"Faraz, kami menemukan petunjuk baru dalam penyelidikan kasus kematian istrimu. Ada hal yang perlu kita bahas."
"Tell me. Aku ingin tahu setiap detailnya."
"Tersangka ternyata terlibat dalam sebuah sekte. Selain itu, dia mungkin punya dendam ke kamu karena penyelidikanmu terhadap aktivitas mereka dulu. Kamu ingat, kan dulu?"
"Sektarian? Gimana kamu bisa tahu?"
Buma meneguk kopinya sebelum menjawab. "Pengumpulan data dan kesaksian saksi ahli. Ternyata, sekte ini terlibat dalam praktik kriminal untuk mengeruk uang. Ini juga melibatkan calon istriku. Sekte itu awalnya dibentuk oleh keluarga mantan suami dari ibu Cleo. Mereka juga yang membunuh orang tua Cleo. Sekte itu masih ada sampai sekarang tetapi sudah dikendalikan oleh orang licik yang ingin mengeruk kepentingan pribadi. Istrimu, sayangnya, menjadi korban atas semua ini. Karena kamu ikut masuk ke dalam penyelidikan kasus mangkrak ini dulu."
"Langkah selanjutnya apa?"
"Kami akan bertindak malam ini."
"Mari kita selesaikan ini bersama, Buma. Keadilan untuk istriku dan korban lainnya harus diutamakan."
******
Malam itu, hening di sekitar markas sekte kriminal yang menjadi target satreskrim di bawah kepemimpinan Eijaz. Riko, Eza, dan Buma bersiap-siap untuk menggiring kebenaran ke permukaan. Cahaya bulan menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad.
Eijaz memberikan arahan tegas kepada timnya, "Kita tidak boleh memberikan celah sedikitpun. Kita akan bergerak bersama-sama."
Bersama dengan ketegangan di udara, tim satreskrim menyelinap masuk ke markas sekte dengan hati-hati. Riko, dengan seragam hitamnya yang menyerap kegelapan, memimpin jalan menuju inti operasi. Eza, dengan keahlian teknisnya, bekerja untuk memastikan tidak ada jejak digital yang tertinggal.
Saat pintu didobrak, Buma bersama Eijaz memimpin serangan. Suasana tegang memenuhi ruangan ketika anggota menggerebek markas sekte tersebut. Teriakan dan keributan memecah keheningan malam.
Dalam keberanian dan koordinasi yang luar biasa, tim berhasil menangkap para tersangka dan mengamankan bukti-bukti krusial. Eijaz menatap timnya dengan bangga, "Alhamdulillah. Keadilan akan terwujud."
Penggerebekan itu menjadi babak baru dalam perjuangan melawan kejahatan, dan ketiga anggota satreskrim – Riko, Eza, dan Buma – bersama-sama membuktikan bahwa kebersamaan dan keberanian adalah kunci untuk menegakkan hukum.
********
Dingin air membuat kantuk yang tadi datang, hilang. Cleo sengaja menunggu subuh di masjid. Ia merasa lebih aman dan nyaman di sini, meski tak ada siapapun karena subuh masih setengah jam lagi.
"Astagfirullahal adzim! Tolong!"
Suara itu terdengar. Cleo yang berada di dalam masjid segera keluar. Ada seorang wanita yang berdiri di samping mobil berteriak. Wanita itu kini tengah diacungi senjata tajam oleh seorang laki-laki telah tersungkur di aspal. Baju koko putihnya kini kotor terkena lumpur bercampur darah.
"Diam! Atau mau berakhir seperti suamimu!"
Ancaman itu terdengar. Cleo yang melihat dari seberang segera mengaktifkan ponselnya dan merekam hal itu sembari berteriak. "Tolong! Begal! Begal! Tolong!"
Dua orang yang mencoba membegal itu melihat ke arah Cleo.
"Heh! Diam kamu!"
"Kenapa? Ha? Ini aku viralin ya. Nih, aku live di sosmed. Kenapa? Mau bunuh aku? Silakan. Nih, udah ada tiga puluh orang lebih nonton live aku. Mereka yang akan jadi saksi."
![](https://img.wattpad.com/cover/341836285-288-k91472.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Desus Kasus
RomanceCleopatra Dresanala, tengah dihadapkan pada kenyataan jika dirinya akan dijadikan boneka oleh mantan suami ibunya pasca kematian sang kakak tiri. Jatra, laki-laki pemimpin sekte terlarang, selalu membutuhkan bantuannya untuk mencari tumbal. Bumanta...