Bagian 17

13.2K 567 21
                                    

Sedang ku jalani
Kisah cinta yang sulit dimengerti
Sedang ku alami
Yang terbaik yang terburuk denganmu

Semua teman mengingatkan
Aku jangan mencintai kamu

Aku percaya pilihanku, aku percaya itu kamu
Bila memang salah biarlah salahku

Sedang ku cari
Cara yang bisa menyatukan kita
Walaupun terus
Dipenuhi drama yang menyakitkan

Aku berhak cintai kamu selama kamu cintai aku
Akan lebih salah bila ku abaikan rasa ini

Aku percaya pilihanku, aku percaya itu kamu
Bila memang salah biarlah salahku
Aku berhak cintai kamu selama kamu cintai aku

Akan lebih salah bila ku abaikan rasa ini

Dinda Pov

Udara sejuk ini menenangkanku, pemandangan sawah menghiasi setiap sudut pandangan mataku. Ini favorit aku. Menikmati pemandangan indah pulau dewata.

"Ehem!" suara deheman membuatku berbalik dan menatap pria di hadapanku dengan tatapan tajam. Mau apa dia kesini? Aku celingak celinguk mencari keberadaan Aldo, siapa tau dia bisa menyelamatkan aku dari situasi ini. Tapi sayang dia tidak ada.

"Apa benar kamu akan menikah dengan Aldo?" tanyanya pelan, dia menatapku lekat. Tatapan penuh luka dan kecewa. Aku tidak mengerti kenapa juga dia harus terluka dan kecewa? Ini kan pilihan dia, harusnya yang kecewa dan terluka aku.

"Yah, seperti yang kau tau" ucapku datar

Dia menghela napas, "Urungkan niatmu Din" ucapnya sembari mengalihkan pandangannya kearah hamparan sawah di hadapan kam

"Maksud kamu? Membatalkan pernikahanku dengan Aldo? Mengapa?" tanyaku ketus

"Tunggulah aku, aku berjanji secepatnya akan menceraikannya, tunggulah aku, ku mohon. Aku akan menikahimu sah" perkataan Bima membuat aku tercengang. Apa dia sinting? Ingin menceraikan istrinya demi aku? Dia sudah gila!!

"Kau gila! Kamu benar - bener gak punya otak" aku hendak pergi namun dia mencekal lenganku

"Kamu yang membuatku gila Din, aku tidak ingin kamu dimilik oleh orang lain!! Kau hanya milikku"

Aku menghempaskan tangannya kasar menatapnya tajam, "Dulu.. Iya dulu aku milikmu, bukan aku dulu budakmu lebih tepatnya dan sekarang aku sudah muak Bima!! Mengerti? Aku sudah tidak mencintaimu lagii!!" ucapku bergetar dan menatap matanya agar dia percaya kalau aku memang sudah tidak mencintainya

"Bohong! Kau masih mencintaiku, aku tau itu. Dinda aku mohon!!"

"Jangan egoiis! Aku tidak mencintaimu lagi, mengertilah"

"Lalu apa kau mencintai Aldo?"

Aku terdiam sesaat, lalu mengangkat kepalaku menatap lurus ke manik mata Bima, "Ya aku mencintai Aldo" ujarku mantap. Aku melihat keterkejutan di mata Bima, dia seperti shock dan terluka akan apa yang aku ucapkan, tapi aku sudah tidak perduli lagi. Aku berhak bahagia pemirsa.

"Dindaa" suara berat yang familiar membuatku menoleh kearah suara itu, ku tatap pria yang berdiri dibelakangku, dia penyelamatku

"Aldo" riangku

Dia tersenyum, lalu menghampiriku dan Bima

"Serius amat, ngbrolin apa?" tanyanya kearahku dengan lembut, aku melingkarkan tanganku di lengan Aldo. Sempat aku lirik Bima menatap kami dengan tidak suka

"Gak ada sih, cuma ngobrol biasa aja" ujarku

"Ya sudah, sekarang kita pulang yuk kita makan malam dirumah, ayo, Bim ayo kita pulang" aku mengangguk dan berjalan dengan tetap menggandeng tangan Aldo mesra. Tidak perduli apapun pandangan Bima

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang