sisi Arora.

163 7 0
                                    

di sisi lain sebuah mobil sport BMW 18 berwarna merah dengan dipadukan warna Hitam, mobil itu di Kendari oleh dua orang dengan yang membawa nya adalah ceshen. ya itu adalah mobil ceshen yang di samping nya sudah ada Aryan. saat di lampu merah mobil yang di Kendari oleh ceshen berhenti tepat di samping mobil sport berwarna merah bercorak hitam, Aryan yang mengenali mobil itu pun sepontan berucap.

"eh, sen itu kek nya mobil azahra gak sih, bisa-bisanya mobil Lo sama kek punya dia? Gak ada niatan mau modif ulang."tutur Aryan, sedangkan ceshen yang mendengar nya pun menoleh ke arah samping. mencoba menajamkan penglihatan nya namun karena kaca mobil itu terlalu hitam iya pun mengangkat bahu acuh. Aryan yang melihat itu pun langsung bungkam mengalihkan pandangan nya ke arah depan. saat lampu hijau, mobil merah bercorak hitam itu melaju pesat yang di ikuti oleh ceshen dari belakang karena mengingat arah tujuan nya sama. saat sampai di depan lapangan basket ceshen memberhentikan mobilnya dan menyuruh Aryan turun.

"turun Lo."ucap nya datar.

"lah buset, Lo gak jadi main apa gimna."ucap Aryan menatap ceshen heran.

"CK, entar gue nyusul gue ada kerjaan."ucap nya lagi menatap tajam ke arah Aryan , sedangkan Aryan yang melihat itu pun cemberut dan keluar, setelah Aryan keluar ceshen langsung melanjutkan mobil nya mengikuti mobil merah tadi.

Aryan menatap nanar mobil ceshen sambil berdecak pinggang."CK , aneh banget dah tu anak."ucap nya dan langsung masuk ke dalam lapangan.
___________.

Di sisi lain, Rafani iya keluar dari dalam mobil dengan tatapan tajam menatap ke arah beberapa orang berbadan kekar di hadapannya.

"nona bisa anda keluar kan nona kami."ucap salah satu nya dengan ramah.

"jika gue gak mau Lo pada mau apa."ucap rafani dengan senyuman nya.

"anda jangan main-main sama kita nona."ucap di antaranya.

"owhh,, tentu main-main itu bukan nya hal yang menyenangkan."ucap Rafani sambil berjalan ke arah mereka, sedangkan mereka yang merasa di permainkan pun marah.

"nona,, anda sebaiknya suruh nona kami keluar sebelum anda kami hajar."ucap yang satu nya lagi yang kini menatap Rafani nyalang.

"kalo gue gak mau gimna."

sosok laki-laki sangar yang di yakini Rafani adalah ketua nya pun menatap Rafani dengan kilatan tajam.

"kurang ajar, serang dia."ucap orang itu, Rafani yang menatap satu demi satu ada yang ingin menyerang nya pun langsung menekan tombol pengunci mobil biar sewaktu-waktu sisi gak keluar atau ketangkep.

kini Rafani melawan 6 orang suruhan ayah nya sisi, iya menerjang, memukul, bahkan memelintir dan sebagainya. tak membutuhkan waktu lama sekitar lebih 10 menit orang itu dah tumbang, Rafani yang melihat itu tersenyum senang berbeda dengan sisi yang sudah melongo tak percaya.

"ka- kapan azahra bisa bela diri."Gumam nya terkejut.

satu di antara orang itu maju dan ingin menendang Rafani dari samping, namun Rafani serontak menahan kaki nya dan memukul di bagian tulang kering orang itu, dengan siku nya tak sampe di sana. iya pun menendang pinggang orang itu dengan keras yang membuat nya berteriak kesakitan.

"kurang ajar."ucap teman nya yang melihat itu menatap Rafani dengan tajam.

satu di antara mereka berdiri dengan memegang pisau, Rafani yang melihat itu menatap nya datar berbeda dengan sisi yang sudah membekap mulut nya.

orang itu mau menggores kan nya di pipi Rafani tapi tangan orang itu sudah di tahan oleh tangan Rafani Tampa berlama-lama Rafani langsung menonjok muka orang itu dua kali dan beralih menendang perutnya, Rafani pun berputar dan membelakangi orang itu dengan tangan orang itu masih berada di tangan nya. mengangkat badannya dan menghempaskan tubuhnya ke aspal yang membuat nya tak bisa berkutik sama sekali.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang