'Ayah ... kupikir hari ini aku akan mati. Ternyata napasku masih berhembus. Aku berubah pikiran. Aku masih ingin hidup. Aku tidak mengatakan apapun pada polisi, dan aku janji tidak akan berulah.'
Tangan Ahn Jungshin gemetar bersama dadanya yang bergemuruh luar biasa usai membaca sederet pesan yang dikirimkan oleh sang putra. Napasnya mendadak berat dan tersendat. Ia seperti tercekik.
Yoon Inhyuk selaku sekertaris Jungshin, buru-buru merogoh saku jasnya untuk meraih sebuah inhaler, lantas menyemprotkannya ke dalam mulut Jungshin yang terbuka.
Dalam beberapa saat, hela napas Jungshin membaik. Pria paruh baya itu bersandar pada punggung kursi kebesarannya. "Jadi dia menusuk perutnya sendiri?"
"Benar, Tuan." Inhyuk mengembalikan inhaler-nya ke dalam saku jas. Ia harus selalu berjaga-jaga, sekalipun sang bos selalu mengantongi benda itu ke mana saja. "Pak Kepala berkata, Tuan Muda tidak menyebut apa-apa soal anda, meski ia tahu bahwa anda yang menyuruh seseorang untuk merampok tokonya."
Jungshin mendengus, mengulas senyum getir. "Apa aku harus menghajar anak itu lagi?"
"Saya rasa tidak perlu, Tuan. Anda sudah memperingatkannya, bahkan sampai memerintahkan perampokan itu untuk menakutinya—meski akhirnya gagal. Tuan Muda tetap saja tidak menurut. Jadi saya rasa akan percuma. Terlebih, anda harus memerhatikan kondisi kesehatan anda."
Jungshin menyandarkan siku pada permukaan meja seraya memijit pelipisnya sendiri. "Bagaimana jika anak itu berulah lagi?"
"Dokter bilang, Tuan Muda sudah tak memiliki tendensi lagi untuk melakukannya. Kita justru akan memperparah kondisinya; jika kita terus memaksa dan menekannya, atau bahkan kembali memasukkannya ke dalam rumah sakit." Inhyuk menjeda, mengambil napas sejenak. "Kami sudah memantau Tuan Muda sejak ia mulai mendirikan toko, dan tidak ada kekacauan yang ia perbuat. Ia menepati ucapannya. Jadi saya pikir, anda harus mulai tenang dan berhenti mengkhawatirkannya."
Yoon Inhyuk, pria lajang berusia tiga puluh lima tahun yang sudah bekerja dengan Ahn Jungshin selama sepuluh tahun belakangan. Pria itu menjadi salah satu orang kepercayaan Jungshin. Ia tahu tragedi penting yang terjadi dalam keluarga Ahn. Ia bahkan menyaksikan seperti apa hubungan keluarga ini berjalan.
Inhyuk lantas menambahkan, "Tuan Muda juga minta dibelikan apartemen baru yang berada tak jauh dari tokonya."
Jungshin mengangkat wajah, menatap sang lawan bicara. "Apa yang akan ia lakukan?"
"Selama ini, Tuan Muda tampak telaten mengurus tokonya. Saya rasa kondisinya berangsur lebih baik dari waktu ke waktu berkat kegiatan itu. Ia ingin apartemen baru yang berada tak jauh dari tokonya, agar lebih memudahkannya dalam bekerja. Biasanya ia menempuh waktu lebih dari satu jam dari apartemen menuju tokonya. Ia harus berangkat pagi-pagi sekali agar bisa membuka toko di pukul tujuh pagi."
Jungshin membuang napas pelan. "Baiklah. Turuti saja kemauannya."
Inhyuk mengangguk paham. "Lalu untuk kasus perampokannya, apa kita harus menghubungi Pak Kepala lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kidnap You | Lizkook✔️
Fanfic[M] Ahn Jungkook memiliki sebuah minimarket sederhana di Distrik Gangwon yang diberi nama GoldenMart. Namun semenjak menerima seorang pegawai bernama Lalisa Hwang; tiba-tiba saja ide gila muncul di kepala Jungkook. Ia menyukai perempuan itu sampai-s...