kemarahan akila.

100 5 0
                                    

saat ini di bandara Soekarno Hatta, sudah ada Edward, Eliza, Leon, Johan berserta anak muda yang lain nya, kini mereka sudah siap akan penerbangan ke eropa dan hanya menunggu beberapa menit aja.

"sayang kamu ingat, mulai sekarang harus berhati-hati. kalo dah sampai kabarin Oma."ucap Eliza memeluk Rafani, Rafani mengangguk.

"Leon jaga cucu-cucu ku."ucap Edward menatap ke arah Leon yang di balas anggukan kecil.

"ya udah ayoo pesawat kita akan segera lepas landas."ucap Johan menatap ke arah pergelangannya yang terdapat jam berwarna silver dengan logo Paris, yang kini menunjukkan pukul 14:15. semua orang mengangguk Rafani, Devi dan Akila menatap ke arah Edward dan Eliza lalu memeluk mereka bergantian.

"giovan jaga cucuku."ucap Edward kepada Giovan.

"baik tuan."ucap giovan menatap sang tuan nya. dan tak beberapa lama, Leon berjalan terlebih dahulu di susul Johan dan ceshen, di belakang nya ada Rafani, Akila dan Devi juga Giovan meninggalkan Edward dan Eliza yang menatap kepergian mereka dengan sendu.

"rumah kita sepi lagi."ucap Eliza menatap ke arah sang suami dengan tatapan sendu Edward yang mendengar itu merangkul istrinya.

"akan ada saat nya kita menyusul mereka."ucap Edward yang di angguki Eliza dan setelahnya mereka pun berbalik untuk pulang.

Eropa.

saat ini di bandara Eropa, semua orang terdiam menatap tujuh orang yang berjalan dengan aura yang sangat mendominasi di mana empat laki-laki dan tiga perempuan.

di depan mereka sudah ada sosok dua laki-laki yang memiliki umur sekitar 50an dan yang satunya 40an yang memakai kacamata hitam dan masker hitam nya jangan lupakan jas hitam yang menandakan jika mereka orang pengusaha berjalan dengan angkuhnya.

di susul dengan tiga orang gadis yang berjalan tak kalah angkuh nya di belakang mereka dengan di sebelah kanan, ada sosok gadis yang memakai rok selutut baju kaos warna putih tas di sandang, dengan memakai kacamata hitam dan masker hitam jangan lupakan topi yang menutupi wajah nya. sedangkan di sebelah kirinya juga ada sosok gadis yang berjalan dengan angkuh. iya memakai celana sepaha memakai kaos warna hitam kacamata dan masker juga topi yang berwarna hitam. sosok yang di tengah yang paling banyak di perhatikan orang di mana sosok itu berjalan dengan angkuhnya, jangan lupakan tatapan tajamnya yang tidak tertutup oleh topi. sosok itu memakai celana jeans berwarna hitam baju berwarna hitam dan juga Hoodie hitam di samping bahu nya sudah ada menggantung tas ransel berwarna hitam. di belakang mereka sudah ada dua laki-laki remaja yang sepertinya seumuran dengan mereka seakan-akan para perempuan itu di lindungi oleh para laki-laki disana.

mereka kini jadi sorotan orang-orang yang menatap mereka takjub sampai di mana orang-orang tersebut berhenti di lobby secara bersamaan, di mana sudah ada empat mobil yang terparkir di sana. Yang sudah ada beberapa bodyguard di masing-masing mobil.

"ayah apa ayah mau ikut Johan kekantor."ucap Johan berhenti menatap ayah nya yang mengangguk.

"ceshen kamu antar sepupu mu dan juga Akila untuk Rafani kamu sama Giovan kan."ucap Leon menatap ke arah cucu-cucunya itu mereka semua kompak mengangguk.

"giovan jaga cucuku."ucap Leon, Giovan yang mendengar nya mengangguk dan setelahnya Leon dan Johan masuk ke dalam mobil berwarna hitam yang sudah di buka kan oleh bodyguard ayah ceshen.

"kita kumpul di sekolah ya fan."ucap Akila dan Devi menatap ke arah rafani yang mengangguk.

"ok, besok tunggu aja di parkiran."ucap Rafani mereka pun mengangguk.

"kita pulang dulu, Giovan jaga baik-baik sahabat gue awas aja kenapa-kenapa."ancam Devi galak Giovan yang melihat nya menahan senyum gemas, Rafani dan Akila yang melihat itu geleng-geleng kepala.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang