🕊ENDING VER. 2🕊

2.7K 620 74
                                    

6 tahun kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

6 tahun kemudian ...

Seorang anak perempuan berusia lima tahunan tengah berjongkok di halaman rumahnya yang tak seberapa besar. Aera. Namanya Aera. Rok bagian belakangnya menyapu debu yang berada pada permukaan rumput. Namun agaknya anak itu tidak peduli. Yang menjadi pusat perhatiannya kini adalah seekor kumbang berwarna merah bercorak hitam kecil-kecil. Baginya, ini sangat menarik. Ia gemar mengamati hewan-hewan kecil yang ia temui.

Rambutnya panjang sampai setengah punggung. Lebat dan berkilau. Bagian poninya menutupi dahi, cukup membantunya untuk menghalau sinar matahari agar tak mengusik pandangannya. Gadis kecil itu terkikik lucu tatkala kumbang yang ia amati mulai berjalan naik di atas jari telunjuknya.

"Kenapa kau kecil sekali?" ujarnya pada si kumbang. "Apa kau punya rumah?"

Pada detik berikutnya, kumbang tersebut beranjak terbang. Entah karena sudah bosan bermain-main, atau justru mengerti dan ingin menunjukkan di mana rumahnya.

Aera lalu mendongak seraya bangkit dari posisinya. Sepasang matanya jernih dan awas. Tatapannya mengikuti ke mana kumbang itu terbang.

Tinggi ... semakin tinggi ...

Jauh ... semakin jauh ...

Kumbang itu terbang hingga tak dapat dijangkau oleh sepasang mata bulatnya. "Bye-bye, kumbang!"

"Aera, sayang ..." Lisa melangkah keluar rumah sembari membawa sebuah teko kaca. Ia lalu meletakkan benda itu di atas meja kecil yang ada di teras, bersama dengan dua buah gelas yang sudah lebih dulu berada di sana. "Air lemonnya sudah jadi!"

"Asik!" Aera berlari kecil menghampiri sang ibu. "Apa air lemonnya ditambahkan madu?"

"Tentu saja." Lisa terkekeh. Ia lalu membantu si kecil untuk duduk di atas salah satu kursi, dari dua yang tersedia. "Harus ditambahkan madu supaya rasanya lebih enak."

Lisa kemudian menuangkan isi tekonya ke dalam masing-masing gelas. Aera menanti dengan bersemangat, memandang air lemon dan madu tersebut dengan antusias. Gadis kecil itu sudah bisa membayangkan betapa segarnya minuman yang dibuat oleh sang ibu.

"Nah, ini dia!" Lisa memberikan salah satu gelasnya pada sang putri. "Air lemonnya sudah siap untuk diminum."

"Yeay!" Aera menerimanya dengan senang hati. Ia lalu mencondongkan diri, mengecup pipi Lisa. "Terima kasih, Ibu!"

Lisa tertawa pelan. Ia membelai kepala putrinya. "Sama-sama, sayang."

Sepasang ibu dan anak itu tampak bahagia dilihat dari sisi mana pun. Tinggal di sebuah rumah yang tidak terlalu besar, namun hangat dan nyaman. Mereka hidup sederhana, tak berlebihan maupun kekurangan. Tinggal berdua saja sudah lebih dari cukup. Ini sudah sangat membahagiakan.

"Kapan Paman Jaeyoon akan mampir ke rumah kita?" tanya Aera. Ia sudah berhasil menghabiskan satu gelas air lemon.

"Mungkin minggu depan? Aera pasti ingat kalau Paman Jaeyoon sedang menjalankan tugas di luar kota."

Kidnap You | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang