Tatkala membuka mata, Lisa tak lagi merasakan pening di kepalanya. Namun ada yang berbeda sekarang. Ia tak menemukan lantai kamar mandi yang dingin dan ruangan kecil yang pengap. Kali ini ia terbangun di atas ranjang empuk, ruangan yang terang dan hangat dalam kondisi tubuh yang lebih segar. Disekap di sebuah ruang kamar memang buruk, tapi masih lebih baik daripada disekap di dalam kamar mandi.
Lisa melirik ke sisi kanan. Di sana ada tiang penyangga dengan kantung infus yang menggantung. Kantung infusnya sudah kempes, kosong, tak ada isinya. Ketika menggerakkan jemari, Lisa menyadari ada sesuatu yang menempel pada punggung tangannya; sebuah kapas dan plester. Selang infus dan jarum tak terhubung dengan tangan Lisa. Bisa dipastikan, Jungkook melepaskan jarumnya dari tangan Lisa ketika isi kantung infusnya sudah habis, sudah terserap seluruhnya ke dalam tubuh Lisa.
Lisa kemudian mendudukkan diri dengan perlahan. Pintu tralis masih terkunci, namun lemarinya tidak ditutup. Lisa bisa melihat ada sebuah lukisan yang terpasang di seberang dinding koridor—tepat di depan pintu. Lukisan bergambar rumah yang selalu Lisa perhatikan setiap kali Jungkook mengantarkan makanan dan mengambil baju kotornya.
Ah, omong-omong soal pakaian, Lisa lagi-lagi baru menyadari bahwa pakaian yang melekat di tubuhnya sudah berganti, dari kali terakhir ia mengingatnya. Selama ini ia memakai pakaian yang disediakan oleh Jungkook. Pakaian laki-laki berupa kaus dan celana training. Tentu seluruh pakaian itu adalah milik Jungkook. Namun saat ini, di tubuh Lisa tersalut sebuah dress santai sepanjang lutut yang ukurannya pas dengan tubuhnya. Pasti Jungkook yang memakaikannya, ketika pemuda itu menemukan Lisa tertidur—lebih tepatnya pingsan di kamar mandi.
Tak hanya pakaian, bahkan Lisa merasa rambutnya halus dan wangi. Kulit tubuhnya juga. Artinya selain menggantikan pakaian, Jungkook juga memandikan Lisa, membersihkan tubuh sang gadis dengan baik.
Lisa tak peduli sekalipun Jungkook sudah melihat seluruh tubuhnya. Ia tak menyimpan amarah untuk hal tersebut, karena energinya untuk marah seolah tak tersisa lagi.
Lisa duduk bersandar; lemas dan pasrah. Padahal kondisi tubuhnya sudah jauh lebih baik berkat cairan infus yang ia terima. Namun memangnya siapa yang baik-baik saja saat diculik dan disekap? Kendati Jungkook tak menorehkan luka pada fisik Lisa, tapi yakinlah, jiwa Lisa perlahan-lahan cedera. Kebebasannya direnggut, digantikan dengan rasa takut, kosong, hampa, serta keputusasaan.
Lisa termenung. Harapannya sudah benar-benar lenyap. Sekalipun pintu tralis itu berhasil ia buka, belum tentu ia bisa membebaskan diri dan berlari keluar dari tempat ini.
Entah berapa lama waktu yang Lisa habiskan untuk memandang kosong, sampai kemudian presensi Jungkook hadir dalam pandangan. Pemuda itu tersenyum lembut. Jika biasanya Jungkook hanya mengantarkan nampan makanan sampai batas pintu tralis, kali ini Jungkook mengantarnya dengan melangkah masuk ke dalam kamar. Tak lupa, Jungkook tetap mengunci pintu tralis tersebut walaupun ia berada di dalam ruangan ini.
"Kau pasti lapar," ujarnya seraya meletakkan nampan tersebut di tepi ranjang. Ia lalu bergerak untuk meraih sebuah meja lipat, menggelarnya di atas paha Lisa. "Sudah tiga hari kau menerima hukuman."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnap You | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Ahn Jungkook memiliki sebuah minimarket sederhana di Distrik Gangwon yang diberi nama GoldenMart. Namun semenjak menerima seorang pegawai bernama Lalisa Hwang; tiba-tiba saja ide gila muncul di kepala Jungkook. Ia menyukai perempuan itu sampai-s...