Pukul 17:55. Rafani melangkah menuruni satu persatu undakan tangga, tatapan nya menyorot datar ke arah beberapa orang yang sudah stayy di ruang tamu dengan pakaian rapi, Rafani yang melihat itu menghentikan langkahnya sejenak. Iya menggaruk pelipis nya sekilas.
"Lo mau balik, atau mau ke pantai."ujar akila, kala melihat pakaian Rafani yang terbilang cukup santai.
"Loh, koper kamu mana sayang."tanya Eliza menatap heran ke arah sang cucu.
"Penerbangan di undur."
Doengggg...
Bak kek orang linglung, semua orang yang berada di ruang tamu menatap tak percaya ke arah Rafani. akila, Devi, Giovan, ceshen, Johan berserta Leon yang sudah rapi dengan koper masing-masing, mereka menatap Rafani dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Wahh,, ngajak ribut? Maksudnya apa."kesal akila yang kini berjalan mendekat ke arah Rafani.
"CK, Dila barusan kasih tau gue! Penerbangan nya di tunda jadi besok siang."jelas Rafani.
"Wahhh,, kacau Lo Ra? Kita dah rapi ini."ucap Devi yang kini sudah misuh-misuh.
"Ya, ya mana gue tau anjirr,, tanya aja Sono sama si Dila."ucap Rafani yang lepas tangan.
"Aishhh,, gak lucu gila."kesal akila yang kini menghentakkan kakinya.
"Gini aja deh, kita pergi buat rubah penampilan gimana, kan kemaren gak sempet, semua."usul Devi membuat mata akila berbinar.
"Setuju, Lo kalo nolak gue kubur."sakras Akila membuat Rafani cemberut.
"Hem, gue siap-siap dulu."ucap Rafani yang kini melangkah menaiki anak tangga.
Akila yang melihat itu menatap Devi seraya tersenyum miring." Lo berdua ikut."ucap Devi menatap Giovan dan ceshen bergantian.
"Saya gak bisa."ucap giovan.
"Opa."adu Devi menatap ke arah Leon yang kini menghela nafas.
"Kau ikut lah Giovan, itung-itung jaga mereka."ucap nya membuat giovan menghela nafas.
"Baik, tuan."
Tapp..tapp..tpp..
Mereka semua menoleh menatap ke arah undakan tangga, yang kini sudah berdiri sosok gadis yang tengah berjalan melewati tangga dengan tatapan datarnya, gadis itu mengenakan celana jeans hitam, baju kaos putih yang di padukan Hoodie putih, rambut yang sengaja di gerai membuat nya terlihat cantik dengan polesan tipis di wajahnya.
"Loh, ko bawa Helm."tanya Devi kala melihat Rafani yang sudah menenteng satu helem full face nya.
"Gue pake motor."ucap Rafani.
"Gak bisa gi-."
"Mau pergi atau gak." Mulut akila tertutup rapat, gadis itu menatap Rafani dengan mendelik.
"Lo berdua naik mobil aja, si Giovan yang nyetirnya."usul Rafani membuat giovan lagi-lagi menghela nafas.
"Terus ceshen."ucap akila menoleh sekilas ke arah laki-laki dingin itu.
"Motor."
"Emm, oke deh."
"Tempat bisa."ucap Rafani menatap ke arah Giovan yang mengangguk.
Mereka semua pun kini berjalan ke arah pintu utama, Rafani melangkahkan kakinya ke arah motor CBR 150R berwarna merah miliknya, begitu pun dengan ceshen yang kini sudah berada di atas motor sport berwarna hitam miliknya, Giovan dan Devi berserta akila sudah pergi menggunakan mobil Lamborghini berwarna kuning milik Eliza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafani Azahra (End).
Teen Fictiondi larang menjiplak dalam karya orang lain, kita punya kelebihan masing-masing asal bisa berfikir luas maka pasti akan ada dorongan motivasi dalam membuat karya. ohhhh,,, ayolah menulis dan memikirkan alur tidak lah segampang itu, kita harus rela ti...