ketahuan.

92 5 0
                                    

saat ini di ruangan yang sangat gelap dan sempit, hanya ada pencahayaan yang berasal dari jendela kecil yang terdapat di ruangan itu, membuat ruangan itu terlihat remang-remang. Hari yang mulai gelap mengingat sudah menunjukkan pukul 17:30. di ruangan itu sudah ada sisi dan juga Rafani, yang kini duduk dengan diam sambil menatap sosok laki-laki yang masih terbaring di depan mereka.
sisi menoleh ke arah Rafani yang sedari tadi diam. iya hanya berbicara saat memberikan nya tugas.

"Ra? soal Zidan gimana."ucap sisi menatap ke arah rafani yang kini fokus menatap beberapa berkas yang di kirim Dila di ponsel nya.

"gimana kaya mana."ucap Rafani Tanpa menatap sisi.

"ya gue tau, kalian pasti belum selesai kan. apa lagi pagi tadi Lo langsung pergi di saat zidan masih shock tentu nya."ucap sisi.

"gue gak ada berhak untuk maksa dia buat mengingat gue sekarang. batas gue cuma sampai situ! sisa nya gue biarin dia tenang dan liat gimna kelanjutan nya?"ucap Rafani, sisi yang mendengar nya hanya diam.

"semuanya udah beres."ucap Rafani datar.

"udah di sana sudah ada kak Dila."ucap sisi yang di angguki oleh Rafani.

"gue gak tau tapi kita gak bisa buang-buang waktu lagi sekarang, walaupun bakal kebongkar intinya gue bisa melindungi orang yang terlibat dalam ini semua."ucap Rafani, sisi yang mendengar nya tertegun.

"Lo baik."

"biak dari mana."

"Lo baik mau lindungi orang lain Ra. sedangkan di sini! jelas-jelas dari awal keluarga Lo yang terancam."ucap sisi.

"gue tau tapi karena gue! mereka juga terbawa-bawa, gue gak bisa lepas tanggung jawab."

"bukan karena Lo! tapi emang mereka yang terlalu rakus."ucap sisi.

tak berselang lama sosok yang tertidur itupun kini terbangun. iya menatap sekeliling nya yang kini gelap.

"selamat datang tuan Abimana."ucap Rafani dengan dingin dan memencet tombol yang menghubungkan lampu di ruangan itu.

sosok yang tak lain adalah Abimana. iya terdiam menatap dua orang sosok gadis yang kini menatap nya dengan dingin. iya menyesuaikan penglihatan nya dan berusaha untuk duduk.

"siapa kalian. "ucap nya mantap tajam ke arah sisi dan Rafani.

"apa tuan Abimana tidak mengenal kita."ucap sisi berlagak terkejut.

"kami berdua dari keluarga Alexander dan arlexsa Gustian."ucap sisi,  Abimana yang mendengar nya terkejut.

"apa mau kalian sebenarnya, lepaskan saya dasar sampah."ucap Abimana tajam. Rafani yang mendengar itu bangkit dari duduk nya! iya berjalan pelan ke arah Abimana yang kini sudah membalak kaget. Rafani yang melihat itu mengangkat alis nya sambil tersenyum tipis.

"kamu tau apa yang saya mau."ucap Rafani dingin membuat Abimana menatap nya takut.

"siapa kau dan apa mau mu."ucap Abimana, Rafani yang mendengar itu hanya terdiam.

"si."

"Oky."sisi yang paham akan kode itu pun langsung menghubungi nomor dila di laptop yang berada di depan nya, dan setelahnya di sana terpampanglah sosok gadis yang kini terbaring tak berdaya dan di sebelah nya ada Dila yang memakai jubah hitam. sisi yang melihat itu langsung mengarahkan laptop nya ke arah Abimana yang kini terkejut bukan main.

"apa yang kalian lakukan terhadap putri saya hah, kalian mau mati, berani sekali kalian."sakras Abimana.

"kita yang mati atau Lo yang mati."desis sisi yang membuat Abimana terdiam menelan ludah nya susah payah.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang