DUA LAGI MENUJU ENDING.
TERSEDIA S2 NYA! JANGAN LUPA KEPOIN PROFIL MIMIN YA.
JANGAN LUPA, VOTE! KOMEN! DAN SEBAGAINYA.
MIMIN SAYANG KALIAN 🫶🏼.
*********Sudah tiga hari berlalu paska kematian Rafani Azahra, kini semua kembali normal dengan sedikit masih masih ada rasa sedih dan terpuruk dari keluarga gadis itu, di kediaman Abraham Sudah ada belasan anak remaja dengan keluarga besar mereka masing-masing, Abraham yang benar-benar terpukul kehilangan dua putri nya sekaligus hanya bisa terdiam menerima semua takdir yang memang menguji kekuatan batin nya.
"Gibran atlentico, Aryo Vallecano." Suara tegas dengan intonasi pelan itu mengalihkan antasi semua orang yang ada di dalam ruangan itu. Mereka semua kompak menoleh menatap ke arah pintu utama yang kini berdiri sosok laki-laki yang seumuran dengan Abraham menatap ke arah mereka terkejut, lebih tepatnya menatap ke arah sosok laki-laki yang sangat iya kenali.
"Abraham."
"Gilang."
"Loh, kalian saling kenal."bingung Edward menatap ke arah dua laki-laki itu.
"Dia yang membantu persalinan Dahlia yah."ujar Abraham membuat Edward mengangguk.
"Aishh,, teryata ini rumah mu."ujar Gilang mendekat.
"Hem, kau kesini ada apa! Dan di mana kau tau aku ada di sini."ucap Abraham heran.
Gilang menatap ke arah Abraham mendelik tatapannya menatap ke arah sudut ruangan di mana ada Aryo yang tengah duduk sendiri dengan menatap ponselnya.
"Aryo."
Mendengar suara menekan itu membuat laki-laki itu menoleh dan tersentak kecil ketika melihat siapa di hadapannya.
"Ayah."
"Ayah, kau sudah datang."
Semua orang terkejut teryata Aryo dan Gibran adalah anak dari Gilang Ramadhan benar-benar suatu kebetulan. Pantes saja Gibran waktu malam itu berani menjamin akan keberadaan teman-teman Aryo. Yang di bawa laki-laki itu, teryata mereka adik Kaka. Gilang menatap tajam ke Arah Gibran yang kini tengah menuruni anak tangga menatap ke arahnya dengan tatapan datar.
"Gibran, apa yang kau lakukan hah? Kenapa kau melakukan hal keji seperti itu."sentak Gilang membuat semua orang terkejut menatap ke arahnya bingung.
"Ada apa Gilang."tanya Abraham menatap ke arah laki-laki.
"Anak, ini! Sial. Dia benar-benar keterlaluan Abraham! Dia melanggar sumpahnya sebagai dokter."
"Sebenarnya ada apa ini, bicarakan baik-baik."tegas Leon membuat Gilang menoleh seraya menghela nafas pelan.
"Abraham maafkan aku."
"Eh."
"Hah."
Semua orang terkejut ketika melihat laki-laki tegas ini kini bersujud di bawah kaki Abraham membuat mereka saling tatap.
"Apa-apaan kau ini."ucap Abraham langsung meraih pundak laki-laki itu.
"Aku melakukan kesalahan terhadap mu Abraham, tidak! maksud ku? terhadap anak kembar mu."
Semua orang kembali di buat bingung, mereka mendekat menatap ke arah laki-laki itu yang kini menatap Abraham dengan tatapan penyesalan.
"Apa maksud mu Gilang."
Gilang menatap ke arah sekeliling nya yang kini menatap penuh akan tanya terhadap nya membuat nya menghela nafas, iya duduk di sofa depan menatap kelurga besar Abraham dengan tatapan bersalah nya, dan iya kembali menceritakan kejadian 18 tahun lalu yang tidak di ketahui semua orang sampai sekarang, mereka semua diam mendengarkan apa yang di bicarakan laki-laki itu Dangan raut wajah penasaran dan terkejut sekan-akan tidak percaya atas apa yang terjadi selama 18 tahun ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafani Azahra (End).
Teen Fictiondi larang menjiplak dalam karya orang lain, kita punya kelebihan masing-masing asal bisa berfikir luas maka pasti akan ada dorongan motivasi dalam membuat karya. ohhhh,,, ayolah menulis dan memikirkan alur tidak lah segampang itu, kita harus rela ti...