Extra Part

16K 453 18
                                    

Mau ekstra part? Boleh saja.. Tapi mampir dulu donk ke cerita terbaruu aku haha Dua Cinta yaa..
#maksa banget sih *abaikan*

Ini buat para pecinta Ayah Untuk Anakku, ektra part buat kalian.
Aku rasa sih ini terllau kecepetan ya? Tapi yaa nikmatii ajaa deh

*******
Setahun kemudian di Indonesia

Aldo Pov

Suasana dirumah begitu ribut dan ramai tak lain dan tak bukan bunda dari dua bayi kembarku yang sibuk mempersiapkan dirinya dan ketiga buah hati kami berangkat ke Paris

"Ayah.. Coba donk sekali lagi kamu cek perlengkapan Vicko, Raja dan Ratu. Minyak telon, Antimo, Tolak angin, dan paracetamol, bye bye fever, apa sudah lengkap semua?" tanyanua sembari tangannya sibuk mengepack beberapa baju untuk kami semua. Aku hanya tersenyum dan geleng - geleng kepala. Kalau bisa dihitung dengan jari, sudah berapa kali aku mengecek perlengkapan yang itu pasti sudah aku lakukan tapi sudah banyak kali aku mengeceknya dan sudah lengkap semua.

"Ayah.." dia menatapku tajam karena aku hanya diam tak menuruti perintahnya. Aku bangkit dan mendekatinya memeluknya dari belakang, melingkarkan tanganku di perutnya dan meletakkan kepalaku di pundaknya.

"Bunda sayang, aku sudah berulang kali mengeceknya dan sudah lengkap semuanya"

"Kau yakin? Aku tidak ingin ada yang tertinggal"

"Yaa aku sangat yakin. Sudahlah, jangan terlalu repot begini"

"Ayah, kamu sudah cek pempers? Dan perlengkapan mandi anak - anak? Sabun, lotion, shampo, sun..."

Aku mencium bibir bawel istriku ini agar dia berhenti untuk banyak bicara. "Sudah aku bilang sudah lengkap semuanya love" ujarku mesra. Dia hanya tertunduk dengan wajah meronanya

"Kita hanya akan pergi ke pernikahan Adis bukan untuk pindah rumah kesana Bunda" dia terkekeh dengan pernyataanku

"Apa aku kelihatan membawa seluruh isi lemari Ayah?" tanyanya yang membuatku ikut tertawa

"Ya, aku rasa kau ingin membawa isi seluruh rumah untuk terbang ke Paris"

"Ayahh.. unda..." panggil suara kecil di belakang kami. Aku dan Dinda melepaskan pelukan kami dan menatap laki - laki tampan yang berdiri dengan wajah cemberut dan tangan terlipat di dada. Aku berjalan mendekatinya dan berjongkok

"Ada apa kakak?" tanyaku

"Ayah Unda kok yama sekayi sih? Oma opa sudah nunggu di bawah cama kakak Velya dan Velita. Aunty Bella dan Uncle Wahab juga ada! Kita nanti ketinggayan pesawaat Undaa" ujar pria tampan ini dengan geram

"Baiklah baik kita segera berangkat" aku mengangkat putra tampanku. Dan menciumnya dengan gemas dia hanya tertawa. Tawanya selalu mengingatkanku kepada Bima. Dia benar - benar duplikat Bima.

Sesampainya di Paris

Adis Pov

Aku menatap diriku di depan cermin. Benarkah hari ini tiba? Aku akan menikah? Benarkah dia jodohku? Orang yang hanya aku kenal selama 3 bulan? Yah, sejak dia melamarku kami sepakat untuk saling mengenal lebih jauh, satu hal yang aku tau dari nya, dia adalah pria yang dewasa, pengertian dan sangat menghargaiku sebagai kekasihnya.

"Waw, kau terlihat seperti princes Adis" aku menoleh kearah sumber suara di belakangku. Dua wanita cantik yang selalu menjadi inspirasiku. Dinda dan Bella.

"Kalian datang?" seruku

"Tentu saja Dis, kau adalah sahabatku" ujar Bella mencium kedua pipiku. Aku merindukan sahabat lama ku ini merindukan kakak iparku ini

"Dan kau adalah sahabat terbaik suamiku" ujar Dinda memelukku

"Waaah terima kasih sudah mau datang, sungguh aku sangat gugup"

"Santai saja, menikah itu menyenangkan loh. Apalagi malam pertama" goda Bella padaku membuatku merona. Aku sama sekali belum pernah menjalin asmara dengan lawan jenis. Apalagi merasakan indahnya cinta di ranjang.

"Kau merona? Kau pasti memikirkan hal mesum di malam pertamamu ya?"

"Mau tips dariku?" Dinda mengerlingkan matanya kearahku dan aku melihat mereka tertawa kecil kearahku

"Gunakan ini di malam pertamamu, dan jadilah wanita penggoda yang memuaskan suamimu. Jika tidak ...." Dinda memutuskan bicaranya membuatku penasaran

"Jika tidak apa?"

Bella mendekat kearahku dan berbisik padaku "Dia akan berpaling pada yang lainnya"

"Serius??" tanyaku khawatir

Mereka tertawa terbahak - bahak melihat raut wajah panikku

"Santai saja, jangan kaku dan jangan takut. Awalnya memang sakit tapi lama - lama kau pasti menyukainya bahkan kau pasti akan memintanya lagi"

"Kalian bagai dewi mesum!" cibirku

Mereka tertawa dan merangkulku "Happy Wedding Adis" mereka mencium pipi kanan dan kiriku membuatku terharu.

Dengan langkah pelan aku di gandeng oleh kakakku satu satunya masuk kedalam gereja mewah ini. Di hadapanku berdiri pria gagah yang akan menjadi suamiku, cinta abadiku. Aku menatap matanya membuatku semakin yakin untuk melangkah mendekat kearahnya. Dan mengucap janji suci pernikahan aku dan dia

"I love you Adis"

"I love you too Christian"

Yipppii!!
Finiish
Sudah beres yaa hutangku pada kalian semua menyelesaikan ektra partnya walaupun jauhhh dari kata sempurna dn greget. Tapi aku bangga bangga sendiri deh ya..
Sekarang tinggalkan vote dn komennya, lalu segera beralih ke cerita berikutnya yaa..

Sampaii ketemu di story berikutnya
Love all

AYAH UNTUK ANAKKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang