Bella menoleh kearah Bima, terdiam dan terkejut dengan yang di katakan Bima. Apa dia serius ingin mengajaknya pergi ke Miami? Dia merasa bermimpi di bawah mentari terik.
"Oh, Bella, Velya dan Velita tidak bisa pergi kemana - mana. Dia harus setia di sisiku. Dia akan menjadi istriku, karena Velya dan Velita adalah putriku" ujar Wahab di sela keterkejutan Bella dengan ucapan Bima. Serentak Bella dan Bima menoleh kearah sumber suara. Laki - laki tegap berkulit hitam manis berjalan dengan santai mendekati Bella dan Bima
"Bukankah kau telah menceraikannya? Bukankah kau telah mengusir mereka? Untuk apa repot - repot mengajak mereka pindah ke Miami?" senyum penuh makna dikeluarkan oleh Wahab. Bella tidak menyukai hal itu. Dia mendengus sebal dengan sikap Wahab, benar - benar menganggu saja!
"Tentu, jika kau ingin menikahi Bella silahkan saja. Aku tak perduli, aku hanya ingin dekat dengan Velya dan Velita. Biar bagaimanapun mereka juga anak - anakku, aku yang membesarkannya sampai saat ini"
"Kau bisa menemui Velya dan Velita kapanpun kau mau, aku dan Bella tidak akan menghalangi, tapi untuk membawa mereka ikut bersamamu itu tidak akan pernah terjadi!"
"Sure! Aku tak akan memaksa" Bima berjalan santai mendekati Bell yang terdiam kaku. Dadanya bergemuruh, dia tidak rela berpisah dengan Bima. Sedikit kecewa karena dia tidak bisa ikut serta ke Miami. Ah semua karena Wahab. Tapi dia juga tidak bisa menyalahkan Wahab, karena Wahab ayah kandung Velya dan Velita.
Bima berjongkok lalu menciumi kedua putri kembarnya "Papa akan merindukan kalian, kalian jangan lupakan papa ya? Sering - sering telpon papa oke bidadari - bidadari cantik? Take care"
"Papah..." rengek Velya yang sudah hampir menangis. Dia walaupun tidak paham dengan perdebatan ruwet kedua orang tuanya, tapi dia memiliki perasaan bahwa ini adalah kali terakhir dia bertemu dengan sang ayah.
"Papahh..." Velita menangis dan memeluk Bima. Entah mengapa kedua putrinya nampak tak rela melepaskan Bima pergi. Berat rasanya.
"Hei tenanglah, papa akan menelpon kalian, dan sesekali akan pulang ke Bali menemui kalian. Berhentilah menangis" bujuk Bima
"Papah.. Jangan pegii..." rengek Velya di dada sang ayah. Bima mengelus pelan punggung putri - putrinya menyalurkan ketenangan.
Setelah mereka sedikit tenang, Bima bangkit dan melangkah pergi tanpa sepatah katapun pada Bella maupun Wahab. Baginya itu hanya basa basi busuk yang tidak perlu dia lakukan. Namun Bima berhenti dan menoleh menatap Bella, hatinya terketuk untu mengucapkan satu kata
"Maaf" ujarnya sembari menatap lekat mata bulat Bella lalu berbalik dan pergi menjauh. Dirasa cukup. Dia harus berbenah dan mempersiapkan kepergiannya ke Miami. Memulai hidup baru dan ikut bahagia seperti Dinda dan Aldo.
Sementara
Bella membekap mulutnya lalu berlutut dikoridor hotel. Kedua putrinya memeluknya erat. Wahab ikut berjongkok membelai lembut rambut Bella. Bella menatap matanya, sebenarnya dia ingin marah, tapi melihat tulusnya Wahab dia mengurungkan niatnya. Laki - laki ini tidak salah, yang salah adalah dirinya yang terjebak cinta pada Bima. Pria yang tidak seharusnya.
Di kamar pengantin
Aldo Pov ( 18+)
Betapa bahagianya aku saat ini. Bagaimana tidak? Perjuanganku selama ini mendapatkan cinta Dinda membuahkan hasil. Kini wanita cantik itu telah menjadi istri sahku. Seperti janjiku, aku akan membuatnya bahagia.
Sudah 20 menit Dinda berada di kamar mandi, tapi tidak kunjung selesai. Apa yang dilakukannya hingga selama itu. Aku mengetuk pintu kamar mandi, sedikit khawatir dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH UNTUK ANAKKU
RomantiekCinta membutakan mata semua orang, termasuk Arinda. Seorang wanita yang begitu mencintai kekasihnya Aryabima dan berharap lelakinya mampu membalas cintanya. namun sikap kasar dan penghianatan yang diterima Arinda. mencoba bersabar dan menerima demi...