Lisa menyebutkan bahan-bahan apa saja yang harus Jungkook beli, meliputi sayur-mayur, daging-dagingan, ikan, telur, bumbu dapur, penyedap rasa, dan sebagainya. Lisa juga minta dibelikan beberapa jenis buah, minuman, dan makanan ringan. Meskipun seakan hidup dalam penjara, setidaknya ia harus tetap mendapatkan gizi yang cukup, bukan?
Jungkook mencatat semua yang Lisa sebutkan di ponselnya, kemudian pergi berbelanja. Lisa menunggu hampir dua jam lamanya, hingga Jungkook sampai di apartemen. Jantungnya berdegub lebih keras. Terlebih ketika Jungkook masuk ke dalam kamarnya, tanpa mengunci pintu tralis seperti biasa.
"Ayo ..." Jungkook mengulurkan tangan kanannya pada Lisa. Pemuda itu tampak tenang, namun selalu waspada.
Lisa lalu menyambut uluran tangan Jungkook seraya bangkit dari posisinya. Mereka melangkah bersisian dengan tangan yang saling bergenggaman. Ini adalah kali pertama bagi Lisa melangkah melewati pintu tersebut. Ia merasa sedikit tegang dan gugup. Kendati demikian, Lisa tetap mengulum senyum lembut, memasang wajah tenang agar Jungkook tidak mencurigainya.
Sepasang mata Lisa lantas meliar ke berbagai arah tatkala kakinya menginjak lantai koridor untuk pertama kalinya. Di koridor tersebut ada beberapa pintu. Di dindingnya juga terdapat beberapa lukisan. Jungkook menggiring langkah ke arah kanan. Di sana ada ruang tengah yang cukup besar dengan segala furniture yang terlihat mahal. Lalu Jungkook membawa Lisa memasuki ruang makan yang menyatu dengan ruang dapur.
Lisa menghapal setiap sudutnya sebisa mungkin. Pintu utama memang tidak terangkum dalam pandangannya. Tapi sepertinya berada di bagian ruang tengah. Dari apa yang Lisa amati dalam waktu sesingkat itu, bisa disimpulkan bahwa apartemen ini terlalu luas untuk ditinggali seorang diri. Rasanya seperti hampa, dingin, dan kosong, terlepas dari beragam furniture yang tersedia. Jika diberikan opsi, Lisa lebih memilih untuk tinggal di kamar kostnya yang kecil; namun hangat dan nyaman, daripada tinggal di apartemen besar seperti ini tapi merasa kesepian.
Jungkook lalu menarik salah satu kursi meja makan. "Duduklah."
Lisa menurut tanpa bertanya. Ia melihat Jungkook melangkah ke sudut ruangan, meraih sebuah rantai yang dikaitkan pada kaki kabinet yang kokoh. Di bagian ujung rantai tersebut terdapat gelang besi. Si pemuda lalu berjongkok di hadapan Lisa, mengaitkan gelang tersebut pada kaki kiri Lisa.
Entah darimana Jungkook mendapatkan benda-benda semacam itu. Agaknya, pemuda itu memang sudah mempersiapkan banyak peralatan yang sekiranya akan dibutuhkan untuk menyekap Lisa di tempat ini.
"Apa gelangnya berat?"
Lisa menggerak-gerakkan kakinya. "Gelangnya tidak terlalu berat. Tapi rantainya sedikit berat."
Jungkook tersenyum seraya bangkit dari posisinya. Ia mengusak pelan puncak kepala Lisa. "Besok, aku akan melapisi gelangnya dengan busa serta kain agar kakimu tidak terluka dan merasa lebih nyaman saat memakainya."
Lisa mengangguk pelan, tampak tak begitu mempermasalahkannya. Ia lalu menoleh ke arah meja, di mana ada bebelapa kantung plastik berisikan barang belanjaan di sana. Ia bangkit dari posisinya. "Kita bereskan ini dahulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnap You | Lizkook✔️
Fanfic[M] Ahn Jungkook memiliki sebuah minimarket sederhana di Distrik Gangwon yang diberi nama GoldenMart. Namun semenjak menerima seorang pegawai bernama Lalisa Hwang; tiba-tiba saja ide gila muncul di kepala Jungkook. Ia menyukai perempuan itu sampai-s...