Go Minhyuk. Kedatangan Jaeyoon ke lapas adalah untuk menemui pemuda bernama Go Minhyuk; seseorang yang dipenjara atas kasus perampokan di GoldenMart beberapa bulan yang lalu.
Masih menggunakan seragam lapas berwarna abu-abu, Minhyuk menduduki kursi di hadapan Jaeyoon dengan malas. Ada sebuah meja berbentuk persegi panjang yang tak terlalu besar di tengah-tengah mereka.
"Kau masih bisa mengingat wajahku, Minhyuk-ssi?"
Minhyuk mendengkus, tersenyum satir. "Bagaimana mungkin aku melupakan seseorang yang telah memenjarakanku di tempat terkutuk ini?"
Jaeyoon tak tampak merasa bersalah sedikit pun. Menangkap dan memenjarakan penjahat memang sudah menjadi tugasnya sebagai bagian dari kepolisian. Ia lalu menyelipkan jari-jemari kedua tangannya di atas meja, menatap Minhyuk dengan tenang. "Apa kau mengenal keluarga Ahn?"
Jaeyoon bisa melihat pupil mata Minhyuk melebar usai mendengar pertanyaannya. Pemuda bermarga Go itu terkejut untuk beberapa detik, kemudian disusul dengan sedikit gugup.
"K-keluarga Ahn? Siapa? Bukankah ada banyak orang di dunia ini yang menyandang marga Ahn?"
"Kau tahu jelas maksudku, Minhyuk-ssi. Tuan Ahn Jungshin dan putranya, Ahn Jungkook. Kau mengenal mereka berdua, bukan?"
"Tidak. Aku tidak mengenal mereka."
Jaeyoon mendengkus, mengulas senyum miring. Ia menyandarkan diri pada sandaran kursi. "Tapi gelagatmu mengatakan yang sebaliknya. Kau jelas mengenal mereka berdua. Apa kau adalah satu dari sekian banyak anak buah Tuan Ahn Jungshin."
"Tidak," Minhyuk lagi-lagi menampik. Namun kentara bahwa ia terlihat mati-matian menyembunyikan kegugupan. "Bukan aku."
Jaeyoon tertawa. "Jawabanmu keliru. Harusnya kau menjawab, 'Apa maksudnya dengan anak buah? Memangnya siapa pria itu sampai punya anak buah?' sementara kau menjawab bukan aku, seolah kau sudah tahu siapa sosok Ahn Jungshin yang sebenarnya."
Minhyuk mengumpat dalam hati. Keringat dingin mulai merembes beberapa bulir, mengalir melintasi dahi, pertanda bahwa dirinya sedang gugup dan gelisah.
Jaeyoon lalu kembali meletakkan kedua tangannya di atas meja, menatap sang lawan bicara lamat-lamat—mengintimidasi sempurna. "Apa masih ada seseorang yang mengawasimu?"
Minhyuk membuang tatap. Pada dasarnya, ia memang tak begitu pandai dalam urusan berakting. Jaeyoon lalu bertanya lagi, "Bagaimana jika aku memindahkanmu ke lapas di kota lain tanpa sepengetahuan siapa pun? Bukankah kau akan aman?"
Minhyuk mendecih. "Jabatanmu bahkan tidak ada apa-apanya dengan ayahmu. Kau tidak bisa melakukan suatu hal seperti apa yang ia lakukan."
"Ayahku? Kau tahu siapa ayahku? Wah, padahal tak banyak yang tahu bahwa ayahku adalah Kepala Kepolisian Rothenbelle."
Mendengar ucapan Jaeyoon, membuat Minhyuk tersentak. Sial, ia keceplosan, karena terlampau berambisi untuk meremehkan Jaeyoon. Apa yang baru saja ia katakan, huh? Sial! Sial! Sial! Ia baru saja mengatakan suatu hal yang sangat penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnap You | Lizkook✔️
Fanfiction[M] Ahn Jungkook memiliki sebuah minimarket sederhana di Distrik Gangwon yang diberi nama GoldenMart. Namun semenjak menerima seorang pegawai bernama Lalisa Hwang; tiba-tiba saja ide gila muncul di kepala Jungkook. Ia menyukai perempuan itu sampai-s...