ketua dark Deon.

165 6 0
                                    

Rafani mengerjapkan matanya perlahan, melihat sekeliling kamar nya yang sudah mulai gelap dengan cahaya jingga yang sudah ingin tenggelam, iya mantap ke arah jam dinding yang memperlihatkan bahwa sekarang sudah pukul 18:00. iya pun bangkit dari tidurnya dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

setelah selesai beberapa menit iya keluar dari kamar mandi dengan setelan piyama tidur, gadis itu pun berjalan ke arah ranjang ketika sudah mengeringkan rambut nya dengan Hair Dryer. Rafani bersandar di kepala ranjang dan mengambil handphone nya mencari kontak yang bernama Dila.

setelah ketemu iya memencet tombol panggilan beberapa saat berdering akhirnya sambungan telepon pun di angkat oleh seseorang.

"halo azahra, kamu kemana aja sih? banyak berkas yang harus kamu tanda tangani, malah kamu nya yang ngilang Kaka capek tau ngurus semua ini, mana harus meeting kesana kesini."cerocos bila serontak Rafani yang mendengar suara itu pun mendelik dan menjauh kan handphone nya, jaga-jaga telinga nya agar tidak terkena masalah. iya menatap nanar nama yang ada di ponsel itu dengan menghela nafas.

"CK,, cerewet banget sih."batin Rafani menatap nama dila itu.

"iya iya, ya elah? bisa sabar gak sih Lo kak. gue lagi ada masalah kemaren."ucap Rafani, sosok Dila yang mendengar nada bicara azahra yang berbeda pun terkejut.

"wahh asem,, udah berani ya ngomong gak sopan sama Kaka hah."kesel Dila, Rafani yang mendengar nya pun mendelik.

"iya iya kak maaf, besok deh azahra ke sana Kemaren betul-betul ada urusan lain."ucap Rafani, iya malas juga berbicara harus seperti azahra apa lagi sama si Dila yang cerewet minta ampun.

sebelum Dila mengatakan sesuatu tanpa pikir lagi Rafani pun langsung mematikan sambungan telepon tersebut bodo amat lah sama Dila nanti yang akan memberikan pidato padanya.
____________.

Rafani tengah melamun di jendela balkon nya, gadis itu tengah memikirkan apa rencana selanjutnya, ketika iya menoleh ke arah dinding yang menampilkan pukul 19:15 iya pun tersenyum tipis dan beranjak dari tempat tidur nya.

"gue bakal bikin heboh lagi nih rumah."Gumam nya sambil keluar dari dalam kamar guna mau ke bawah tempat meja makan. saat sampai di bawah Rafani menatap keluarga azahra dengan senyum miring.

"wahh kalian makan gak ngajak-ngajak, yah gak asik."ucap Rafani saat tiba di tempat meja makan yang sudah terdapat keluarga nya di sana.

Rafani pun berjalan ke arah kursi samping zela dan menarik kursi itu setelah nya duduk di sana Tanpa memperdulikan tatapan sinis dari ayah dan ibu azahra dan Velia bersama Bastian yang menikmati makanan mereka, tanpa perduli akan apa yang terjadi selanjutnya.

"saya kan sudah bilang jangan makan di sini apa kamu tidak dengar apa yang saya ucap kan."bentak Arsenal menatap tajam ke arah rafani.

Velia mengambil paha ayam dan meletakkan kannya di piring Rafani yang di terima oleh Rafani dengan senang hati.

"apa yang kamu lakukan Velia."bentak Arsenal menatap putri pertamanya tajam.

"hanya berbuat baik dan berusaha tersadar dari sifat lama maybe."ucap Velia acuh Tanpa takut akan tatapan sang ayah.

Arsenal menatap putri pertamanya nyalang."Velia jangan ikut-ikutan jadi anak yang pembangkang kamu, dasar anak tak tau diri."ucap Arsenal marah.

"cih,, sama-sama anak yang tak tau diri."sinis nimas menatap ke arah Velia.

Tingg..

Brakkk...

Velia menghempaskan sendok ke piring nya dan menggebrak meja menatap ke arah Arsenal dengan tatapan muak. iya melempar tatapan tajam ke arah Arsenal, nimas, dan juga zela dan kini beralih menatap benci ke arah nimas.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang