23. Theft

6.9K 624 13
                                    

Selamat membaca. Jgn lupa vote dan komen.

***

"Kau konsisten menghindariku selama dua hari ini." Zione menyandarkan punggungnya pada tiang ranjang Urania. Tiba-tiba saja pria ini sudah berdiri di sana, mengejutkan Urania. Ini sudah pukul 9 malam lebih. Urania hendak tidur dan Cassy juga sudah kembali ke tempatnya.

Tak jadi berbaring, Urania kembali duduk. Gadis itu menatap ke arah Zione yang memasang ekspresi datar seperti biasanya.

"Saya mau tidur, sebaiknya bicara besok saja."

"Besok aku akan ke Surez. Sebaiknya kau ikut."

"Untuk apa?" Zione menegakkan tubuhnya. Itu bukan hal yang ingin ia bicarakan dengan Urania sekarang. Yang ingin ia ketahui adalah bagaimana bisa Urania memiliki kekuatan suci secara tiba-tiba. Seharusnya kuil suci pasti sudah tahu lebih dulu jika gadis ini punya kekuatan suci. Mereka juga pasti akan menahan Urania di kuil, dan menjadikannya saintess. Tapi ini... tidak, dan sepertinya memang benar kata Eroz. Urania baru mengetahuinya.

"Kau punya riwayat mengkonsumsi racun. Lalu kau juga ternyata dapat menggunakan pedang. Urania, apa benar kau Putri Marquess Shalvione seperti yang orang-orang katakan?" tanya Zione.

"Tentu saja. Memang benar saya tidak berguna kan? Seperti kata Tuan juga. Tapi Tuan jangan lupa perjanjian kita waktu itu." Zione memicing. Ia tidak suka ketika Urania mengalihkan topik pembicaraan.

"Soal perjanjian, aku tidak ingin membahasnya. Tapi apa tujuanmu menyembunyikan kekuatan sucimu? Dan bakat berpedangmu?"

Urania menggeleng.

"Saya tidak punya bakat." Buktinya Urania mati karena tubuhnya rusak. Urania bisa karena ia banyak berlatih. Urania tidak punya bakat berpedang. Dan Urania tidak menyembunyikan kekuatan sucinya.

"Saya tidak punya bakat berpedang seperti Tuan Archduke. Saya juga tidak menyembunyikan kekuatan suci saya. Saya bisa menggunakan pedang karena saya mati-matian mengayunkannya hingga tangan saya hampir patah. Dan saya hampir mati jika tidak mengeluarkan racun yang ada di tubuh saya, yang ternyata membuat kekuatan suci itu terperangkap di dalam tubuh saya." jelas Urania.

"Kenapa? Anda berubah pikiran? Wah, ternyata Urania berguna juga. Seperti itu?" sindir Urania. Zione tak mengatakan apapun selama beberapa saat.

"Tapi, saya tetap tidak berubah pikiran. Saya tetap akan meminta cerai." Mendengar itu, Zione mendengus.

"Kau tidak perlu merasa terlalu percaya diri. Aku juga tidak membutuhkan semua itu. Aku tidak berubah pikiran. Jadi jangan khawatir, kita akan bercerai setelah 1 tahun." Zione meninggalkan Urania. Melirik sekilas ke arah panther hitam yang menatapnya tajam. Zione merasa tidak rela lambang keluarga Viontine lebih memilih Urania yang merupakan orang luar daripada dirinya.

Urania menghela napas. Syukurlah karena Zione tidak berubah pikiran. Ia sempat khawatir bahwa pria itu akan menahannya. Tapi untungnya tidak. Urania bisa hidup bebas setelah bercerai.

***

Kota Surez di ujung utara Viontine. Meski hampir 60 persen wilayahnya  berupa ladang gandum, tapi kota ini ternyata juga terkenal dengan kedai-kedainya yang menyajikan makanan lezat. Ditambah, anggur dari Surez juga memiliki cita rasa unik yang nikmat.

Hari ini, Urania menemani Zione berkunjung ke Surez. Memastikan bahwa persediaan bibit aman untuk musim tanam beberapa minggu lagi. Selain mengunjungi beberapa lumbung, Zione juga melihat ke kebun-kebun sayur yang mulai tumbuh bibitnya. Musim semi memang yang paling indah, dan Urania setuju. Ia bisa melihat lahan yang sangat luas ditanami berbagai macam sayuran. Seperti tinggal di desa.

The Villainess Just Want to Die PeacefullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang