kilas 18 tahun lalu.

135 4 0
                                    

"jadi aku akan tetap kehilangan satu putri ku."Gumam Abraham pelan, Rafani yang mendengar itu menatap ke arah ayah nya.

"ayah, saat nya kalian menjelaskan semuanya."ucap Rafani duduk di samping ayah nya.

"baiklah kami akan menjelaskan semuanya."ucap Abraham mengangguk menatap sang ayah yang juga mengangguk. Rafani dapat melihat sosok laki-laki tua kini duduk menegak setelah menghapus air mata nya tadi.

"Rafani karena sekarang di tubuh cucu bungsu ku adalah kamu sayang jadi opa memanggil mu dengan jiwa mu sebelum nya, kamu mungkin tidak tau saya dan istri saya siapa, perkenalkan saya Edward Snowden Abrahamovic dan ini istri opa bernama Elizabeth Taylor Johnson Abrahamovic Oma kamu. kami adalah orang tua dari ayah kamu setifen Abraham. "ucap Edward Rafani yang mendengar nya tenganga.

"ja- jadi Fani betulan punya kekek dan nenek."ucap Rafani menatap kedua orang tuanya yang mengangguk.

"kami akan menjelaskan semuanya dari awal, dan kami minta maaf gak bisa menjaga kalian sampai-sampai keluarga Abraham terpecah belah."ucap Edward yang di angguki oleh yang lain.

Flashback on.

18tahun yang lalu.

di sebuah rumah yang sangat mewah semua orang terlihat sangat bahagia di rumah itu sebab sudah terlahir bayi kembar yang sangat cantik yang melengkapi keluarga Abraham.

"selamat atas kelahiran bayi kembarmu setifen Abraham."ucap seseorang.

"terimakasih sahabat ku, aku tidak akan lupa dengan niat baik mu yang sudah mau menolong istri ku untuk membawa nya ke rumah sakit untuk melahirkan buah hati ku. jika tidak ada kamu aku bahkan tidak tau akan seperti apa."Ucap seseorang yang tersenyum ke arah sang sahabat.

"tidak perlu seperti itu Abraham, tidak ada kata terimakasih bukan untuk sahabat."ucap sosok itu tersenyum ke arah Abraham.

tak lama pembicaraan mereka terhenti di kala kedatangan sosok laki-laki yang sudah berumur.

"Abraham temui lah istri mu, dia ingin berbicara dengan mu."ucap nya yang langsung di angguki oleh sang anak ya itu Abraham.

"baik ayah aku pamit, baik lah Arsenal aku tidak bisa menemani mu lebih lama istri ku mencari ku."ucap nya kepada sang sahabat yang di angguki oleh nya.

"ah, tidak apa kau temui lah dulu istri mu."ucap sosok yang tak lain adalah Arsenal.

"kau tunggu saja di sini anggap lah sebagai rumah mu."ucap nya yang berlalu pergi yang di angguki Ramah oleh Arsenal.

sepeninggalan Abraham di ruang tamu, sosok laki-laki yang tak lain adalah ayah nya Abraham menatap Arsenal yang kini menampilkan senyum nya. Edward melihat nya menatap Arsenal ayah kandung zela itu dengan sinis.

"apa kamu masih tidak punya rasa malu Arsenal."ucap dingin Edward menatap sahabat anak nya tak suka.

"selama kau tak buka mulut aku akan aman pak tua."ucap Arsenal menatap Edward tersenyum tipis.

"apa kau tak takut, jika Abraham tau apa yang kau lakukan terhadap anak nya, dan apa kau tak takut jika Abraham marah besar terhadap mu."ucap Edward.

"jika anda lupa bahwa hanya saya yang dia percayai tuan Edward."ucap Arsenal tersenyum mengejek.

Edward menatap Arsenal dengan tajam, Arsenal yang melihat amarah yang tertahan itu pun tersenyum puas.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang