Bagian 16

13.1K 594 30
                                    

Tak pernah ku berhenti
Mencari yang terbaik
Walau tak mudah ku dapatkan

Hapus masa lalu Buang nada sendu
Waktunya meriah mimpi
Saatnya Ku berlari
Tinggalkan Kau sendiri

Inilah hari yang ku nantikan
Ku tak akan merasa sesal
Lupakan yang tertinggal
Ku siap melangkah

Takkan ku mencintaimu lagi
Cintaku berhenti disini
Tak ada lagi hati Ini saatnya

Move Move On
I'll Move On

Lihat ku sekarang
Berjalan meninggalkan
Jejak masa yang kelam

Dinda Pov

Berkali - kali aku menghela napas berusaha menenangkan hati dan pikiranku. Pikiranku melayang - layang. Apa yang akan terjadi nanti? Saat aku bertemu dengan mereka, dengan status baru yang aku punya? Bagaimana reaksi Bima? Reaksi Bella? Apa yang akan aku katakan? Aku mendesah pelan lagi. Memejamkan mata berusaha menenangkan diri. Aku merasakan tangan hangat mengenggam tanganku. Aku membuka mata dan menoleh kearah sebelahku. Dia tersenyum hangat kepadaku.

"Tenanglah semua akan baik - baik saja" ujarnya lembut yang membuatku sedikit tenang

"Aku tidak siap" cicitku pelan

"Masih ada waktu jika kau mau membatalkannya" ujarnya pelan dengan nada khawatir aku menggeleng dan membalas genggaman tangannya

"Bantu aku hadapi ini semua ya?" pintaku menatap lekat ke wajahnya. Dia tersenyum dan kembali menatap jalanan

Perjalanan dari kota Denpasar menuju kota Negara, kampung halaman Aldo membutuhkan waktu yang cukup lama dan perjalanan yang panjang juga melelahkan hingga membuatku ketiduran karena selain lelah dijalan pikirankupun lelah menanti apa yang akan terjadi.

"Dinda.. Banguunn.." panggil Aldo pelan sembari mengguncang tubuhku pelan

Aku mengerjapkan mataku menatapnya yang tengah tersenyum kearahku

"Sudah sampai sayang" ujarnya lembut yang membuatku terlonjak kaget

"Udah sampe? Kok kamu baru banguniin aku sih? Aku kan belum siap - siap" ujarku panik sembari membongkar isi tas mencari peralatan make up yang aku bawa. Aku membenarkan make up naturalku, berulang kali aku menatap kekaca spion untuk meyakinkan diri bahwa aku sudah tampil maksimal, melihat rentetan gigi putihku yang bersih. Takut - takut ada cabe terselip di gigiku atau bekas lipstick lewat di gigiku. Kan enggak banget.

Aldo tertawa melihat tingkahku yang berlebihan, "Sudah, kau sudah cantik" ujarnya membuatku tersipu. Aku membenarkan long dress ku dan bersiap memasuki rumah besar Aldo. Rumah yang dulu sempat aku datangi dengan status yang berbeda. Mengingat itu, dadaku jadi sesak. Oh ayolah Dinda Move On !! Teriak batinku

Aldo menggandengku masuk ke dalam rumah itu, sempat aku lirik kearah garasi dan terparkir indah mobil kesayangan Bima, berarti Bima ada di dalam. Jantungku berdebar, tangan dan kakiku mendadak merasa dingin, dan perutku terasa mulas.

"Tenanglah, aku di sampingmu!!" ujarnya membuat aku sedikit nyaman

Kakiku melangkah masuj ke ruang tamu rumah ini, sepi. Aldo menyilahkan aku duduk di sofa yang tersedia di ruangan besar ini. Aldo meninggalkan aku masuk keruang tengah mencari keberadaan orang - orang rumah, mungkin!

Aku tengah sibuk dengan pikiranku sendiri hingga sebuah suara mengagetkan aku.

"Mau apa kamu kesini? Mencoba merayu suamiku, huh?" ucapnya sinis. Aku menoleh dan mendapati seorang wanita cantik namun berpenampilan kacau, sedang menggandeng dua orang putri kembar yang cantik masuk ke dalam ruangan ini. Aku mendesah pelan, berusaha mengontrol hatiku setiap bertemu dengannya. Dia selalu memancing emosiku.

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang