38. Longing

5.7K 538 15
                                    

Selamat membaca. Jgn lupa vote dan komen.

***

3 bulan kemudian.

Setelah mengetahui pelaku yang menyebabkan rakyat menderita karena sabun beracun itu, Zione mengumumkan pada para masyarakat bahwa orang yang bertanggungjawab atas penderitaan rakyat tersebut adalah Viscount Hemilnov dan putrinya, Erlise Hemilnov. Kini orang-orang yang dulu menyuarakan supaya Zione menceraikan Urania semua bungkam. Mereka juga bertanya-tanya mengapa Archduchess tak kunjung muncul pasca kejadian itu. Mereka juga meminta maaf pada Zione karena telah menuduh Urania secara membabi buta. Akan tetapi, ini sudah 3 bulan lamanya sejak pertama kali berita itu heboh.

Di ruang kerjanya, Zione sekarang lebih banyak melamun daripada biasanya. Sejak Viscount membuka mulut, bahwa mereka telah membuang Urania ke sungai, Zione tetap tak dapat menemukan Urania dimanapun. Ia sudah menyisir dari lokasi dimana Urania dibuang, hingga ke hilir yang bercabang dan salah satu cabangnya menuju ke laut. Namun nihil. Keberadaan Urania tak dapat ditemukan.

Kini Zione mungkin sudah nyaris putus asa. Jika Urania benar-benar hanyut, gadis itu tidak akan dapat bertahan. Sementara itu, kabar mengenai hilangnya Urania tak dibocorkan ke luar mansion. Dan orang yang mengetahui hilangnya Urania juga hanya Raja. Sedangkan Marquess, ayah Urania itu tentu saja tak memikirkan lagi soal Zione yang mengira Urania ada di kediamannya.

Di sisi lain, Rezeef kembali setelah meninggalkan para ksatria sihir selama berbulan-bulan. Pria itu merasa ada sesuatu yang aneh. Atmosfer Viontine yang awalnya tenang dan damai kini mendadak jadi tenang namun mencurigakan.

"Apa yang terjadi selama aku tidak ada?" tanya Rezeef langsung pada Zione.

"Tidak ada." Rezeef memicing tak percaya.

"Kau bohong, aku tahu dengan jelas." kata Rezeef.

Zione malah menghela napas. Lantas mengalihkan tatapannya pada Rezeef, "memang tak ada. Sudahlah, kembali ke tempat latihan sana. Kau menghilang berbulan-bulan dan membiarkan para ksatria begitu saja." kata Zione ketus.

"Memangnya aku harus menimang-nimang mereka terus?" cibir Rezeef. "Oh iya, aku ke ruang kerja Urania, dia tak ada disana." kata Rezeef tiba-tiba teringat kalau Urania tak ada di ruang kerja maupun di kamarnya. Terlebih, ia juga tak menemukan pelayan Urania di lantai 3.

"Mengapa kau mengurusi istri orang?" tanya Zione sengit.

"Haha, ya mau bagaimana lagi... suaminya saja tak peduli padanya, aku dengan baik hatinya bersedia mengurus istri orang itu. Tapi khusus Urania saja." Rezeef tertawa terbahak-bahak. Apalagi saat melihat wajah Zione yang mulai emosi. Namun dengan cepat ia menghentikan tawanya. Ini, sesuatu yang tak beres kembali terasa.

"Jangan bilang kau membunuh Urania saat aku tak ada." tuduh Rezeef dengan nada dingin dan terganggu. Sementara Zione, pria itu nampak berusaha mengontrol emosinya.

"Kau bicara sesukamu." kata Zione tak terima dengan tuduhan Rezeef. "Lagipula, ini masalah ku dan urusanku. Kau tidak perlu ikut campur." imbuh Zione.

"Zione... pria paling menyedihkan." Rezeef terlihat tak lagi bersemangat dan menatap Zione dengan malas. Sesungguhnya, hiburan tersendiri baginya karena Urania datang ke Viontine, hanya saja sekarang hiburannya sudah pergi rupanya. Dan ia bisa tebak ini karena Si Bodoh Apatis bernama Zione Bavaria Viontine. "Kau menyingkirkan hiburanku. Benar-benar tidak asyik dan menyebalkan." Setelah itu, Rezeef meninggalkan ruangan Zione dengan diakhiri bantingan keras pada pintu ruang kerja Zione, membuat Zione mengepalkan tangannya geram.

***

Urania melepaskan penutup wajah yang ia kenakan saat ke pasar. Jujur sekali ia lelah dan merasa sumpek memakai kain hitam kemana-mana, tapi Luca yang mengatakan ini, supaya ia tidak berkeliaran dengan mengumbar identitasnya. Saat ini, semua orang tidak tahu kalau Urania menghilang. Dan bisa jadi penculik Urania masih berkeliaran. Yang tidak diketahui oleh Luca, bahwa Viscount dan putrinya sudah ditangkap oleh Zione.

The Villainess Just Want to Die PeacefullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang