Kasus Kedelapanbelas

75 15 0
                                    


 

Some months ago….

“Ning, itu siapa?”

Bening, baru saja keluar dari area gedung sekolah tempatnya mengabdi pasca lulus kuliah.

“Ha? Nggak kenal.”

Santai, gadis itu melenggang. Wajahnya tertutup masker berwarna putih. Ia berusaha mengimbangi langkah teman-temannya.

“Tirta Bening!”

Suara bariton itu menggelegar. Senyum tergambar di wajah si pemanggil. Ia masih menggunakan seragam dengan bagde ber-bar 4. Captain Angkasa Tjandra.

“Ning, itu loh dipanggil sama Masnya.”

Dua rekan Bening menarik tangan sang dara agar berhenti melangkah. Jelas sekali terlihat jika Bening menghindari sosok yang sudah menunggunya sejak sejam yang lalu. Gagah, langkah Angkasa begitu mantap ke arah gadis yang memakinya seminggu lalu karena ia masuk ke dalam kehidupan keluarga angkatnya.

“Hai, kalian temennya Bening ya?”

Dua rekan Bening terkesima dengan sosok pilot tampan itu. Sementara yang dituju malah acuh tak acuh.

“I-iya, Pak Pilot. Eh Mas. Mas pacarnya Bening?”

Angkasa melepas kacamata hitamnya. Kini mata elang itu terlihat semakin jelas. Warna mata cokelat terang dengan bulu letik memagari, menambah pesona tersendiri.

“Pacar? Kalau bisa jadi suaminya, kenapa harus jadi pacarnya?”

Dua gadis yang lain memekik kegirangan, justru mereka yang salah tingkah sementara Bening diam dalam rasa kesal.

“Lanjut aja, bisku keburu lewat.”

Bening melenggang pergi. Angkasa akhirnya berpamitan pada dua teman Bening dan menyeret kopernya mengikuti Bening. Hanya perlu tiga langkah untuk menyamakan jarak.

“Mas ngapain sih?” Kesal Bening pada akhirnya.

“Mau pulang sama kamu.”

“Mas kenapa nggak naik mobil atau motornya Mas sendiri?”

“Aku kan habis flight. Kemarin pas berangkat aku dijemput crew, jadi aku nggak bawa mobil atau motor.”

“Terus ngapain ke sini?”

Angkasa meringis. “Mau pulang sama kamu.”

“Dih, kalau mau jemput aku ya bawa motor, percuma kalau jemput kok pulangnya naik bis juga.”

“Oh, jadi mau dijemput pake motor?”

Bening terdiam, ia kemudian menggeleng. “Nggak, aku mau naik bis aja.”

“Ya udah ayo.”

Gadis itu mencoba berbagai macam cara untuk melarikan diri tetapi tidak bisa. Keduanya kini berdiri di halte terdekat dengan sekolah tempat Bening mengabdi.

“Mas Asa ngapain sih sebenernya?”

Setelah saling diam beberapa menit akhirnya Bening bersuara. Angkasa tersenyum senang. Dia menang. Bening yang mengajaknya bicara terlebih dulu.

“Ngapain? Aku pulang kerja terus jemput adikku yang pulang kerja. Kata Buma, kamu paling seneng kalau dijemput pas pulang kerja.”

“Iya, tapi dijemputnya sama Mas Buma. Bukan sama orang yang cosplay jadi pilot. Tuh, diliatin orang. Ih! Mas kenapa nggak ganti baju dulu sih?”

Desus KasusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang