🕊20

3.1K 561 106
                                    

*Warning : alur maju-mundur*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Warning : alur maju-mundur*

Membutuhkan waktu yang tak sebentar bagi Jungkook untuk bisa bangkit. Sekujur tubuhnya nyeri luar biasa; sakit, pedih. Kaki kanan dan lengan kanannya masih sedikit lebih baik karena tidak terkena cambukan secara langsung. Namun sebagian besar tubuhnya terluka. Hal itu tetap saja membuatnya kesulitan untuk bisa menapakkan kedua kaki. Permukaan lantai yang kini telah berhasil ia pijaki seperti bergoyang hingga membuat tubuhnya nyaris limbung. Kepalanya berdenyut-denyut, pandangannya separuh kabur. Ia berupaya menyeret tungkai kaki dengan gontai, berarak mendorong lemari yang menutupi kamar Lisa.

Kelopak matanya mengerjap lambat, napasnya sedikit tercekat—seolah paru-parunya hanya bekerja separuh. Jungkook menggunakan tangan kanannya untuk merogoh saku celana, dengan gemetar meraih kunci dan membuka dua buah gembok pada pintu tralis tersebut.

Lisa menepati ucapannya dengan tidak menghasilkan suara apapun selama ayahnya Jungkook berada di tempat ini. Gadis itu hanya duduk dan menunggu dengan was-was, tak mampu memprediksi apa yang akan terjadi karena sepasang telinganya pun tidak bisa mendengar semua konversasi yang terjadi di luar kamarnya.

Maka wajar jika Lisa terkejut bukan main tatkala melihat presensi Jungkook yang kini tengah mendekat dengan tergopoh-gopoh. Terlihat banyak memar kemerahan yang memanjang pada lengan kiri, bahkan beberapa ada yang merembeskan darah. Salah satu lubang hidungnya juga terdapat noda darah yang teracak, yang tampaknya sudah berhenti mengalir dari dalam hidung. Wajahnya pucat. Sepasang matanya sayu, tak bercahaya, terlihat begitu kelelahan.

Lisa tidak tahu apa yang terjadi pada Jungkook. Tapi jika Jungkook berkata bahwa ayahnya baru saja datang kemari, bukankah itu artinya sang ayahlah yang melakukan semua itu pada Jungkook? Terlebih lagi Jungkook sempat berkata bahwa ayahnya sangat berbahaya dan bisa membunuh mereka berdua. Tolong garis bawahi; mereka berdua. Berarti Tuan Ahn memanglah sosok yang sangat keras dan kejam, sampai-sampai tega melakukannya—sekalipun pada putranya sendiri.

Jungkook meninggalkan kunci gembok dan kunci borgol begitu saja di lantai tanpa menutup pintu tralisnya kembali. Satu-satunya hal yang menjadi titik pusatnya adalah presensi Lisa. Seperti sebuah harapan kecil yang tersisa dalam hidupnya, yang membuatnya bertekad untuk tetap bertahan; Jungkook berarak lambat-lambat menuju gadis itu.

"Jung ..." Lisa terkejut dengan suara lirih nan gemetar yang baru saja ia senandungkan. Lehernya bak tercekat. Ada sesuatu yang menekan rongga dadanya, hingga ia merasa sesak. Apa ini? Apa ia mengasihani Jungkook? Mengapa ia harus mengasihani Jungkook, di saat laki-laki itu adalah seseorang yang membuatnya paling menderita belakangan ini?

Tapi ...

"Lisa ..." Jungkook turut melirih. Ia meringis menahan nyeri ketika mulai merangkak naik di atas ranjang. Tubuhnya sudah kehabisan tenaga. Benar-benar habis. Bahkan tatkala kepalanya berhasil mendarat di atas bantal pun, Jungkook masih bisa merasakan seluarbiasa apa pedih yang menyayat tubuhnya. Pelan-pelan ia berbaring memiring ke arah kanan, menindih bagian tubuhnya yang tidak terdapat luka. Ia memeluk perut Lisa yang tengah duduk di sisinya, secara tak sadar kembali menitikkan air mata tanpa isak atas rasa sakit yang ia dapatkan.

Kidnap You | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang