"Mama ikut senang dengan pilihan kamu, semoga kamu akan berbahagia ya sayang?"
"Iya Ma.. Semoga saja. Aku percaya Aldo bisa menjadi suami dan ayah yang baik untuk aku dan Vicko"
"Iya tante, aku juga ikut seneng dengan pilihan Dinda ini, aku capek ini denger dia selalu plin plan sama perasaannya"
"Ya, kalau bukan karena sahabat yang baik yang selalu mendukungnya, mungkin Dinda belum bisa merasakan kebahagiaan seperti saat ini, benar bukan?"
Dinda merangkul dua wanita yang amat sangat dicintainya "Kalian berdua adalah semangatku, hidupku dan jiwaku, terima kasih" ujarnya memeluk Ibu dan Sahabatnya itu
"Kamu bantu Dinda berbenah dan mencoba gaun pengantinnya, mama mau turun kebawah ya bantu - bantu ibu - ibu yang lain"
Vero mengangguk lalu mengajak Dinda pergi keranjang. Saat ini Vero dan beberapa therapist akan melulur tubuh mulus Dinda, agar saat esok bertemu suami Dinda sudah segar dan kembali cantik.
"Sebenarnya untuk apa sih ritual luluran seperti ini? Toh besok bukan malam pertama buat aku"
"Tapi malam pertama buat Aldo, udah nikmati aja kenapa sih?" ujar Vero kemudian meraih Vicko dari gendongan baby siternya, mencium pipi gembul milik balita tampan itu.
Tok tok tok
Adis melangkah masuk keruangan Dinda, dia selain WO untuk pernikahan Dinda dan Aldo dia juga yang mempersiapkan segala hal kebutuhan Dinda. Dari gaun pengantin dan ritual lulur melulur ini.
"Ini gaun pengantin yang aku sediakan untukmu, kau bisa memilihnya" ujar Adis. Dinda menatap 4 gaun pengantin indah nan mewah yang di bawa oleh Adis, namun dia tertarik pada gaun putih polos namun terlihat elegan dan anggun.
"Yang itu saja" tunjuk Dinda. Adis dan Vero saling menatap tak percaya dengan pilihan wanita itu. Oke! Taulah, bahwa Dinda maupun Aldo bukan dari orang berkalangan rendah, mereka termasuk mapan, bahkan menjabat pengusaha muda yang sukses di generasinya. Tapi mengapa segala aspek pernikahan mereka sangat sederhana?
Biasanya, jika orang kaya atau mampu, gaunnya bisa seharga milyaran rupiah, belum jamuan mewah untuk tamu - tamu undangan, belum kartu undangan dan beberapa souvenir mahal yang diberikan dari pihak penyelenggara pernikahan. Tapi ini berbeda, Dinda dan Aldo memilih menikah di sebuah hotel privat. Dan hanya mengundang sahabat dekat sert keluarga besar saja. Ini benar - benar acara yang sangat privasi untuk mereka.
"Kenapa? Kenapa kalian memandangiku begitu?"
"Kau yakin akan memakai gaun ini? Ini tidak terlihat mewah apalagi mahal" ujar Vero
Dinda tersenyum, "Bukan masalah bagus atau tidaknya gaun itu, bukan masalah mahal atau mewahnya gaun itu, ini sebuah pernikahan yang tidak bisa diukur dengan gaun atau pesta meriah. Ini adalah acara pernikahan pengikat janji suci cinta aku dan Aldo. Yang mewah di sini bukan gaun atau pestanya,tapi hatiku dan hati Aldo harus mewah dan penuh akan cinta. Yang terpenting niat tulus menikah dan saling mencintai sehidup semati. Tidak usah gembar gembor bikin pesta rusuh seperti selebritis papan tembok, ups papan atas! Mereka membuat acara mewah, meriah 7 hari 7 malam eh taunya pisah, cerai. Aku ingin menikah yang sederhana, tapi bertahan hingga alam yang memisahkan kami, dunia yang memisahkan kami" tutur Dinda panjang lebar
"Mau nikah kok jadi ceramah banyak amat non? Ya deh, gimana bagusnya kamu yang penting kamu dan Aldo bahagia" ujar Vero memeluk sahabatnya itu dan menciumi balita yang tengah digendongnya. Adis hanya terdiam, melongo bagai sapi ompong. Wajar, jika Aldo mencintai Dinda. Dia wanita yang cantik luar dalam. Dia seorang wanita dewasa.
Ketiga wanita itu tengah asyik berbincang - bincang sampai seorang pria masuk kedalam kamar itu.
"Maaf ladies, kalau mengganggu. Boleh minta waktu bicara dengan Dinda sebentar?" tanyanya
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH UNTUK ANAKKU
RomantiekCinta membutakan mata semua orang, termasuk Arinda. Seorang wanita yang begitu mencintai kekasihnya Aryabima dan berharap lelakinya mampu membalas cintanya. namun sikap kasar dan penghianatan yang diterima Arinda. mencoba bersabar dan menerima demi...