45. Sword

5.2K 555 16
                                    

Selamat membaca. Jgn lupa vote dan komen.

***

Aktivitas warga yang berada di pesisir pantai dan dermaga dihentikan setelah adanya serangan dari laut yang tidak disangka-sangka. Beruntung, Rezeef dan Komandan ksatria Viontine, Harold Sherty, berhasil memukul mundur mereka hingga menjauhi dermaga dan pantai. Pasukan ksatria sihir elemen segera bersiap di posisi masing-masing untuk menghadang belasan kapal kerajaan musuh yang siap menggempur sisi utara Rehimione.

Di sisi lain, Zione dan rombongannya tengah dalam perjalanan. Banyaknya prajurit yang tidak menunggang kuda memang menyulitkan mereka, sehingga rombongan dibagi dua kelompok. Baron Silka akan memimpin anggotanya, sedangkan Zione sendiri akan bergegas ke utara dengan pasukannya yang menunggang kuda. Urania bersyukur dirinya akan terbebas dari Zione, namun sepertinya rasa syukur itu tak bertahan lama karena tubuhnya tiba-tiba melayang dan mendarat di atas punggung kuda. Urania menoleh ke sisi kanan, dada bidang dan leher Zione yang tertutup zirah membuatnya salah fokus. Tapi apa ini?

"Tuan! Saya harus bergabung bersama dengan rombongan Baron Silka."

"Tutup mulutmu, aku tidak punya banyak waktu."

Bibir Urania terkunci karena Zione menghentak kakinya dan membuat kuda berlari dengan kencang. Ia terpaksa berpegagan dengan kedua tangan pada pria ini jika tidak ingin jatuh dan mati terinjak-injak kuda di belakang sana.

Hanya istirahat sebanyak dua kali, itupun hanya untuk makan dan mengistirahatkan kuda-kuda mereka, pasukan Zione bergegas melanjutkan perjalanan. Urania tidak sempat berpikir banyak hal, ia hanya secara naluriah mengikuti gerakan Zione dan memaksa tubuhnya bergerak lebih cepat lagi dari sebelumnya.

Perjalanan yang harusnya ditempuh selama 3 hari, mereka persingkat hingga hanya menempuh waktu selama 2 hari. Tiba melalui jalan pintas, Zione melihat kekacauan yang ditimbulkan akibat peperangan mendadak ini. Beruntung Hugo dan yang lainnya sudah mengevakuasi para penduduk yang tinggal di sana dan para bangsawan juga turut mengerahkan pasukannya. Urania turun dari kereta kuda sebelum Zione turun. Para ksatria segera menempatkan diri di posisi masing-masing. Zione menghampiri Karez yang ternyata sudah tiba di Surez.

"Bagaimana statusnya saat ini?"

"Kapal kerajaan Terano menerobos pertahanan laut kita." kata Karez.

"Sudah dipastikan? Bukan Rospel?" Karez menggeleng. Rospel memang kerap menyerang, akan tetapi serangan mereka diakibatkan oleh adu domba yang dilakukan Terano selama ini. Situasi di Rospel sedang tak baik-baik saja karena Raja mereka yang baru meningkatkan pajak bagi rakyat miskin dan beberapa bangsawan tengah gelisah. Fraksi bangsawan kalah dengan fraksi kerajaan sehingga beberapa bangsawan yang menentang Raja rencananya akan dihukum gantung. Untuk itu, Rospel tidak memiliki waktu menantang perang kerajaan lain.

Zione mengangguk paham. Artinya, alih-alih memakai tangan Rospel lagi, Terano memilih untuk menggunakan tangannya sendiri sekarang. Tapi bagaimana bisa Terano mengetahui jadwal ekspedisi yang ia pimpin? Selama bertahun-tahun, ekspedisi telah dilakukan. Bergantian setiap jadwalnya. Karena menjadi kegiatan rutin setelah perang berakhir, maka siapa saja yang memimpin sudah terjadwal. Dan, kebetulan bulan ini Zione yang memimpin. Agenda yang harusnya hanya diketahui oleh bagian internal kerajaan, mengapa bisa diketahui oleh orang luar?

"Saat ini Archmage sedang berada di tengah laut bersama dengan para penyihir lainnya." kata Karez, membuyarkan lamunan Zione. Akan tetapi, tak lama setelah itu, terdengar seruan dari arah barat Surez.

"Kita diserang dari darat juga. Semuanya bersiap!" seru Zione.

Urania melihat situasi sekitar. Iya, dia memang sudah berlatih dengan giat demi lolos di ekspedisi kali ini. Ia juga berharap dapat setidaknya mati di tangan musuh, akan tetapi situasi chaos yang terjadi karena serangan mendadak dan pengepungan tidak pernah ada dalam benaknya. Ia kebingungan. Seperti tersesat dan hilang arah. Zione menyerukan supaya para ksatria bersiap menghadapi serangan, sedangkan dirinya? Dirinya hanya kebingungan melihat semua orang mulai bergerak. Akhirnya Urania tertinggal di belakang dengan menggenggam pedangnya.

The Villainess Just Want to Die PeacefullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang