39. Rejected

6.3K 517 4
                                    

Selamat membaca. Jgn lupa vote dan komen.

***

Ashilla tak langsung kembali ke menara sihir. Hatinya hancur, ia tak ingin melakukan apapun. Anggap saja ia tidak tahu diuntung, tapi salahkah jika ingin menenangkan hatinya terlebih dahulu?

Setelah mendapat penolakan dari Killian, dunia kecil Ashilla serasa runtuh. Mungkin ia akan dianggap berlebihan, namun nyatanya memang sangat berpengaruh padanya. Ada kalanya Ashilla akan menangis saat mengingat penolakan Killian. Ia tak mengerti, mengapa Killian senekat itu mencintai bibinya.

Seminggu berlalu, Ashilla baru memantapkan diri untuk kembali ke menara sihir. Ia tidak ingin hatinya terus melemah dan melemah ketika berada di tempat dimana Killian menolaknya tanpa basa basi.

Di tempat lain, Urania tengah duduk bersandar ke pohon. Ia baru saja kembali berlatih pedang. Tubuh Urania memang akan secara naluri mengingat bagaimana teknik-teknik berpedang. Jadi ketika ia mulai berlatih lagi pun setelah beberapa bulan berlalu, tak ada kendala yang berarti kecuali staminanya. Staminanya memang mudah terkuras. Dan terlebih jika ia selesai menggunakan kekuatan sucinya. Untung saja, ini tidak separah saat pertama kali dan perlahan-lahan, staminanya meningkat.

Urania yang tinggal di desa Lamien, memperkenalkan dirinya sebagai Irania. Seorang pengembara yang untuk beberapa waktu ke depan akan menetap di desa itu. Seorang gadis bernama Fiona cukup akrab dengannya. Fiona adalah tabib yang memilih untuk hidup melajang meski kini usianya sudah hampir 30 tahun. Sehingga di sela-sela kesibukannya merawat orang sakit, Fiona akan pergi ke rumah Urania untuk berbincang.

"Nia? Apa kau sibuk?" Fiona datang dengan membawa rantang persegi berisi makanan. Ini hari minggu, balai pengobatan tutup di hari minggu. Jadi Fiona akan menghabiskan waktu di rumah Irania.

Gadis seusianya sudah menikah semua, dan ketika mereka memiliki anak, mereka akan sibuk dengan keluarga kecil mereka, sehingga Fiona cukup kesepian. Alasannya tak ingin menikah adalah, rasa trauma akibat dikhianati ayah dan orang yang ia cintai dulu. Sang ayah berselingkuh, lalu tak lama kemudian ia ditinggal menikah juga oleh kekasihnya. Sejak saat itu, Fiona memilih menekuni pengobatan tradisional dan menjadi tabib.

"Tidak." jawab Urania.

"Kalau begitu, ayo kita makan. Aku ingin membicarakan satu hal juga." kata Fiona.

Fiona, walau tahu Urania memiliki kekuatan suci, ia tak masalah jika Urania mengambil alih pasiennya. Karena ada kalanya, kita juga harus berkolaborasi dengan penyembuh lain daripada mengedepankan ego dan membuat pasien menderita lebih lama.

"Apa?" tanya Urania penasaran. "Apa ada yang membutuhkan kekuatan suci?" tanya Urania lagi.

"Tidak. Ini bukan soal itu, tapi aku lihat kau cukup mahir berpedang. Aku dengar katanya Baron Silka akan mengadakan perekrutan prajurit bayaran. Apa kau tertarik?" tanya Fiona.

"Ah, begitu kah? Menurutmu, apa aku mampu?"

"Em, kau tenang saja. Jika kau berminat, pendaftarannya baru akan dibuka beberapa minggu lagi katanya. Jadi kau masih bisa berlatih. Itu pun juga jika kau lolos. Jika tidak, aku berpikir untuk mengajakmu berkeliling Rehimione. Kita akan menjadi partner yang hebat." Fiona berkata dengan penuh semangat. Ia lihat memang Urania tak dapat menggunakan kekuatannya secara terus menerus, jadi alternatifnya adalah mencari pekerjaan dengan cara yang lain. "Ini ada ramuan herbal untuk meningkatkan stamina." imbuh Fiona.

"Rasanya tidak enak." ucap Urania enggan meminumnya.

"Mana ada obat yang enak? Aku pasti sudah meminumnya sembari memakan sandwich jika begitu."

The Villainess Just Want to Die PeacefullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang