❐⛓28. Kenangan

375 71 3
                                    

Cahaya matahari memancar indah di dalam perpustakaan penyihir. Saat Sena melangkahkan kakinya, puluhan rasi bintang di atas langit perpustakaan langsung berjajar rapi. Mereka semua memberikan sambutan kepada Sena, dengan cahaya terang.

Begitu pula dengan penyihir yang bertugas di depan perpustakaan. Mereka memberitahu, "Nona Sena, semejak para penyihir dikurung di mansion ini, kami semua berdiam diri di perpustakaan ini, sekaligus menghiasnya untuk Anda."

Walaupun Sena kurang suka pelajaran yang berhubungan dengan membaca, tetapi entah kenapa ketika melihat langit perpustakaan yang dilimpahi bintang, tiba-tiba sudut bibirnya terangkat ke atas. Mata rubah penyihir itu menyipit seperti bulan sabit. Dia menebak, "Para penyihir mendesainnya khusus untukku?"

"Tentu saja. Ini hanya untuk Anda," jawab salah satu penyihir.

"Terima kasih," gumam Sena. Ketulusan dan perhatian para penyihir membuat Sena tersenyum lebar.

Tanpa sadar, Sena melirik ke arah Stefan. Dia tersentak kaget, ketika Stefan menjadikan dirinya sebagai objek penglihatan. Mata pemuda itu tak berkedip, memandang Sena dengan senyuman. Sikapnya jauh berbeda dengan saat keduanya pertama kali dipertemukan. Oleh karena itu, Sena tak terbiasa dengan tatapan Stefan.

"Pa... para... penyihir menugaskanmu untuk menata buku sihir dari yang paling kecil, sampai yang paling besar. Aku hanya akan mengawasimu, jadi... jadi..." Sena tiba-tiba tergagap.

Seharusnya dia risi terus disenyumi Stefan seperti orang gil*. Namun, ketika Stefan berucap, dan memandangnya dengan penuh hormat, Sena sadar jika ada yang tidak beres dengan pikirannya saat ini.

Stefan memjawab tanpa banyak membantah, "Baiklah. Aku akan mendengarkanmu memberiku panduan bekerja di sini. Tolong perhatikan aku."

Padahal Stefan hanya tersenyum, dan mulai bekerja menyusun buku di raknya. Namun, jantung Sena tak bisa berhenti berdebar kencang. Setiap senyuman, dan tatapan dalam Stefan, membuat pipinya memanas tanpa penjelasan.

Jika Sena terlalu lama memperhatikan Stefan, Sena bisa menebak wajahnya akan menyerupai kepiting rebus. Sementara Stefan sendiri? Senyuman pemuda itu masih menyebar, padahal dirinya berada di sarang penyihir... bukan istana pangeran.

"Debaran ini semakin hari semakin tak bisa aku kendalikan," peringat Sena pada dirinya sendiri.

Sena duduk di salah satu tempat duduk. Di antara rak buku yang menjulang tinggi, dan langit perpustakaan yang berisi replika tata surya, Sena bersembunyi merenungi masalah otaknya saat ini.

Setelah Sena beradaptasi dengan tempat ini, Sena mulai mengerti tentang masalah yang setiap orang hadapi. Stefan tak puas dengan takdir hidupnya. Selena takut tergantikan. Hiro tak ingin posisinya jatuh. Jayden bersikeras melawan kutukan, lalu Sena?

Apa yang Sena asli inginkan? Apa dia hanya berperan sebagai penyihir jahat, untuk menghalangi Selena meraih mahkotanya saja? Kenapa Sena tak memiliki jalan hidup lain?

Sebagai Sean, Sena sekarang hanya menjalankan perintah yang diberikan bisikan cahaya padanya. Perintah itu memerintahkan Sena untuk mendekatkan Selena dengan Hiro, lalu menjauhkan Stefan dan Jayden dari Selena. Akan tetapi, setelah Selena dan Hiro bersama, bagaimana nasib Sena?

Apa Sena ditakdirkan untuk lenyap menjadi abu, setelah Sean kembali ke tubuhnya lagi? Memikirkan semua ini membuat Sena menjatuhkan wajahnya ke meja. "Kenapa ini begitu sulit untukku! Padahal aku hanya tinggal menjalankan peranku saja, tapi kenapa kehidupan Sena membuatku bersimpati padanya! Apa tak ada hal yang bisa aku lakukan untuk penyihir ini?"

"Kenapa penyihir ini hanya ditakdirkan untuk merusak hubungan orang lain? Apa dia tak punya kehidupannya sendiri?"

Ketika Sena tengah berpikir tentang takdir yang harus dia jalani, tiba-tiba Sena merasakan sebuah cahaya terbang di atas kepalanya. Kehangatan cahaya itu membuat Sena mendongak, dan menatapnya tanpa berkedip.

Jam pada dinding perpustakaan berhenti berdetak, begitu pula dengan semua bintang yang berhenti bergerak di atas langit-langit. Semuanya terdiam, hanya Sena dan cahaya di depannya saja yang bisa bergerak dan berbicara.

"Cahaya ini?! Berasal dari permainan! Apa kau ingin memberiku spoiler atau petunjuk selanjutnya?" tanya Sena dengan senyuman lebar.

Cahaya di depan Sena terbang ke kiri, berbalik ke kanan, dan diam di depan Sena. Cahaya itu memberitahu, "Selamat, karena Anda berhasil menjalankan peran sebagai penyihir, dan membuat Pangeran Hiro akhirnya kembali!"

"Langkah Anda untuk menyatukan mereka tinggal sedikit lagi!"

"Keputusan akhir cerita ini ada di tangan Anda."

"Anda bebas melenyapkan keduanya, atau bahkan membuatnya bahagia sesuka hati Anda!"

"Yang terpenting adalah, keduanya bersama hingga akhir!" jelas cahaya itu.

Sena mengangguk, dan bertanya, "Tapi... jika cerita ini berakhir, bagaimana nasib Sena, Stefan, dan juga Jayden?"

Cahaya itu menjawab, "Mereka hanya pemeran sampingan. Akhir kehidupan mereka ditentukan oleh akhir cerita Selena dan juga Hiro."

"Jadi, intinya keputusan Anda juga bisa mempengaruhi kehidupan mereka. Berhati-hatilah dalam mengambil keputusan!" peringat cahaya itu.

Sena memukul kepalanya sendiri, lalu menjawab, "Bagaimana aku bisa menentukan akhir cerita untuk Sena, jika aku sendiri tak tahu apa yang Sena dulu inginkan!"

"Aku ingin setiap orang mendapatkan apa yang dia inginkan! Jadi, setidaknya berikan aku spoile---"

Belum sempat Sena menggerutu lebih lanjut, tiba-tiba seluruh tempat di perpustakaan menghilang sedikit demi sedikit. Tempat yang dipenuhi rak-rak buku itu, berganti menjadi koridor istana, dengan seorang anak kecil yang memanjat tembok besar istana.

"Hei! Awas, hati-hati! Jangan memanjat!" peringat Sena.

Ketika Sena berusaha untuk menangkap tubuh kecil anak perempuan itu, tubuh si anak malah menembus tubuh Sena. Sena tersentak kaget, apalagi ketika melihat wajah anak yang baru saja terjatuh.

"Mata rubah, rambut pirang bersinar di bawah cahaya matahari, tubuh kuat, tapi cengeng... dia... dia Sena kecil," terka Sena.

"Apa ini ingatan masa lalu Sena?" tebak Sena.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang