BAGIAN 38

12.5K 480 21
                                    

Cerita ini masih ada di library? Masih nunggu gak? Maaf ya bukannya mau gaya atau menelantarkan kalian, tapi pekerjaan yang padat membuat aku lelah dan tidak bisa berpikir #lebay.

Kan banyak yg minta Adis bahagia, gimana kalau bahagianya jadi istri kedua Aldo ya? #idejahil

***************

Dinda menatap tajam mata bulat Aldo. Dia benar - benar jengkel dengan keinginan sang suami yang berniat berpoligami. Mereka baru saja menikah baru sebulan, dan masa harus berpoligami. Ini ide Gila!!

"Aldo!!!" bentak Dinda keras karena Aldo masih diam menatap langit - langit seolah berpikir

"Mungkin dengan menikahi Adis membuatnya tetap tinggal di Bali"

Dinda bangkit dari tidurnya merapikan baju tidurnya, Aldo menarik lengan Dinda. Membuat Dinda menatapnya tak suka

"Kemana?"

"Aku mau pulang ke Denpasar! Dan untukmu, persiapkan diri karena aku akan menggugat cerai padamu"

Aldo terkejut dengan sikap istrinya, dia ikut bangkit dan duduk di sebelah sang istri "Astaga sayang, apa kau serius??"

"Nikahi saja Adis, aku tak sudi kau madu!!" bentak Dinda keras

Aldo tersenyum lalu membelai lembut rambut sang istri "Maafkan aku, kelak kau akan mengerti"

Dinda menepis tangan Aldo "Apa maksudmu? Kau serius akan berpoligami? Baik kita bercerai setelah ini" Dinda bangkit dan berjalan menuju pintu

Dinda membuka pintu kamarnya di luar nampak gelap, dia lupa menyalakan lampu diruang tengah Villa yang ditempatinya dengan Aldo. Dinda berjalan menuju saklar dan menyalakannya. Tiba - tiba ada kertas warna warni jatuh berhamburan dari atas kepala Dinda

"Suurrrpriiiseee......" ujar suara beberapa orang yang membuat Dinda terpaku terdiam melihat mereka semua

Adis berjalan dengan membawa kue tart di tangannya mendekati Dinda

"Happy Birthday Dinda" ujar Adis

"Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday happy birthday happy birthday Dinda" mereka semua menyanyikan lagu untuk Dinda.

"Kenapa bengong? Ayo tiup lilinnya Din" ujar Adis

"Ka- kalian..."

"Selamat ulang tahun istriku" sambut Aldo dari belakang Dinda, dia memberikan sebuket bunga mawar merah yang berjumlah 26 kepada Dinda sebagai lambang usia Dinda

"Ini.. Kalian semua..."

"Maafkan aku telah menjahilimu Din, aku hanya ingin iseng. Aku tau kau begitu mencintaiku. Dan kau tau aku sangat mencintaimu"

"Selamat ulang tahun Dinda" mama dan papa mertua Dinda mendekat bergiliran mencium kedua pipi Dinda. Dinda hanya tersenyum haru.

Bella dan kedua anaknya pun berjalan mendekat kearah Dinda memeluknya dan mengucapkan selamat kepada Dinda, orang tua Dinda hadir juga dan tak lupa Wahab pun hadir ditengah - tengah mereka

"Aldo.. Ini.. Apa? Kenapa mereka semua ada di sini"

"Mereka semua datang ingin merayakan hari ulang tahunmu. Ini kado untukmu" ujar Aldo lalu memberikan kotak persegi empat berukuran sedang berwarna merah maroon.

Dinda perlahan membuka kotak itu, matanya berbinar saat melihat isi di dalam kotak itu. Dia menatap sang suami yang tengah tersenyum. Dia bangkit dan memeluk suaminya

"Dari mana kau tau aku menginginkan ini?" tanya Dinda

"Aku tau, kau berusaha keras untuk menabung untuk mendapatkannya" ujar Aldo membelai lembut pipi istrinya

"Tapi, aku tidak terlalu membutuhkannya. Aku memang menabung untuk mendapatkan mobil itu, tapi tidak ada yang aku inginkan saat ini kecuali cintamu Aldo" ujar Dinda

Aldo tersenyum lalu menarik tubuh istrinya "Aku mencintaimu sayang"

"Ehem ... Ehem..dunia terasa milik berdua ya?? Kita pada ngontrak nih" ujar Adis sembari berjalan mendekati Dinda dan Aldo. Aldo melepaskan pelukan Dinda dan hendak menyambut Adis. Namun Dinda dengan cepat menghalanginya

"Kenapa Din?" tanya Aldo heran dengan sikap Dinda yang menariknya menjauhi tubuh Adis

"Aku tidak ingin kau berpoligami!!!" tegas Dinda yang di sambut gelak tawa semua orang yang ada di ruangan.

"Kau pikir aku sudi di madu? Oh Dinda, aku memang sempat menaruh hati pada suamimu, tapi dia adalah sahabat bagiku. Dan aku cukup normal Din, aku tidak ingin dimadu dan berbagi suami" ujar Adis menepuk bahu Dinda sembari menahan tawanya

"Kau dengar? Aku tak akan menghianatimu sayang. Percayalah"

"Kalian sungguh membuatku iri" ujar Bella dengan senyuman. Wahab bangkit dan merangkul pundak Bella

"Apa kau iri dengan mereka sayang? Aku bisa memberi kemesraan melebihi pasangan Alay itu" ujar Wahab dengan senyum kebanggaannya

Bella mencibir "Ohya? Sudah hampir dua minggu kita menikah, tapi kau tidak menunjukkan sikap romantismu? Bahkan kau tidak mengajakku berbulan madu!!" gerutu Bella

"Apa?? Jadi kalian sudah menikah?" tanya Dinda

"Maafin Mama sayang, kita tidak memberitahumu tentang pernikahan Bella dan Wahab, karena kita semua tidak ingin merusak acara bulan madu kalian" ujar Mama Aldo dengan senyuman.

"Kalian curang!!" Dinda memanyunkan bibirnya seolah sedang merajuk

"Oh sayang, kau membuatku ingin melanjutkan acara kita yang tertunda tadi"

"Aldo.. Disini ada dua putriku! Jangan mesum ah" ujar Bella

Dinda terdiam, dia sepertinya melupakan sesuatu yang berharga dalam dirinya "Aku rindu Vicko" ujarnya

"Aku pikir kau melupakan putra semata wayangmu!" ujar Adis dengan senyum menggoda

Dinda menatap Aldo dan merebahkan kepalanya di pundak suaminya "Aldo... Aku rindu Vicko"

"Yaa aku tau. Ohya apa kau mau mendapatkan hadiah kedua dariku?" tanya Aldo mengalihkan topik pembicaraan

Dinda menggeleng tak bersemangat, dia merindukan putranya. Buah cintanya dengan Bima. Buah Cinta yang mati - matian telah diperjuangkan. Dinda mengangkat kepalanya dan sedikit menjaga jarak dengan suaminya. Dia merasa Aldo tidak merindukan Vicko layaknya seorang ayah yang merindukan putranya

"Sebentar aku ambilkan hadiah untukmu" ujar Aldo bangkit. Dinda tetap diam.

"Undaaa..."

Dinda tersentak dan langsung menoleh kearah sumber suara yang membangkitkan minatnya. Dia menatap tubuh mungil yang sedang berada dalam gendongan suaminya. Mata dan rambut yang begitu mirip dengan sang ayah, bibir dan alisnya yang mirip dengannya.

"Vicko" panggil Dinda

Dinda berjalan cepat menghampiri anak dan suaminya. Lalu mengambil Vicko dari gendongan Aldo "Bunda kangenn kamu syang" ujar Dinda memeluk buah hatinya

"Angenn unda.." ujar bocah cilik itu dan bergumam tak jelas

"Kau suka hadiah keduaku??"

Dinda mengangguk cepat "Terima kasih" ujarnya

"Woow! Saatnya memberi adik bayi untuk Vicko deh" ujar Bella yang tersenyum melihat adegan romantos di hadapannya.

Cinta itu hanya milik mereka, yang lain ya pada ngontrak deh.

Maaf kalo aneh ya, soalnya lagi gak connect. Haha.. Maaf juga sedikit. Mau aku End sesegera mungkin hehe
Terima kasih

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang