bertemu Azahra.

183 9 0
                                    

Langkah kaki Rafani mengayun pelan di ujung tangga rooftop, tatapan datar dengan sorot mata dingin itu menatap ke arah depan dengan tatapan kosong. Tangan lentik nya meraih ganggang pintu rooftop dan membukanya.

"Pliss lah Ra, kasih gue ya misi nya."

"Gak."

"Lo, kecil dari pada gue, ya elah. Gue bisa jaga diri."

"Buktinya."

"Lo kan tau, gue mau main-main doang itu, kalo dah serius bakal gue gampar atu-atu."

"Di sana kesalahan Lo."

Sosok laki-laki itu, yang mendengar penuturan dari bawah kasur nya berdecak kesal.

Iya berbaring secara tengkurap dan menongolkan kepalanya menatap ke arah bawah kasur nya, yang kini sudah ada sosok gadis berpakaian hitam yang tengah tertidur dengan tangan yang menutupi wajahnya.

Mereka tidur satu kamar, dengan beda kasur di mana ruangan itu di buat seperti asrama, dan terdapat dua kasur di atas dan di bawah.

Laki-laki itu menatap kesal gadis yang tengah terbaring itu seraya berucap." Janji deh, kalo ini gue gak main-main."bujuk nya.

Rafani termenung menatap gedung pencakar langit di sekitarnya, dengan mata yang memanas. Iya mendongakkan kepalanya menatap ke arah awan yang kini tengah mendengungkan.

"Gue orang yang pertama, yang akan mukul Lo jika ada yang ganggu Lo."

"Oh, ya? Jika orang itu Lo, gimana."

"Gue yang akan mukul diri gue sendiri."

"Gue gak akan bisa melukai Lo Ra, jika waktu itu tiba gue minta sadarkan gue."

"ARGHHHH, Lo penipu moki, Lo penipu."triak Rafani yang kini Tanpa sadar, cairan bening merembes keluar dari pelupuk matanya.

"Kenapa dia mirip dengan Lo moki kenapa, hiks?."

Rafani merosot kan tubuh nya kelantai, dengan tangan yang meremas kuat rambutnya. Gadis itu memeluk tubuh nya sendiri dengan menenggelamkan wajahnya di selah lutut nya.

Ingatan itu seketika kembali di saat iya melihat seseorang yang sangat mirip dengan seseorang di masa lalu nya membuat nya tak kuasa di saat melihat pertengkaran yang orang itu perbuat.

Pukul 16:35, mobil sport milik azahra memasuki halaman rumah arlexsa Gustian dan memarkir kannya di bagasi. Langkah nya mengayun pelan berjalan memasuki Mansion megah itu, saat iya masuk iya masih dapat mendengar suara tawa bahagia dalam rumah yang membuat Rafani menatap isi rumah itu dengan males.

Rafani terus berjalan ke arah tangga guna untuk kekamarnya, namun langkahnya terhenti di kala mendengar suara tegas seseorang yang membuat Rafani mendengus kesel.

"azahra kesini kamu."bentak Arsenal, menatap tajam Rafani.

Rafani yang mendengar nya pun menoleh dan berjalan mendekat ke arah Arsenal yang berada di ruang keluarga, iya mengangkat sebelah alis nya dengan angkuh menatap ke arah keluarga arlexsa Gustian dengan tatapan datar.

"kamu! kamu membully adik mu lagi? kamu ini Azahra adalah Kaka kenapa kamu suka sekali membully adik mu."ujar Arsenal menatap Rafani dengan tatapan datar dan tajam jangan lupakan ekspresi wajah muak nya. sedangkan Rafani iya masih diam dengan tenang menatap keluarga di hadapan nya.

"kamu ini ya, saya bicara kenapa diam aja? apa ini yang kami ajarkan sama kamu selama ini."ujar nimas menatap azahra dengan males.

Velia cllara arlexsa Gustian, diam melihat pertengkaran keluarga ini. iya sebenarnya ingin sekali melumpuhkan rasa marahnya, namun urung Ketika melihat keganjalan. saat melihat keberanian sang adik nya azahra, sekarang azahra menatap keluarga itu dengan kesal seraya berucap.

Rafani Azahra (End).Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang