Rafani Azahra, kini iya berada di suatu tempat yang sangat indah. dimana di sebelah kiri dan kanannya di penuhi oleh rerumputan hijau dan bunga-bunga serta di tengahnya ada pohon besar yang berhadapan langsung dengan danau.
Rafani menatap tempat ini dengan diam, iya merasakan kenyamanan di tempat ini. iya pun berjalan ke arah tengah di mana ada sebuah kursi yang tertutup oleh pohon yang tinggi dengan berhadapan dengan danau.
Rafani berjalan ke arah kursi dan duduk di sana sambil menatap danau dengan tatapan datar. iya tentu ingat apa yang terjadi namun iya masih kaget kenapa iya bisa ada di sini.
"apa gue udah mati."gumam nya pelan.
"tapi gue ada di mana, ya kali di surga? Dosa gue bejibun banyak nya."gruntu Rafani, gadis itu mendongakkan kepala nya ke atas.
"giman keadaan ayah, mama sama Clara ya."
"pasti mereka lagi nungguin gue, arghh, sial kenapa gue harus kecelakaan sih."ucap Rafani misuh-misuh iya menatap sendu pemandangan didepan nya.
tiba-tiba iya terdiam di kala mendengar suara seseorang, namun tak ada yang berbicara iya terus menoleh kiri dan kanan guna mencari siapa yang berbicara namun sepi iya hanya sendirian di sini.
"berjuang lah walaupun berat, bertahan lah walaupun sulit, bijak lah walaupun harus menerima kenyataan. adil lah walaupun menyakitkan. bangkit lah walaupun kau ingin sekali menyerah karena dunia ini kejam."
Rafani yang mendengar nya mengangkat alis nya heran."siapa."ucap nya, sambil mencari asal suara namun tidak mendapat kan jawaban yang membuat nya semakin heran.
_____________."eungh."suara lenguhan seorang gadis yang masih terbaring di atas ranjang, memecahkan kesunyian di dalam ruangan yang sedang di tempati nya.
sesaat gadis itu mengerjapkan matanya ketika matanya agak buram, iya menyesuaikan penglihatan nya dan memandang di sekitar nya dengan tatapan heran.
"kenapa gue ada disini."Gumamnya heran."bukan nya gue udah meninggal gara-gara kecelakaan itu dan ini."iya menatap ke arah sekeliling dengan kerutan di dahi, nuansa warna putih dominan di tempat nya berada, dengan berbagai macam alat yang melekat sempurna di tubuhnya.
"bukan nya gue tadi di tempat yang indah."jeda nya."apa gue belum mati."batin nya menerka-nerka, keadaan nya sekarang.
Cklekk.....
iya menoleh ketika melihat pintu kamar yang terbuka dan menampilkan sosok perempuan yang berusia sekitar 25thn dengan sebuah Napan di tangan nya yang berisi makanan dan minuman.
"no--nona Azahra sudah ba--bangun." tanya sosok itu dengan terkejut dapat dia lihat dari segi pakaian nampak sekali jika sosok yang di hadapan nya adalah seorang maid.
gadis yang di sebut azahra itu melirik bingung ke arah sosok yang memanggil nya tadi dengan tatapan heran.
"azahra."beo nya dengan suara yang bingung namun dingin.
sosok pelayan yang mendengar itu pun tersentak dan iya semakin mengeratkan pegangannya di Napan yang dibawa nya.
"i--i--iya non, ka--kan na--nama nona azahra."jawab pelayan itu dengan bergetar.
gadis yang bernama azahra itu mengubah ekspresi bingung nya menjadi ekspresi datar.
"dengar, nama saya bukan azahra! tapi nama saya itu Rafani Azahra. kamu jangan seenaknya mengganti nama saya."sentak gadis itu dengan tegas dan tatapan dingin nya.
ya bener sosok itu adalah Rafani Azahra, jujur iya heran kenapa dia bisa di sini dan ini bahkan dia juga heran kenapa namanya di ganti seenaknya. siapa yang gak marah juga kalo nama yang di kasih sang mama dan ayah nya tiba-tiba di ganti walaupun beda dikit tapi tetap dia gak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafani Azahra (End).
Teen Fictiondi larang menjiplak dalam karya orang lain, kita punya kelebihan masing-masing asal bisa berfikir luas maka pasti akan ada dorongan motivasi dalam membuat karya. ohhhh,,, ayolah menulis dan memikirkan alur tidak lah segampang itu, kita harus rela ti...