Bagian 3

15.6K 616 57
                                    

Foto Arinda Kanaya Putri (Dinda)

Dia menyeretku masuk ke dalam mobil. Wajahnya memerah menahan amarah. Mobil yang dikendarainya pun melaju dengan kencang. Aku sangat ketakutan dibuat olehnya. Cara dia menyetir seperti orang ke setanan

"Pelan - pelan donk" pintaku pelan

Namun tidak di gubrisnya. Dia membawaku ke apartemennya. Mencekal pergelangan tanganku dan membawaku masuk ke kamarnya. Dia mendorongku hingga jatuh kelantai

"Banguun!!!" bentaknya

Aku berdiri dengan rasa ketakutan aku tidak berani menatapnya yang menggelap karena emosi. Dia berjalan mendekatiku lalu menjambak rambut panjangku

"Auuh.. Sakit.." akj memegangi tangannya agar tidak di jambak lebih keras

"Kau sudah berani membohongiku, pelacur!!" bentaknya

"A-aku tidak bohong padamu Bima.." ujarku memelas

"Sekali pelacur kau tetap pelacur sialan!!! Kau bilang menginap di tempat Vero tapi apa?? Aku melihatmu berjalan - jalan di pertunangan Sazkia!!!" bentaknya dengan nada tinggi

Aku menyadari bahwa Sazkia tunangan Roni adalah salah satu teman Bima jadi wajar dia bisa menemukanku di sana. Aku benar - benar merasa ketakutan saat ini. Bima kalau sedang emosi tidak akan segan - segan menyakitiku

Plak!!

Sebuah tamparan keras di pipi kananku. Aku merasakan sudut bibir kananku berdarah.

"Bim aku minta maaf.. Aku tidak.."

"Diam kau, setan!!! Kau bahkan berbincang - bincang dengan laki - laki lain"

"A- aku tidak..."

"Tidak apa? Kau pelacur murahan! Apa kau menjajaki vaginamu pada pria itu hah?"

"Bima!! Kau sudah.."

"Sudah apa??"

Buughh!!!

Bima membanting badanku di ranjang, "aduh.." aku meringis
Aku merasakan kakiku di seret oleh Bima dengan keras hingga aku terjatuh dari ranjang dan pantatku berbenturan dengan lantai dengan keras

Aku sudah menangis dengan apa yang dilakukan Bima, "Bima.. Ampun.." aku memohon padanya

Bughh!!

Bima memukul lenganku dengan keras dan menendang kakiku sampai membuatku tersungkur di lantai. Tidak hanya itu, Bima menarik rambutku hingga membuatku berdiri

"Saaakiit.. " aku memelas memohon ampun pada Bima

"Jangan coba - coba melawanku atau kamu akan menerima perlakuan lebih parah dari ini Pelacur!!!"

Plak!!

Plak!!

Bima menampar wajahku berkali kali. Lalu dia bangkit dan meninggalkan aku di kamarnya yang sudah terjatuh lemas dilantai. Aku menangis sesenggukan aku sudah biasa sebenarnya mendapat perlakuan istimewa dari Bima ini. Bahkan ini masih termasuk tidak istimewa.

Biasanya kalau Bima marah, dia akan menyiramku dengan air panas hingga membuat kulitku sedikit melepuh, ato memasukkan wajahku di lubang toilet. Aku meringis mengingat semua tingkah kasarnya kepadaku. Tapi begitulah cinta, separah apapun dia menyakitiku baik sikap dan bicaranya, aku tetap mencintainya. Dimataku dialah yang terbaik.

Esok paginya

Byuur!!!!!

Aku tergagap dan terbangun dari tidurku karena merasa ada yang menyiram wajahku hingga aku terbatuk - batuk ada sedikit air yang masuk melalu hidungku. Aku melebarkan mataku dan aku melihat Bima membawa ember ditangannya. Tatapan matanya begitu menyeramkan. Aku mengedarkan sekitar ternyata aku masih tertidur di lantai apartemen Bima. Mungkin semalam aku menangis hingga ketiduran disini. Dan Bima tidak memindahkan aku sama sekali. Malah menyiramku dengan air dingin di pagi hari. Ah Bima..!!

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang