🕊23

3K 552 107
                                    

*Warning : alur maju-mundur*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Warning : alur maju-mundur*

"Omong-omong, aku membuatkan gelang untukmu," kata Lisa, seraya membawa kotak obat dan baskom ke dalam toilet. Sesi mengobati Jungkook sudah selesai, dan laki-laki itu sudah mengenakan pakaian lengkap seperti semula.

"Gelang?"

"Ya." Lisa lalu memijak karpet bulu di sisi ranjang, tempat di mana kotak manik-manik dan koleksi perhiasan cantiknya berada. "Gelang manik-manik."

Di antara tumpukan gelang dan kalung, Lisa meraih salah satu gelang dengan manik-manik berwarna ungu pastel dan kuning lembut—menyejajarkan benda itu dengan pergelangan tangan kirinya. Ada satu gelang lagi dengan warna manik yang sama di sana. "Gelang pasangan," ujarnya.

Wow, gelang pasangan. Seumur hidup, Jungkook tidak pernah membayangkan akan memiliki benda pasangan dengan seseorang yang dicintainya. Ia tertegun, membiarkan Lisa menarik tangan kirinya, lalu memasangkan gelang tersebut.

"Apa kau keberatan karena warnanya seperti ini?"

"Ah, tidak." Jungkook menggeleng, lantas tersenyum. "Aku menyukainya. Warna apapun. Asal kau yang membuatnya, aku akan selalu menyukainya."

Kini berganti Lisa yang tertegun sekilas. Apa Jungkook juga memiliki pola pikir seperti ini saat berhadapan dengan ibunya? Menganggap bahwa ia harus menyukai apapun yang diberikan oleh ibunya, sampai-sampai mengesampingkan keinginan serta seluruh hal yang disukainya sendiri. Padahal tidak apa-apa untuk bilang 'tidak'. Padahal tidak apa-apa untuk mengutarakan ketidaksetujuan.

Namun, biar bagaimanapun, Lisa merasa senang karena Jungkook bersedia memakai gelang maniknya tanpa terlihat terpaksa sedikit pun.

"Sudah waktunya kau makan, ya," kata Jungkook, menoleh pada jendela dan melihat bahwa langit sudah mulai berubah gelap.

"Iya. Tapi tanganmu sedang sakit. Tidakkah sebaiknya kau pesan makanan secara online saja?"

"Makanan di luar sana tidak sehat, mengandung banyak bumbu dan bahan pengawet. Racun. Nanti kau cepat ma—"

"Aku belum mati sampai detik ini," balas Lisa tanpa memandang Jungkook. Tangan-tangannya sibuk membereskan peralatan manik-maniknya di atas karpet. "Sejak kecil, aku selalu mengonsumsi makanan-makanan seperti itu, dan aku masih sehat-sehat saja. Paling-paling hanya terkena flu saat cuaca dingin sedang ekstrim."

Lisa kemudian mendongak, dan menemukan rahang Jungkook mengeras. Pemuda itu memandangnya lamat-lamat, tampak tidak setuju dengan pendapatnya, seolah Lisa telah menghina ibu dari laki-laki tersebut. Lisa kemudian menjelaskan, "Aku tidak berkata bahwa pendapat ibumu salah tentang makanan. Tapi, bukankah hidup terlalu singkat jika tidak mencoba banyak makanan di luar sana? Kita tetap akan mati; dengan atau tanpa mengonsumsi makanan yang ada di luar sana. Dan kupikir, tidak semua makanan akan menghasilkan dampak yang buruk. Seperti apa yang pernah kubilang, asalkan semuanya dikonsumsi secara tak berlebihan, kurasa kita akan baik-baik saja. Lihatlah, selama ini kau sudah mengonsumsi makanan hambar setiap hari, tapi kau tetap saja hampir mati di—"

Kidnap You | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang