Bisikan para penggosip terdengar di telinga Jayden, tetapi Jayden tak keberatan dengan gosipan mereka semua. Pemuda itu malah melangkahkan kakinya bersama Sena, tanpa rasa takut sedikit pun.
Jayden berkata kepada semua orang, "Aku ke sini untuk mengantarkan Sena mengambil haknya kembali. Dia seharusnya yang menjadi putri mahkota."
Para rakyat yang menonton dan mendengar ucapan Jayden langsung memelototkan mata. Padahal mereka berniat menghormati Jayden setelah memberi obat, tetapi ucapan Jayden membuat beberapa dari warga istana keberatan.
"Tidak bisa! Penyihir tidak bisa mengambil alih kerajaan! Lagi pula, sebelum raja sakit, dia mengamanahkan kuasa istana kepada Putri Selena! Kita harus mengikuti ramalan, jika masih ingin mendapatkan bantuan cahaya bulan dari putri Selena!" jelas salah satu rakyat.
Jayden tersenyum kecut, dan Sena menunduk menyembunyikan raut wajah kecewanya di balik jubah miliknya. Sena mengepalkan tangannya, dan Jayden langsung berkata, "Kalian b*doh atau tak bisa berpikir jernih? Sejak kapan kaum bulan mempunyai kekuatan untuk membantu menerangi gelapnya malam?"
"Bulan dilangit saja tak bisa menghasilkan cahayanya sendiri! Dia hanya memantulkan cahaya matahari!" jelas Jayden.
Para rakyat membalas, "Pangeran Jayden, jaga perkataan Anda! Cahaya yang dimaksud dalam ramalan, bukan cahaya kekuatan semata, tapi doa dan kepemimpinan!"
"Lagi pula, setelah Putri Selena naik takhta dan mendapatkan buku sihir, kami yakin Putri Selena akan memanfaatkan kekuatannya untuk melindungi kami dengan bijak!" lanjutnya.
Pembelaan dari para rakyat membuat Selena mengepalkan tangannya kuat-kuat. Meskipun dia belum dinobatkan secara sah, tapi Selena sudah mempelajari kekuatan yang ada di buku sihir. Tak ada yang perlu Selena khawatirkan, karena Hiro berada di sampingnya dengan senyuman percaya diri. Selena yakin, jika Hiro sudah menyusun rencana untuk mengalahkan Jayden dan Sena.
"Hiro, apa tidak apa-apa kau membiarkan Jayden terus berbicara?" tanya Selena.
"Tidak masalah," jawab Hiro.
"Apa aku harus memerintahkan pengawal untuk menangkap merek---" Belum sempat Selena mengakhiri ucapannya, Hiro sudah lebih dulu tersenyum dan berkata, "Tidak perlu, para pengawal tak akan bisa menangkap Jayden dan Sena. Jika dibiarkan, mungkin akan terjadi kekacauan yang sulit dikendalikan."
"Sekarang biarkan mereka berbicara, dan mempengaruhi para rakyat. Lagi pula, aku tak yakin ucapan mereka akan didengarkan para pendukungmu," kata Hiro sembari tersenyum lebar.
Selena tak tahu, apa rencana Hiro untuk ke depannya nanti. Namun, meskipun Hiro tersenyum penuh percaya diri, dan beberapa rakyat terus memberinya dukungan, jantung Selena masih berdetak kencang karena merasa takut. Apalagi ketika melihat ekpresi Sena yang tak bisa dia pastikan di balik jubahnya.
"Kami percaya pada putri Selena! Hanya putri Selena yang diramalkan akan melindungi kami!"
"Kami tak percaya pada penyihir yang pernah membuat kami sakit, meskipun Pangeran Jayden sudah memberikan obat penawar bagi kami."
"Selamanya penyihir hanya bisa mengacau, dan melakukan hal-hal seenaknya saja!"
"Kalian penjahat menjijikan, yang selalu iri pada hak orang lain! Apa kalian semua tak bisa melihat putri Selena berbahagia sedikit saja?!"
"Kami ingin dilindungi putri Selena! Bukan seorang penyihir menjijikan. Seharusnya penyihir itu musnah saja, supaya tak ada yang perlu ketakutan karena penyihir lag---"
Orang-orang berteriak kencang, ketika langit yang awalnya dihiasi sinar matahari, kini mulai menggelap. Cahaya menghilang sedikit demi sedikit. Begitu pula dengan angin ribut yang mendatangi para rakyat, bersamaan dengan telapak tangan Sena yang menjulur ke atas langit.
"Ada apa ini?!"
"Apa yang terjadi?!"
"Ini pasti ulah penyihir!"
"Penyihir itu ingin mengutuk kita!"
"Tenang semuanya, tenang saja. Ada putri Selena. Kita memiliki penyelamat! Jadi tak perlu takut!"
Angin kencang menerbangkan pita-pita yang sudah tersusun rapih. Awan kelabu menutup sinar matahari, sampai kegelapan mulai memenuhi istana. Semua tamu berusaha menenangkan diri, tetapi mereka tak bisa menyembunyikan ketakutannya dengan tidak berteriak.
Sementara itu, Sena menarik sudut bibirnya ke atas. Mata rubahnya menyipit, dan salah satu tangannya mengepal ke atas langit. Angin kencang menyibak dan membuat jubah Sena bergoyang-goyang. Hingga akhirnya jubah itu terlepas dari kepala Sena, menunjukkan aura penyihir yang semakin membesar.
Mata rubah Sena tertuju ke arah Selena dan Hiro. Penyihir itu menantang orang-orang di kerajaan, "Dilindungi oleh putri Selena? Aku ingin tahu, bagaimana cara tuan putri kalian melindungi kalian, dengan kuasa curiannya itu."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMPTED BY SUN WITCH [SUNGSUN JAYNO]
FanficSean, seorang pemuda bermulut julid tak pernah sedikit pun tunduk pada pembuli. Namun, karena sikap teguh Sean dalam mempertahankan haknya, sekelompok pembuli sengaja mendorong Sean dari rooftop atas sekolah. Sean pikir ini adalah akhir hidupnya, ak...