berkumpul.

133 5 0
                                    

setelah menceritakan banyak nya kisah, yang membuat kesalahpahaman dan perpisahan. kini mereka pun berkumpul di ruangan itu dengan terus membicarakan soal perjalanan Rafani dan juga perjalanan sulit azahra yang di beritahukan oleh Akila dan Devi, yang netobe nya tau banyak soal azahra. namun pembicaraan mereka terhenti ketika mendengar suara bariton seseorang.

"wehh,, brooo, maaf gue telat. Tadi  nungguin anak gue dulu? baru bisa terbang ke sini sekalian dia mau urus bisnis nya."ucap seseorang itu yang melangkah senang ke arah Abraham yang di sambut oleh Abraham dengan senang.

sedangkan Eliza, Edward, Leon, Devi, menatap nya pun menepuk jidatnya tak habis pikir dengan kelakuan orang itu, sedangkan sosok di belakang yang masih muda mendengar ucapan ayah nya mendengus sebel.

"santai lah Johan."ucap Abraham merangkul sahabat nya itu.

Rafani yang mengenal nama sekaligus suara itu tersentak kaget, iya menoleh ke arah sosok itu dan sedetik kemudian matanya membalak ketika melihat siapa sosok itu.

"WOOOOAAAAAA, TITISAN DAKJAL."teriak Rafani bangkit dari duduknya menatap sosok Johan.

sedangkan orang lain yang mendengar suara teriakan Rafani pun terlompat kecil begitu juga dengan Johan yang langsung termundur.

"apa maksud mu Rafani."ucap Abraham yang melihat Rafani dengan kilatan tajam, Rafani yang melihat ayahnya yang merah pun hanya menatap nya polos apa salah nya pikirnya.

YA IYA LAH SALAH DODOL, LO KAN MANGGIL TEMAN BOKAP LO DAKJAL.😑

"ehh,, ayah aku cuma manggil o-."ucapan Rafani terpotong ketika mendengar suara Johan.

"WOOOOAAAA, ANJENG KAMU TITISAN IBLIS." Bagai tidak ada rasa hormat antar yang muda dan yang tua, ucapan Johan tak kalah heboh semua orang yang berada di sana kembali melongo, mendengar nya berbeda dengan rafani yang tersenyum tipis di saat sosok itu mengingat nama ejekan mereka.

"apa maksud kalian."sentak Leon yang berdiri menatap anak dan juga cucu sahabat nya dengan dingin, Rafani yang merasakan aura itu tersentak.

"ahh ayah, tidak apa? aku hanya ingat jika ini adalah julukan ku dengan akan didik ku Rafani."ucap Johan yang mulai melangkah ke arah sofa di ikuti Abraham dan sosok anak muda.

"apa maksud mu Johan."Gumam Edward, yang kembali di bingungkan akan di balik keluarga nya.

"iya anak didik ku ra-."Johan menghentikan ucapan nya, saat mengingat sosok gadis tengik itu. serontak menoleh ke arah azahra dengan mata yang tajam semua orang melihat nya terkejut.

"siapa kamu hah, kenapa kamu bisa tau julukan itu."bentak Johan menatap tajam Rafani. Rafani yang melihat itu agak tersentak namun kemudian iya hanya diam sambil menatap mata Johan yang kini menatap ke arahnya seolah-olah mau membunuh nya.

"hentikan Johan, itu putri ku."ucap Abraham, Johan pun menatap Abraham.

"eh,, apakah ini putri bungsu mu Abraham adik nya Rafani."ucap Johan yang di angguki oleh Abraham.

"tapi kenapa dia bisa tau nama rahasia itu."Gumam pelan Johan yang dapat di dengar oleh Rafani dan satu orang lagi.

"CK, jika kau bertemu dengan kedelai dan kuda pilih lah kedelai, walaupun kau tau jika kedelai jauh lebih penipu dari pada kuda."ucap Rafani santai Johan yang mendengar nya terkejut iya menoleh ke arah rafani.

"ka--kamu siapa, kamu? kenapa kamu tau kunci rahasia ku dengan anak tengik itu."ucap Johan tak percaya Rafani yang melihat itu mendengus.

"apa maksud mu Johan, apa bisa kau menjelaskan semuanya."ucap Leon, Johan yang mendengar itu pun menatap ayahnya.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang