🕊26

2.9K 557 56
                                    

Jaeyoon melangkah masuk ke dalam ruang Kepala Kepolisian kota Rothenbelle; Kim Jaerim, tanpa mengetuk terlebih dahulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaeyoon melangkah masuk ke dalam ruang Kepala Kepolisian kota Rothenbelle; Kim Jaerim, tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Pria paruh baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya itu lantas mengernyit, memandang melalui kacamata yang bertengger pada hidungnya. "Detektif Kim, apa kau lupa bagaimana caranya mengetuk pintu?"

Jaeyoon tidak memedulikan sindiran tersebut. Ia bahkan tidak peduli sekalipun ia dicap sebagai seorang bawahan yang tidak sopan pada atasannya. Saat ini amarah menggelegak di dalam dadanya, sampai ia sulit untuk menanggulanginya. "Mengapa Ayah memerintahkan kami untuk menghentikan penyelidikan itu?"

Mendengar kata 'ayah' dilontarkan dari katup bibir Jaeyoon, membuat Jaerim menanggalkan kacamatanya. Geraknya terlihat tenang. "Dalam lingkup pekerjaan, kau tidak boleh memanggilku dengan sebutan seperti itu. Di sini aku adalah atasanmu, bukan ayahmu."

"Ya, tapi aku memang ingin bicara pada ayahku, bukan pada atasanku," kata Jaeyoon. Ia kembali mengulang pertanyaan yang sama. "Kenapa Ayah memerintahkan kami untuk menghentikan penyelidikan kasus itu?"

"Kasus yang mana?"

"Kasus perampokan GoldenMart sekaligus hilangnya karyawan wanita yang bekerja di sana."

Jaerim masih menatap putranya dengan tenang. "Apa kalian menemukan petunjuk yang sangat signifikan? Ini sudah berminggu-minggu. Gadis itu hanya mencuri dan melarikan diri ke tempat yang jauh. Aku bahkan membaca buku catatanmu yang menulis bahwa si pemilik toko tidak keberatan jika sewaktu-waktu kasusnya ditutup karena kebuntuan pihak kepolisian. Jadi apa lagi yang ingin kalian cari? Kalian hanya membuang-buang waktu."

Benar. Jaeyoon memang pernah menulis kalimat itu dalam buku catatannya, tepatnya usai bicara dengan Jungkook di café. Jaeyoon memasukkannya dalam list kecurigaan. Poin yang mungkin saja bisa mengarahkannya pada titik terang kasus ini. Mengapa Ahn Jungkook sepasrah itu? Padahal dahulu sempat menusuk diri sendiri karena tak rela si perampok melarikan diri begitu saja. Apa kali ini sungguhan pasrah? Atau memang ingin menutupi sesuatu agar pihak kepolisian segera menghentikan penyelidikan? Kiranya seperti itu.

Tapi Jaerim justru menjadikan tulisan Jaeyoon sebagai senjata. Jaeyoon terkekeh satir di sana. "Mengapa Ayah selalu mendadak ingin menutup kasus yang berkaitan dengan keluarga Ahn? Apa karena Ayah berteman baik dengan Tuan Ahn? Atau karena Ayah menerima sejumlah uang dari Tuan Ahn? Bukankah ini disebut dengan kasus suap?"

Ibaratnya, tensi Jaerim mulai melambung. Satu-satunya anak yang gemar sekali membantah perintahnya adalah Kim Jaeyoon. Ia jadi mendadak menyesal karena mengizinkan anak itu untuk menempuh pendidikan kepolisian dan bekerja dalam satu kantor dengannya. Ia menatap Jaeyoon lebih tajam. "Tidak ada hubungannya dengan Tuan Ahn. Apa kau tidak berpikir bahwa seluruh anggotamu kelelahan luar biasa karena terus digempur untuk menyelesaikan kasus buntu seperti ini? Mungkin saja gadis itu memang mencuri uang toko, lalu melarikan diri. Dari pintu masuk hutan jalur barat sampai beberapa kilometer setelahnya tidak ada kamera cctv. Jalur itu mengarah ke kota Dongju. Apa lagi yang kau cari, huh? Kau hanya menghabiskan waktu, tenaga, dan anggaran pemerintah. Semuanya sia-sia."

Kidnap You | Lizkook✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang