32. Itch

5.9K 507 15
                                    

Selamat membaca. Jgn lupa vote dan komen.

***

Sebulan berlalu sejak acara festival, firasat buruk yang Urania rasakan tentang Zione sepertinya salah. Sejak hari itu, entah apa yang merasuki pria itu, ketika mereka bertemu Zione selalu berbicara dengan nada yang lunak. Tidak terlalu ketus dan tidak dengan kata-kata yang menusuk.

Haruskah Urania merasa bersyukur tentang hal ini?

Seperti saat ini, Zione muncul saat ia sedang berada di meja makan. Padahal, biasanya tidak pernah demikian. Urania sedang makan siang, dan Zione biasanya selalu melewatkan makan siang. Atau keluar dari mansion.

"Rezeef pergi, entah untuk urusan apa. Dia tidak mengatakannya padaku." Mendengar perkataan Zione, Urania menghentikan suapannya. "Bukankah kalian dekat?" tanya Zione tiba-tiba.

"Mengapa Tuan menyimpulkannya demikian?" Zione hampir tersedak.

Urania tak tahu jika di hari pembukaan festival, Zione melihat interaksinya dengan Rezeef dan Putra Mahkota. Entah kenapa, Zione jadi bertanya-tanya, mengapa gadis ini dikelilingi pria-pria itu? Mengapa sepertinya hanya dirinya yang tak bisa berada di dekat Urania? Sebelum malam festival, Paul memberikan beberapa lembar surat dari mata-mata yang sengaja dikirim ke kediaman Marquess Shalvione. Hasilnya memang tidak banyak, hanya saja dari surat-surat itu, Zione jadi sedikit banyak mengetahui bagaimana kehidupan Urania sebelum menjadi istrinya.

Rumor tentang Urania yang dianggap sebagai putri Marquess yang tidak berguna, datangnya memang dari kediaman itu sendiri. Banyak pelayan tak menyukai Urania dan ditambah Marquess yang mengabaikan putrinya sendiri. Julukan lain Urania adalah gadis pembawa sial. Oleh karena itu, banyak dari pelayan bersyukur Urania meninggalkan kediaman Marquess setelah menikah dengan Zione.

Jika begitu, Marquess sendiri tidak tahu kalau putrinya punya kekuatan suci. Mata-matanya mengatakan bahwa Urania hidup dengan mempelajari banyak hal demi menjadi suksesor. Diantaranya adalah dengan belajar mati-matian hingga meminum berbagai racun supaya ia memiliki kekebalan terhadap racun. Sebelum menikah, Urania sempat koma selama hampir 1 minggu.

"Saya tidak dekat dengan Tuan Rezeef." jawab Urania, membuyarkan lamunan Zione.

Urania tak pernah ketempat lain sejak kecil, selain istana. Itupun terjadi sebelum ibu kandung Urania meninggal. Saat itu, Marquess masih menyayangi putrinya itu dan kerap mengajaknya ke istana.

Zione memiliki kesimpulan bahwa Urania tak banyak bergaul dengan lelaki. Terlebih, Urania tidak pernah menjalani debut meski usianya kini sudah 19 tahun. Itukah sebabnya gadis ini tak memiliki banyak gaun dan sepatu?

"Tapi kau terlihat akrab dengan Killian dan Rezeef." Zione penasaran, apa gadis ini menjalin hubungan spesial dengan salah satu dari mereka? Apa rencananya setelah bercerai nanti?

"Saya tidak memiliki hubungan seperti itu dengan mereka. Saya dengan Yang Mulia Putra Mahkota hanyalah teman kecil, dan sekarang situasinya sudah berbeda. Sedangkan dengan Tuan Rezeef, saya hanya menghormatinya saja." Bisa mati juga kalau dia kurang ajar dengan Rezeef yang seorang archmage kan?

Zione hanya menganggukkan kepalanya. Lalu entah kenapa tiba-tiba dia bertanya, "setelah bercerai, apa yang akan kau lakukan?" Urania kembali menghentikan kegiatannya. Ia heran kenapa Zione jadi selalu ingin tahu begini. Padahal biasanya kan pria itu selalu mengabaikannya.

"Saya ingin hidup mandiri, dan melakukan apa yang saya inginkan." Tidak terikat dengan siapapun. Itulah impian Urania. Punya orang tua, namun serasa yatim piatu. Punya suami, tapi serasa hidup melajang. Lebih baik jika ia benar-benar hidup sendiri saja.

The Villainess Just Want to Die PeacefullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang