Bagian 37

11.7K 479 30
                                    

Aldo

Ketika ku mendengar bahwa
Kini kau tak lagi dengannya
Dalambenakku timbul tanya

Masihkah ada dia
Dihatimu bertahta
Atau ini saat bagiku
Untuk singgah dihatimu

Namun Siapkah kau tuk jatuh cinta lagi

Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti ku tak merasa
Ada yang berbeda diantara kita

Dan tak mungkin ku melewatkanmu
Hanya karna diriku tak mampu untuk bicara
Bahwa aku inginkan kau ada dihidupku

Dinda

Kini ku tak lagi dengannya
Sudah tak ada lagi rasa
Antara aku dengan dia Owwh

Siapkah kau bertahta
Dihatiku Kandaa
Karna ini saat yang tepat
Untuk singgah dihatiku

Aldo

Pikirlah saja dulu Hingga tiada ragu Akan mulus jalanku
Melangkah menuju kehatimu

Siapkah kau tuk jatuh cinta lagiiii

Dinda

Meski bibir ini tak berkata
Bukan berarti ku tak merasa
Ada yang berbeda diantara kita

Dan tak mungkin ku melewatkanmu
Hanya karna diriku tak mampu untuk bicara
Bahwa aku inginkan kau ada dihidupku

Aldo

Bila kau jatuh cinta Katakanlah
Jangan buat sia-sia
Bila kau jatuh cinta Katakanlah

**********

Dinda menatap kearah lautan, matahari yang perlahan bergerak menuju kembali untuk tertidur di gantikan dengan sinar cahaya rembulan. Sebulan sudah sejak kepergian Bima, namun rasanya Dinda belum mengikhlaskannya.

"Sayang?" lengan kekar memeluk perut ramping Dinda dari belakang meletakkan dagunya di bahu Dinda. Dinda tersenyuk merasakan kehangangatan yang menjalar ketubuhnya

"Hmmm" Dinda membelai lembut rambut pria yang dicintainya

"Lagi apa sih?"

"Liat matahari terbenam, ini indah Aldo. Sejak kita ada di sini kita melewatkan detik - detik keindahan ciptaan Tuhan saat terbenam"

"Aku terlalu sibuk denganmu, ini kan saat kita berbulan madu sayang" rajuk Aldo, Dinda terkekeh mendengar jawaban Aldo lalu membalikkan badan kearah Aldo. Dialah laki - laki yang kini dicintainya, hanya Aldo yang memenuhi ruang hati Dinda.

"Aku mencintaimu, istriku"

"Aku juga mencintaimu, suamiku"

Aldo mengecup bibir merah milik Dinda dengan lembut dan penuh cinta, Aldo mengangkat tubuh Dinda dengan tidak melepaskan ciumannya pada bibir istrinya. Dinda tidak merasa kaget, karena dia sudah terbiasa dengan sikap suaminya.

Aldo mengajaknnya masuk ke dalam kamar mereka merebahkan tubuh ramping Dinda. Masih dengan bibir yang menyatu saling mengulum, Aldo melepaskan kancing daster yang digunakan Dinda. Dinda menikmati cumbuan dari suaminya.

Drtt.... Dreettt.. Drett

"Aldo.. Aahh.. Angkat dulu" pinta Dinda ditengah - tengah birahi yang menguasainya

"Biarkan saja, aku ingin segera menikmati tubuh indahmu istriku"

Dinda menahan dada Aldo menatapnya tajam "Angkat dulu, siapa tau penting. Kita masih punya waktu banyak" ujar Dinda lagi. Aldo menghela napas lalu meraih ponsel menyebalkan itu di atas meja. Tertera nama gadis yang sangat dikenalinya.

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang