Dinda Pov
Dengan tergopoh - gopoh aku memasuki rumah sakit ini, menoleh ke kanan dan kekiri, berusaha mencari sesuatu yang aku sangat ingin aku tau.
"Bisa saya bantu?" tanya seorang wanita yang berpakaian putih di hadapanku
"Aku- aku mencari bapak Raihaldo, dimana dia sekarang?" tanyaku panik
"Tenang dulu ibu, coba tanya bagian informasi. Mari saya antar"
"Bagaimana saya bisa tenang??" gerutuku namun aku tetap mengikuti perawat tadi menuju information rumah sakit ini. Aku ingin segera bertemu dengan Aldo.
"Ibu, mencari pasien yang tadi mengalami kecelakaan??" tanya bagian informasi yang kemudian aku jawab dengan anggukan
"Beliau sedang menjalani operasi, Ibu bisa langsung keruang itu" tunjuk orang itu. Aku mengikuti arahan tangan dari penyampai informasi itu
"Baik terima kasih, bagaimana keadaanya jika boleh saya tau??"
"Dari catatan medis ini, bapak Raihaldo mengalami kecelakaan hebat, dia menabrak pembatas jalan, dia tergencet dimobilnya, kondisinya sangat kritis saat dibawa kesini. Dokter telah meminta polisi menghubungi keluarganya, namun karena kondisi semakin drop akhirnya dilakukan operasi tanpa menunggu persetujuan keluarga" ujar perawat itu
Aku hampir jatuh kelantai jika tidak berpegangan pada dindinh rumah sakit ini. Bagaimana kecelakaan ini bisa terjadi? Bukannya dia bersama Adis? Dan mengapa polisi lebih dulu menghubungi Adis daripada aku tunangannya? Aku harus cari Adis dan menanyakan semuanya!!
Aku melangkah pelan menuju depan kamar operasi, lampu merah masih menyala menandakan operasi masih berlangsung
"Dinda..." aku menoleh kearah sumber suara
"Mama" ujarku lirih. Mama berjalan cepat kearahku lalu memelukku, aku melihat juga mama mertuaku berjalan dengan tangisannya menghampiriku
"Gi-gimana Dinda?? Gi-gimana Aldo?" tanya Mama mertuaku di sela - sela isakan tangisnya.
"Masih diruang operasi" ujarku yang masih terus menangis dipelukkan mamaku.
Ya Tuhan, mungkin aku bukan hambaMU yang baik, mungkin bukan orang yang beriman yang selalu ingat menengadahkan tangan kepadaMU maafkanlah aku yang selalu melupakanMU saat aku bahagia. Aku hanya mengingat namaMU saat aku sedang kesulitan seperti ini.
Ya Tuhan, aku ingin meminta satu permintaan, tidak banyak dan tidak berlebihan, sehatkanlah Aldo, biarkan dia kembali dalam pelukan kami. Jagalah dia Tuhan. Ku mohon.
"Tenanglah, semua akan baik - baik saja" ujar Papa mertuaku. Aku masih tak bisa berhenti menangis, aku benar - benar
khawatir dengan kondisi Aldo, terakhir aku bertemu dalam kondisi yang tidak baik. Pertengkaran, seandainya waktu itu bisa aku putar aku tidak ingin membuang waktu kebersamaan dengan Aldo."Aldo bakal baik - baik aja, tenang saja deh!" ujar Bima yang tiba - tiba berada di sisiku, aku merasakan dia mengelus lembut punggungku. Aku menoleh kearahnya sekilas, dia menggenggam jemari tanganku
"Jika Aldo tidak selamat, aku yang akan menggantikannya, tenanglah ya" ujar Bima yang membuatku sedikit terpancing emosi, dengan mata memerah aku pandangi Bima.
"Kau mendoakannya agar tidak selamat huh? Dia akan baik - baik saja, dan kami akan menikah" ujarku dengan suara bergetar
"Semoga saja" ujarnya kemudian dengan tersenyum kearahku. Aku tidak memggubrisnya lagim entah mengapa, tapi aku sangat malas berdebat dengannya.
Detik demi detik, menit deki menit, jam demi jam telah aku lewati dengan gelisah menunggu operasi ini berjalan lancar. Sampai lampu di depan ruang operasi akhirnya padam. Membuatku dengan reflek berdiri dari tempag dudukku.
KAMU SEDANG MEMBACA
AYAH UNTUK ANAKKU
RomanceCinta membutakan mata semua orang, termasuk Arinda. Seorang wanita yang begitu mencintai kekasihnya Aryabima dan berharap lelakinya mampu membalas cintanya. namun sikap kasar dan penghianatan yang diterima Arinda. mencoba bersabar dan menerima demi...