku jadi nyengir sendiri

"Kau mau pesan apa Din?" Aldo membuyarkan semua lamunanku tentang Bima.

Aku membuka daftar menu, gambaran ikan ikan segar membuat perutku keroncongan, harganyapun tidak semahal perkiraanku, dan porsinya juga terlihat lebih banyak.

"Aku pilih ini dan minuman ini" ujarku kepada pelayan

Aldo tersenyum, "Sama pesenannya ya" ujarnya kepada pelayan

"Kok ikut - ikutan?" tanyaku

"Aku ingi mencicipi pilihanmu" dia terkekeh "Apa kau menyukai tempat ini?"

Aku mengangguk, "Iya aku menyukainya tempatnya sejuk dan nyaman"

Aku dan Aldo terlibat banyak obrolan ringan, canda tawa Aldo membuatku merasa lepas, aku bisa merasakan nyaman dan tampil apa adanya tanpa harus kelihatan kaku dan anggun. Aku bahkan tertawa terbahak - bahak saat mendengarkan dia bercerita tentang pengalamannya dulu. Aldo laki - laki yang baik dalam waktu singkat aku sudah akrab dengannya.

"Terima kasih Aldo sudah menemaniku makan siang" ujarku

"Siapa yang akan kau temui di sini?" tanyanya saat aku memintanya menurunkanku di sebuah boutique di daerah Kuta.

"Sahabat terbaikku, Vero" terangku "Terima kasih sekali lagi Aldo senang bisa mengenalmu. Sampai jumpa"

Aku turun dari mobilnya dan melambaikan tangan pada Aldo hingga menghilang dari pandanganku. Aku melangkahkan kakiku masuk ke Boutique itu sambil memencet beberapa nomer pada ponselku.

"Halo Ver..."

"Yaps.. Kau dimana?"

"Sudah di depan"

"Oke wait"

Tidak berselang lama Vero datang menghampiriku dengan senyuman mengembang namun tiba - tiba senyuman itu hilang dan tatapannya menjadi tajam kearahku

"Kenapa dengan wajahmu?" tanyanya saat tepat berdiri di hadapanku

"Ah ini? Aku jatuh" bohongku

"Kau bohong! Apa Bima yang-"

"Sudah jangan di bahas lagi, kita ke sini untuk mencari baju yang pas kan? Ayo.."

Vero menghela napas, "Dinda kamu ini ya.." dia tidak melanjutkan kata - katanya dan mengekoriku mencari beberapa baju yang pas untuk keluarga besar Vero yang akan menghadiri pesta pernikahannya

"Siapa tadi yang mengantarmu?" tanya Vero saat kami sudah ada di dalam mobil miliknya

"Rekan kerja" jawabku

"Kau yakin hanya rekan kerja?" godanya

"Sstt apa siih kamu ini"

"Aduh Din, aku setuju kok kalau kamu ingin membuka lembar baru dengan kekasih baru"

"Aku belum ingin membahasnya lagi" ujarku

Aku dan Vero sama - sama terdiam di dalam mobil tidak ada yang berniat membuka suara membuka obrolan. Aku fokus ke jalanan, tiba - tiba mataku melihat dua bayangan berjalan mesra di depan sebuah pertokoan. Bayangan sepasang kekasih lebih tepatnya. Karena mereka terlihat mesra berpelukan layaknya seorang kekasih

Aku meminta Vero menepikan mobil dan aku segera turun dan berlari ketempat aku melihat bayangan itu namun aku tidak menemukan apa yang aku lihat tadi. Apa aku sedang berhalusinasi?

"Ka.. Kamu kenapa sih Din?" Vero tersengal sengal mengejarku

"Ah aku.."

"Liat apaan coba? Lari kenceng gini?" Vero mencoba mengatur napasnya setelah mengejarku berlari kencang

"Gak apa - apa mungkin aku salah liat, ayo pulang"

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang